Basith Ravi, Ruki Pelita Jaya yang Berharap Mendapat Menit Bermain

| Penulis : 

Indonesian Basketball League (IBL) akhirnya menggelar IBL Rookie Draft untuk pertama kalinya sejak liga ini muncul pada 2015 silam. Mereka mencetak sejarah baru lewat bursa pilih pemain sementara klub-klub peserta memilih masa depannya masing-masing. Pelita Jaya Basketball Club, misalnya, memilih seorang garda muda asal ABFI Perbanas bernama Basith Ravi di Jakarta, Jumat 5 Oktober 2018.

Mainbasket lantas mewawancarai Basith sehari setelah malam pemilihan itu. Kami melayangkan beberapa pertanyaan seputar draft dan apa harapannya bersama Pelita Jaya. Bagaimanapun, sebagai pemain muda, terutama di posisi garda, Basith akan berhadapan dengan pemain senior yang memenuhi roster Pelita Jaya, seperti: Andakara Prastawa, Reggie Mononimbar, dan Xaverius Prawiro bahkan pemain asing Wayne Bradford. Namun begitu, ia merasa dirinya bisa mendapat menit bermain asalkan lebih banyak berlatih dari yang lain.  

Simak wawancara kami bersama Basith, sebagai berikut:

Selamat sudah terpilih di IBL Rookie Draft 2018!

Iya, terima kasih.

Basith, sebenarnya sejak kapan kamu main basket?

Pertama kali main basket itu waktu kelas tiga SD.

Lalu?

Tadinya tidak pernah mau main basket, sih. Maksudnya, belum tahu basket. Saya cuma tahu (sepak) bola, inginnya main bola.

Habis itu, kakak saya menyuruh saya main basket. Kebetulan kakak saya pengurus di SD situ.

Apa yang menarik dari basket sampai bikin kamu main basket sampai sekarang?

Saya waktu pertama kali main basket itu mencoba untuk mengikuti setiap latihannya. Saya jadi tertarik dengan basket. Dari situ, waktu kelas tiga SD saya baru mulai, baru masuk tim kelas empat SD sampai kelas enam.

Di SMP saya tetap lanjut main basket. Di kelas tiga SMP ikut kejuaraan O2SN di Surabaya, tingkat nasional. Sehabis itu masuk SMA di Ragunan.

Mulai serius kapan?

Seriusnya mulai SMA.

Sebenarnya, sih, sejak kelas tiga SMP pas O2SN itu. Di situ saya sudah mulai serius main basket.

Setelah SMA lanjut ke mana? Perbanas?

Iya, dulu saya masuk ke Perbanas langsung.

Berarti kamu sempat dilatih Faisha Julius Achmad di Perbanas?

Oh, iya, saya sempat dilatih Coach Faisal di sana.

Selama dilatih Faisal, apa yang kamu pelajari?

Banyak, sih, seperti membuka visi bermain. Dia juga, kan, salah satu point guard (garda utama) terbaik di Indonesia, jadi saya belejar banyak tentang point guard.

Memang apa tugas point guard yang selama ini kamu pelajari? Kebetulan ini posisimu juga, kan?

Menurut saya, sih, di posisi ini saya bertugas untuk menyuplai bola. Dia harus mengatur serangan satu tim.

Kamu punya idola? Entah itu dari dalam negeri atau luar negeri?

Kalau dalam negeri itu, yang seposisi sama saya, saya punya idola seperti Kelly Purwanto, Faisal, dan Mario Wuysang.

Dari NBA?

Kyrie Irving.

Kenapa memilih mengidolai mereka?

Karena saya memiliki dribble (melantun) yang bagus.

Dribble bagus bakal jadi modal kamu bersaing nanti?

Kalau saya berlatih terus, saya rasa bisa.

Memang apa yang dibutuhkan untuk menjadi point guarda yang mumpuni?

Salah satunya dribble (melantun), terus passing (mengoper). Menurut saya, sekarang point guard juga harus bisa syuting.

Kok bisa? Apa karena perkembangan basket belakangan ini yang syuting terus?

Salah satunya itu. Menurut saya, iya, syuting itu penting. Apalagi dengan postur saya yang sekecil ini. Saya kalau tidak bisa syuting agak berat kalau bermain di liga ini.

Sekarang kamu sudah terpilih di IBL. Sebelum ini apa yang kamu pikirkan sampai mau mengikuti IBL Draft 2018?

Saya memang dari dulu ingin main ke IBL. Orang tua juga saya juga sangat mendukung saya bermain basket. Jadi, saya harus ke IBL.

Waktu itu kamu merasa percaya diri mengikuti IBL Draft? Apa yang menjadi modal kamu untuk bersaing dengan 25 nama lain?

Waktu itu saya berpikir jalani saja dulu. Percaya diri, sih percaya—cuma waktu mengikuti kegiatannya saya berpikir jalani saja dulu. Terpilih atau tidaknya, yang penting jalani saja dulu yang ada di situ.

Selama IBL Draft Combine apa yang kamu dapat? Apalagi waktu itu dilatih pelatih dari Australia.

Iya, waktu itu banyak latihan tentang basic (dasar), seperti: layup, dribble, passing. Pelatih dari Australia itu bilang kalau basic kami itu harus ditingkatkan lagi.

Fundamentalnya?

Iya, fundamental harus lebih bagus lagi.

Fundamental mestinya sudah dilatih setiap hari. Ada sesuatu yang beda tidak dari yang diberikan pelatih Australia di IBL Draft Combine?

Mungkin ada bedanya. Dia lebih fokus latihan dribble, lebih detail memberi materi.

Baiklah, sebelum terpilih kemarin, ada niatan ingin main di tim apa?

IBL Draft ini, kan, sistemnya acak. Saya, sih, berharap bisa main di Jakarta karena saya belum selesai juga (kuliah). Saya sudah masuk semesater tujuh. Jadi, saya ingin dipilih oleh tim Jakarta. Alhamdulilah saya terpilih oleh Pelita Jaya. Saya bisa sekalian kuliah juga.

Apa yang kamu harapkan dengan Pelita Jaya?

Saya berharap, semoga mendapat minute play, dan seandainya tidak juga saya ingin yang terbaik saja.

Roster Pelita Jaya juga sebenarnya penuh. Pemain muda, tapi lebih senior dari kamu, seperti Gabu (Gabriel Batistua Risky) juga belum mendapat banyak menit bermain. Bagaimana kamu bersaing dengan mereka?

Saya harus berlatih lebih keras lagi. Misalnya para senior latihan seminggu 6-7 kali, saya harus di atas mereka. Saya harus menunjukkan lewat latihan.

Kamu bakal berada di bawah asuhan salah satu pelatih terbaik Indonesia. Ada Johannis Winar di sana, ada juga Fictor Roring yang merupakan pelatih timnas. Apa yang ingin kamu dapat dari mereka?

Saya ingin mendapatkan ilmu-ilmu mereka. Saya ingin mendapat masukan dari mereka untuk menambal kekurangan-kekurangan saya.

Apa pendapatmu tentang mereka?

Bagus. Apalagi mereka juga pelatih nasional.

Ada lagi pendapat tentang mereka?

Itu saja, sih.

Jika kamu tidak dapat menit bermain, apa yang akan kamu lakukan supaya bisa bertahan di liga? Saya dengar bertahan di sana itu sulit.

Ya itu, saya harus lebih rajin latihan supaya saya bisa menunjukkan kalau saya bisa. Jadi, saya tidak boleh pantang menyerah.

Kamu punya ideologi atau filosofi tertentu yang bikin kamu terus maju sampai hari ini?

Menurut saya, kita itu jangan cepat menyerah. Saya maunya pantang menyerang meski mendapat minute play yang sedikit. Itu tidak apa-apa. Itu pembelajaran buat saya. Pelita Jaya juga klub besar, saya harus berlatih lebih giat, entah itu di latihan atau scrimmage game.

Oh, iya, ini mungkin terlalu awal, tapi kamu punya bayangan tidak  tentang siapa yang bakal jadi Rookie of the Year? Setidaknya ada 12 orang yang terpilih kalau tidak salah.

Saya belum bisa memprediksi siapa yang bakal jadi Rookie of the Year. Kompetisinya, kan, belum mulai. Bisa saja siapa nanti yang mendapat gelar itu. Bisa yang dari tim papan atas, bisa juga dari tim bawah yang berhasil membawa timnya naik.

Oke kalau begitu, cukup sekian pertanyaan kami. Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk ngobrol bareng Mainbasket.

Iya, sama-sama. Terima kasih.

Foto: IBL (@iblindonesia) dan dok. pribadi Basith Ravi.

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Pemain Bintang yang Cedera di Bulan Pertama NBA 2024-2025
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!