13 April Malam, Amerika Serikat. Musim reguler NBA 2015-2016 berakhir. Malam itu 28 tim memainkan laga ke-82 mereka. Ada yang masih berjuang demi playoff seperti Houston Rockets dan Utah Jazz. Ada yang hanya memainkan laga formalitas seperti Cleveland Cavaliers atau Chicago Bulls.
Ada yang berjuang menutup musim dengan hasil manis sebelum masuk lottery draft seperti Minnesota Timberwolves atau Phoenix Suns. Atau ada pula berjuang demi sebuah rekor seperti Golden State Warriors. Atau merayakan malam untuk seorang legenda yang akan pensiun seperti LA Lakers dan Kobe Bryant.
Malam itu mungkin menjadi malam paling magis bagi beberapa tim. Mungkin hanya bernilai satu laga, tapi bisa jadi satu laga yang mereka mainkan malam ini akan jadi tonggak baru bagi tim mereka, dalam meraih apapun, kelak.
Kita mulai dari Golden State Warriors yang berusaha mengejar rekor 73-9 untuk menggulingkan rekor Chicago Bulls yang tadinya dianggap abadi dengan rekor 72-10. Setelah sempat terpuruk pada beberapa game, Warriors kembali ke trek yang benar.
Tiga kali kemenangan beruntun sebelum menutup musim melawan Memphis Grizzlies. Memphis bukan lawan yang sepadan, mereka kehilangan beberapa pemain terbaiknya karena cedera. Dan Warriors yang full team dan tengah haus rekor, sudah pasti musuh yang paling tak ingin mereka lawan. Warriors menang dengan skor akhir 125-104 melawan Grizzlies.
Mereka berhasil memecahkan rekor kemenangan dalam semusim. Nama mereka akan abadi dalam sejarah apabila nanti di akhir Juni berhasil mengawinkan rekor itu dengan gelar juara NBA. Aktor utama kemenangan? Siapa lagi kalau bukan Stephen Curry.
Curry mencetak 46 poin pada pertandingan itu, 10 di antaranya dari tembakan tiga angka. Yang berarti ia berhasil mencetak lebih dari 400 tembakan tiga angka dalam satu musim NBA (total 402). Sebuah catatan prestasi yang bisa jadi akan bertahan untuk waktu yang sangat lama. Bukan itu saja, ia berhasil menjadi bagian dari klub langka 50-40-90 (50% field goal made, 40% 3 pt. field goal made, 90% free throw field goal made). Juga membuat rata-rata 30 poin dalam semusim. Menyamai rekor Michael Jordan yang membuat rataan 30 poin dengan 50% field goal made.
"Saya beruntung punya rekan-rekan di tim yang selalu bermain maksimal di tiap malamnya. Kami juga selalu memforsir diri kami untuk bermain lebih baik dan maksimal. Dan selalu berusaha menembus batas. Itu yang menjadi motivasi kami," ungkap Curry seusai pertandingan.
Sementara itu, Steve Kerr yang merupakan pelatih dari Golden State Warriors, sedikit banyak merasa terkejut dengan apa yang dicapai timnya selama semusim penuh ini.
"Saya terkesima dengan apa yang kami lewati sepanjang musim ini. Tak pernah sedikit pun terlintas kami akan memecahkan rekor itu, sama sekali tak pernah," papar Steve Kerr, sang arsitek Warriors yang juga bagian dari tim Chicago Bulls yang 20 tahun lalu membuat rekor 72-10.
Tapi malam yang sempurna buat Golden State Warriors dan semua fans bola basket di seluruh dunia itu tak berlangsung lama, atau mungkin tak pernah jadi headline utama, karena. Malam itu kita juga disajikan sebuah aksi individual dari seorang pemain yang mengguncang NBA selama dua dekade.
Ya, bersamaan dengan kemenangan Warriors, The Black Mamba, Kobe Bryant melakoni laga profesional terakhirnya. Pertandingan LA Lakers melawan Utah Jazz jadi memorabilia terakhir dari Kobe.
Dan sedikit flashback beberapa minggu lalu, ketika itu Shaq, bekas rekan setim Kobe, sedang berbincang dengan Kobe lewat video call di NBA TV, ia menantang Kobe untuk mencetak 50 poin di game terakhirnya.
Sepertinya 50 poin terlalu kecil untuk Kobe, karena ia mencetak 60 poin di pertandingan terakhirnya itu. Membuat Lakers yang mulanya tertinggal, berhasil memenangkan pertandingan itu dengan skor 101-96.
Terakhir ia mencetak 60 poin adalah 7 tahun lalu. Dan tak ada satupun pemain berusia di atas 37 tahun yang pernah mencetak 60 poin. Lalu torehan itu juga jadi yang tertinggi di antara pertandingan terakhir yang pernah dijalani seorang pemain NBA, tertinggi kedua adalah 29 poin dari John Havlicek.
Sulit mendeskripsikan bagaimana meriahnya malam itu bagi LA Lakers dan Kobe Bryant. Perpisahan terbaik. Rekan-rekan yang bermain di NBA pun memberikan pujian yang yak habis-habisanya untuk Kobe Bryant. Banyak juga selebriti yang hadir di pertandingan perpisahan itu, David Beckham, Jack Nicholson. Juga bekas rekan setim Kobe Bryant seperti Shaquille O'Neal, Lamar Odom, Rick Fox, Derek Fisher, Ronny Turiaf.
Seusai pertandingan, Kobe Bryant berdiri di tengah lapangan, memberikan sebuah sapaan penutup, untuk mengakhiri karirnya. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada semua fans Lakers dan bola basket yang telah mendukungnya selama ini.
"Ini semua begitu indah, sangat-sangat indah. Aku tak bisa percaya ini semua akan berakhir. Kalian semua benar-benar luar biasa. Kuucapkan terimakasih untuk kalian semua dari dasar hatiku yang terdalam!"
Selain perpisahan tersebut, Kober Bryant juga mengungkapkan keterkejutannya atas raihan 60 poin yang berhasil ia torehkan di malam perpisahan itu.
"Aku tak menyangka akan terjadi seperti ini. Jujur saja, aku terkejut."
Ya, rasanya tak masalah kalau prestasi Golden State Warriors dengan kesuksesannya memecahkan rekor seolah tertutup euforia pertandingan perpisahan Kobe Bryant, terlebih dengan 60 poinnya itu.
Tapi bisa jadi keberhasilan Kobe Bryant dan Lakers malam itu tak terlepas dari hilangnya semangat anak-anak Utah Jazz, yang di pertengahan pertandingan mendapat kabar kalau Houston Rockets berhasil mengamankan posisi ke-8 di Barat, yang menandakan apapun perjuangan Jazz malam ini, adalah sia-sia.
Tentu malam itu jadi malam yang spesial juga buat Rockets yang berhasil menakulukan Sacramento Kings dan mendapatkan satu tempat terakhir di playoff.
Sementara itu, bagi Damian Lillard, malam ini juga punya arti untuknya. Ia berhasil mencetak 827 tembakan tiga angka selama empat musim berlaga di NBA, dan menjadi pencetak rekor sepanjang masa di Portland Trailblazers sebagai pencetak three poin terbanyak.
Adapun bagi Minnesota Timberwolves malam ini juga menjadi malam penutup yang indah. Mereka berhasil mengalahkan New Orleans Pelicans dengan skor 144-107. Torehan angka 144 poin adalah angka tertinggi yang pernah diraih oleh Timberwolves sepanjang masa, menyamai 144 poin yang mereka buat dua tahun lalu.
Boston Celtics berhasil mengalahkan Miami Heat lewat sebuah laga panas dengan skor 98-88. Di pertandingan ini, Celtics sempat tertinggal 26 poin namun berhasil bangkit dan memenangkan pertandingan sengit ini, lewat torehan 26 poin dari Tyler Zeller, yang merupakan rekor poin tertinggi di karirnya.
Malam yang luar biasa untuk fans bola basket, bukan?(*)
Foto: NBA.
Perpisahan Manis, Rekor Pecah, Lolos Playoff dan Malam Penutup Musim yang Istimewa (NBA 2015-2016)
14 Apr 2016 12:38
| Penulis : Derick Adeboi