Melalui rilis pers yang dilayangkan WWD, Rob DeMartini selaku CEO New Balance menyatakan bahwa perusahannya akan mencapai keuntungan AS$ 7 Miliar dalam lima tahun kedepan. Optimisme ini menyeruak ketika New Balance menjadi perusahaan produk olahraga ketiga terlaris setelah Nike dan adidas untuk penjualan sepanjang 2018. NPD Group menyebutkan bahwa mereka jadi perusahaan olahraga dengan keuntungan kelima terbesar dibawah Nike, Jordan, adidas, dan Skechers.
Ranah streetwear tampaknya jadi faktor kondisi apik bagi New Balance. Perusahaan berbasis di Boston ini tetap fokus memproduksi sepatu lari meski kompetitor lain melebarkan sayap ke ranah kasual dan fesyen. Geliat streetwear mencantumkan sepatu olahraga sebagai pelengkap gaya jadi alasan utama. Penjualan mereka sejauh ini 10% lebih tinggi dari total penjualan tahun lalu. Itu artinya, tren positif akan mengiringi perjalanan mereka hingga akhir tahun. DeMartini memprediksi tahun ini New Balance akan meraup keuntungan sebesar AS$ 4,5 juta.
Asia masih jadi pasar utama dengan Jepang dan Cina menjadi pasar terbesar. Pelaku kultur streetwear lebih bangga menggunakan edisi langka New Balance daripada Nike maupun adidas. Begitupun di Negeri Tirai Bambu. Anak muda kekinian di Beijing, Shanghai, serta Xian menjadikan sepatu bikinan William J. Riley itu sebagai pilihan utama.
New Balance jadi salah satu perusahaan privat yang bisa meraup keuntungan sedemikian besar. Hal ini tergolong mengagumkan mengingat pesaingnya adalah perusahaan terbuka. James S. Davis masih menjabat sebagai pemilik utama. Taipan Amerika Serikat itu membelinya pada 1972. Melalui kepemilikan Davis, New Balance mulai membuka diri terhadap penelitian sepatu olahraga mutakhir di setiap era.
Meski didirikan pada 1902, William J. Riley baru memproduksi sepatu lari pada 1938. Inspirasinya datang dari kaki ayam yang terdiri dari tiga cakar utama serta satu cakar belakang. Struktur tersebut membuat ayam bisa mendapat keseimbangan ekstra bahkan ketika hewan petelur itu berdiri satu kaki. Konsep keseimbangan ayam itu juga jadi inspirasi nama produk New Balance.
Foto: Asphalt Gold