Bermain di liga basket profesional sebesar NBA bisa dibilang menjadi mimpi bagi semua pebasket di Amerika Serikat, bahkan dunia. Dalam prosesnya, ada berbagai cara untuk masuk dan bermain di NBA. Mengikuti NBA Draft adalah cara paling populer setelah melalui satu musim di NCAA. Cara kedua adalah masuk sebagai pemain bebas setelah bermain di luar NBA untuk beberapa musim. Musim lalu, NBA menambahkan satu cara dengan kesepakatan two-way contracts.
Mainbasket sudah pernah menjelaskan secara detil bagaimana cara kontrak ini bekerja. Singkatnya, two-way contracts secara langsung memberi kesempatan bagi pemain untuk menjajal NBA maksimal selama 45 hari dan secara penuh bermain di tim GLeague. Kontrak ini juga membuka 60 “lapangan pekerjaan” baru bagi pemain-pemain mengingat setiap tim diperbolehkan mengikat dua pemain two-way contracts.
Semusim berjalan, two-way contracts tak melulu mendapat respon positif. Komentar negatif juga mewarnai perjalannya yang mayoritas datang dari para agen pemain. Dilansir Def Pen, beberapa agen mengungkapkan kekecewaan mereka dengan sistem ini yang membuat penurunan drastis kepada gaji pemain mereka. “Saya rasa two-way contracts adalah hal terburuk yang terjadi kepada pemain sejauh ini,” ungkap salah seorang agen yang tak mau disebutkan namanya kepada Def Pen.
Dengan kesepakatan two-way contracts, gaji maksimal yang bisa diterima pemain adalah AS$1,6 juta. Dengan catatan pemain tersebut sudah memiliki pengalaman empat musim sebagai pemain two-way contracts. Pemain tanpa pengalaman maksimum mendapatkan AS$840 ribu dengan catatan bermain penuh selama 45 hari di tim NBA. Musim lalu, bayaran tertinggi yang diterima pemain two-way contracts adalah AS$275 ribu. Penyebabnya adalah tak ada satupun tim yang memainkan pemain tersebut hingga 45 hari.
Pendapatan yang minim dan tidak jelas tersebut berbanding jauh dengan aturan sebelum adanya two-way contracts. Sebbelum musim lalu, pemain biasanya mendapatkan kontrak partially guaranteed. Contoh, pihak klub mengikat sang pemain dengan kontrak yang biasanya minimal AS$500 ribu. Jika klub di tengah jalan merasa tidak lagi ingin menggunaka jasa sang pemain, maka pemain tersebut bisa pergi ke GLeague tetap dengan membawa AS$500 ribu tersebut.
Hal-hal di atas membuat pemain-pemain level GLeague mulai berpikir untuk bermain di Eropa. “Kesepakatan buruk ini membuat banyak talenta berencana pindah ke Eropa. Kepergian mereka otomatis mengurangi talenta yang terbaik yang bisa dipilih di GLeague. Uniknya, NBA pernah menaruh harapan bahwa GLeague akan menjadi liga dengan talenta terbanyak di dunia,” imbuh sang agen.
Musim lalu, ada dua pemain yang akhirnya berhasil mendapatkan kontrak penuh setelah menjalani adanya two-way contracts. Trey Burke mendapatkan kontrak penuh dengan New York Knicks sementara Quinn Cook dengan Golden State Warriors. Cook bahkan langsung mengangkat trofi NBA di akhir musim.
Foto: NBA