Bedah NBA 2018-2019: Dinasti Tangguh Golden State Warriors

| Penulis : 

Menulis prediksi langkah Golden State Warriors musim depan sebenarnya cukup membingungkan. Kecuali Anda adalah seorang penggemar fanatik sebuah tim, rasanya kita sepakat bahwa Warriors adalah kekuatan terbaik NBA selama empat musim ke belakang dan jelang musim baru ini.

Tiga gelar juara dalam empat musim terakhir sudah menggambarkan kekuatan mereka. Belum lagi ungkapan bahwa gaya bermain yang diterapkan Warriors merubah keseluruhan gaya bermain basket di NBA hingga dunia, rasanya tak masalah menyebut Warriors adalah kiblat basket dunia saat ini.

Pun begitu, Warriors menunjukkan mentalitas terbaik sebagai seorang juara. Mentalitas untuk terus membaik dari musim ke musim, mentalitas untuk meracik kekuatan terbaik dan mempertahankannya demi sebuah dinasti. Hal tersebut mereka buktikan dengan bongkar pasang skuat yang terus mereka lakukan sejak musim pertama mereka juara.

Untuk barisan utama (starter) di awal dinasti mereka menghadirkan Andre Iguodala dan David Lee di posisi forwarda. Musim berjalan, keduanya rela melepas embel-embel starter dan memulai laga dari bangku cadangan demi dua pemain muda, Harrison Barnes dan Draymond Green. Meski Barnes kemudian kembali digeser oleh Iguodala di seri final, ia tetap menjadi bagian penting dimulainya dinasti Warriors.

                                                             Gelar pertama Durant, Foto: USA Today

Musim kedua, Warriors harus rela mengakui ketangguhan Cleveland Cavaliers dengan trio LeBron James, Kyrie Iriving, dan Kevin Love. Tembakan tiga angka Irving di satu menit terakhir laga ketujuh membuyarkan mimpi Warriors untuk menjadi juara dua musim berturut. Namun, dari seri tersebut, Warriors tahu bahwa mereka masih memiliki kekurangan terutama dalam sisi mencari lawan sepadan untuk James.

Kesadaran tersebut membawa mereka menghampiri MVP NBA musim 2013-2014, Kevin Durant, yang sedang berstatus unrestricted free agent kala itu. Gayung bersambut, Durant yang sudah memenangi segalanya kecuali gelar juara NBA juga membutuhkan Warriors sebagai jalannya ke sana. Durant bergabung, dan terbentuklah tim super Warriors dengan Stephen Curry, Klay Thompson, Durant, dan Green sebagai inti tim.

Masih mempertahankan Iguodala dan Shaun Livingston di bangku cadangan, Warriors benar-benar tampil seolah tanpa celah. Terlalu banyak opsi menyerang yang mereka miliki membuat lawan-lawan kesulitan menentukan skala prioritas penjagaan. Hasilnya, Warriors kembali ke final dua musim beruntun dan mengandaskan Cavaliers tanpa membiarkan laga ketujuh digelar. Lebih hebat, musim lalu mereka berhasil menyapu Cavaliers hanya dalam empat laga.

Dalam deretan kemenangan Warriors tersebut, satu posisi yang banyak disorot penikmat NBA adalah senter. Sejak menangani Warriors pada musim 2014-2015, Steve Kerr, mulai sering menggunakan barisan pemain dengan tubuh pendek (small line-up) untuk memudahkan gaya bermain mereka yang dinamis dan memfasilitasi penembak-penembak jitu.

Di gelar juara pertama, Andrew Bogut yang karirnya tak pernah benar-benar mentereng di NBA dianggap berperan sebagai pelengkap tim, fasilitator dengan tembok (screen) plus pengumpul rebound. Tak banyak yang mengharapkannya mencetak poin dan memang ia tak diposisikan untuk peran tersebut.

Di dua gelar terakhir, posisi senter benar-benar nyaris tak diperlukan Warriors. Pemain sekaliber Zaza Pachulia dan JaVale McGee mereka rekrut dan hanya difungsikan serupa dengan Bogut. Hasilnya, dua pemain tersebut kini sudah memiliki dua cincin juara. Ya, dua cincin juara, jumlah yang lebih banyak dari Carmelo Anthony, Tracy McGrady, Allen Iverson, atau bahkan Charles Barkley digabungkan.

Namun, seperti yang saya tulis di atas, Warriors menunjukkan mentalitas juara mereka dengan tak berhenti berpuas diri. Di jeda musim ini, mereka menggemparkan dunia basket dengan merekrut DeMarcus Cousins, salah seorang senter terbaik NBA sekarang. Merekrut Cousins, bagi saya sudah memastikan 80 persen Warriors akan meraih gelar ketiganya secara beruntun (three peat) musim depan.

Alasannya mudah, karena ini menjadi kali pertama dalam sejarah NBA, sebuah tim diperkuat tiga pemain yang memiliki rataan 25+ poin per laga di musim sebelumnya. Ya, Curry, Durant, dan Cousins adalah tiga pemain yang mencatatkan sejarah tersebut.

Musim lalu, Curry mencatatkan 26,4 poin, 5,1 rebound, 1,6 steal, dan 6,1 asis per laga sementara Durant mengemas 26,4 poin, 6,8 rebound, 5,4 asis, dan 1,8 blok per laga. Cousins yang hanya bermain 48 laga karena cedera Achilles mencatatkan 25,2 poin, 12,9 rebound, 5,4 asis, 1,6 setal, dan 1,6 blok per laga. Hanya dari tiga pemain ini saja, angka-angka yang muncul sudah sangat menakutkan. Hanya dari tiga pemain.

Ketiganya menunjukkan banyak hal secara statistik. Kemampuan mencetak angka yang di atas rata-rata karena hanya ada enam pemain lain yang mampu mencetak 25+ poin per gim musim lalu. Kemampuan bertahan dengan kombinasi steal dan rebound ketiganya. Dan jaminan mendapatkan bola pantul dari Cousins membuat Warriors akan lebih tenang ke depan.

Bagian menariknya adalah fakta bahwa Klay Thompson (satu pemain starter lainnya), memiliki rataan 20,0 poin per gim. Jadi, empat dari lima pemain Warriors memiliki rataan 20 atau lebih poin per laga musim lalu yang sudah sangat jelas tidak dimiliki tim manapun sepanjang sejarah NBA, sepanjang, sejarah, NBA.

Green yang melengkapi starting five akan memiliki peran penting dalam tim ini. Dalam rentetan kemenangan Warriors, Green bisa dibilang motor penggerak tim ini yang rela melakukan banyak “pekerjaan kotor”. Rebound, steal, melakukan screen, mengatur strategi permainan, hingga menjaga pemain terbaik lawan semua ia lakukan. Bagi saya, Green adalah inti dari tim ini, jiwa petarung sesungguhnya Warriors.

Peran penting Green memang tertutupi masifnya pemberitaan media terkait tingkahnya di dalam dan di luar lapangan. Tahukah Anda bahwa musim lalu ia mencetak tiga tripel-dobel? Hanya ada lima pemain yang mampu mencetak lebih dari jumlah tersebut. James Harden (4), Nikola Jokic (10), Ben Simmons (12), LeBron James (18), dan Russell Westbrook (25). Ada tiga pemain lain yang memiliki jumlah tripel-dobel yang sama dengan Green musim lalu, salah satunya adalah Cousins.

Jika saya rangkum, starter Warriors memiliki empat pemain pencetak angka ulung  yang mampu membuat situasi menembak mereka sendiri. Salah satu pemain menyerang terbaik sepanjang sejarah NBA yang pernah menorehkan 40 poin per gim dalam satu bulan kalender pada Januari 2014. Salah dua penembak tripoin terbaik sepanjang sejarah dengan masing-masing akurasi 43 dan 42 persen. Salah satu bigman terbaik NBA sekarang yang juga memiliki ketangkasan melantun bola, menembak jarak jauh, dan asis yang baik. Serta satu pemain bertahan sekaligus fasilitator terbaik yang ada di NBA sekarang.

Pertanyaannya, adakah tim lain yang memiliki komposisi ini?

Saya tak menyebut Warriors tak terkalahkan, tapi untuk mengalahkan Warriors butuh banyak hal. Maaf, mengalahkan starter Warriors, butuh banyak hal. Sebenarnya Warriors kehilangan cukup banyak pemain cadangan selama jeda musim, tapi menurut saya tak ada yang benar-benar mempengaruhi kekuatan mereka.

Namun, Warriors tampak tak terlalu khawatir dengan kehilangan tersebut. Hal ini berdasarkan pergerakan Warriors yang nyaris nol selama bursa pemain bebas (free agency). Hanya Jonas Jerebko yang mendapatkan kontrak bergaransi, sisanya akan ditentukan jelang musim di mulai. Ketenangan ini tentu saja diakibatkan masih adanya Iguodala, Livingston, Quinn Cook, dan trio senter cadangan, Damian Jones, Kevon Looney, serta Jordan Bell.

Bagi saya, three peat Warriors sudah 80 persen terjadi sejak mereka sepakat dengan Cousins. Tapi, kita semua harus bersabar menunggu skuat menyeramkan ini turun bersama karena kembalinya Cousins diperkirakan baru akan terjadi bulan Januari nanti. Selama ia absen pun, rasanya Warriors tak perlu ambil pusing karena ada tiga opsi di posisi senter dan sudah bersama tim sejak musim lalu. Mereka tahu apa fungsi mereka dan bagaimana strategi Warriors.

Jujur, saya sangat kesulitan menemukan celah mengulas kelemahan Warriors dengan kehadiran Cousins. Menurut saya, satu-satunya hal yang membuat Warriors kalah nantinya adalah diri mereka sendiri. Saat tim ini melakukan kesalahan-kesalahan tak perlu yang berbuah tembakan yang buruk, turnover, dan hal-hal semacam itu. Lainnya, mungkin faktor emosi yang sering meluap dari semua pemain Warriors. Musim lalu, cukup sering pemain Warriors terkena ejected dari wasit, khususnya Durant dan Green. Cousins juga cukup terkenal dengan emosinya yang meluap dan masalah dengan wasit.

Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, sambutlah dinasti baru NBA, dinasti Golden State Warriors.

(Baca juga: 10+2 Tim Terbaik NBA 2018-2019)

Foto: NBA

 

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025