Masa pramusim NBA 2017-2018 benar-benar penuh kejutan. Khususnya pergerakan para pemain bintang yang berpindah tim baik melalui pertukaran atau pemain bebas transfer.

Jimmy Butler, Paul George, Gordon Hayward, Derrick Rose adalah nama-nama yang dipastikan berpindah ”rumah” musim depan. Nama terakhir dan bisa dibilang perpindahannya paling menyita perhatian di pramusim ini adalah Kyrie Irving.

Irving yang secara mengejutkan meminta ditukar oleh manajemen Cleveland Cavaliers akhirnya menemukan rumah barunya. Bukan San Antonio Spurs, bukan New York Knicks, bukan pula Phoenix Suns. Mereka adalah tiga klub yang sebelumnya diprediksi menjadi pelari terdepan untuk mendapatkan jasa pemain 25 tahun tersebut.

Rumah baru Irving adalah Boston Celtics. Pada tanggal 23 Agustus 2017 waktu Indonesia, salah satu kanal berita olahraga The Vertical pertama kali mengemukakan berita ini. Sekitar pukul empat pagi waktu Indonesia, kabar ini pertama kali muncul. Satu jam kemudian muncul nama siapa-siapa saja yang masuk dalam transkasi ini. Isaiah Thomas, Jae Crowder, Ante Zizic dan hak memilih pada putaran pertama Draft NBA musim depan. Berita ini pun diperbarui lagi sekitar satu jam kemudian dan dinyatakan telah resmi terjadi pertukaran yang disetujui oleh liga. Sebuah pengumuman yang terlalu mengejutkan dan rasanya sangat susah dinalar. Bagaimana bisa Irving yang sudah meminta pertukaran sekitar satu bulan yang lalu dengan segala rumor yang mencuat, akhirnya bisa pindah begitu saja ke klub rival di Wilayah Timur yang bahkan berhasil menyalip Cavs di peringkat pertama musim lalu.

Kejutan pun belum berakhir di situ. Selang tiga hari kemudian, kabar yang lebih tidak bisa dipercaya kembali mencuat. Ada satu hal lain yang mengganjal.

Isaiah Thomas atau yang akrab disapa IT memang kita ketahui bersama mengalami cedera pinggul sejak akhir musim lalu. Bahkan saat ia melewati beberapa laga akhir Celtics di babak playoff musim lalu. Cedera itu pulalah yang dikabarkan membuat Cavs menahan pertukaran ini terjadi. Menurut kabar yang beredar, cedera ini akan membuat IT menepi cukup lama dan tentunya akan merugikan Cavs. Rumor pun kembali mencuat bahwa Cavs menginginkan tambahan pemain sebagai kompensasi cedera IT. Nama Jaylen Brown dan Jayson Tatum pun dikabarkan sebagai pemain yang diinginkan Cavs. Jelas permintaan yang sangat tidak masuk akal mengingat betapa pentingnya dua pemain muda itu dalam skema permainan Brad Stevens.

Setelah tertahan sekitar empat hari, akhirnya transaksi ini pun resmi terjadi setelah Cavs mendapatkan alat tukar tambahan mereka. Hak memilih pada putaran kedua NBA Draft 2020 adalah tambahan yang dikirimkan Celtics untuk menebus Irving. Dan tepat pada tanggal 1 September waktu Indonesia, Irving diperkenalkan bersama dengan rekrutan anyar Celtics lainnya Gordon Hayward. Di situ pulalah Irving secara resmi mengumumkan bahwa ia akan memakai nomor 11 untuk Celtics.

Lantas muncullah beberapa pertanyaan yang mengusik namun menarik. Pertama adalah layakkah seorang Irving dihargai dengan lima pemain yang mana salah satunya juga berstatus All Star?

Mari kita bongkar cucriculum vitae dari sang pemain itu sendiri. Kyrie Irving adalah pilihan pertama pada Draft NBA. Dipilih dari Duke Univeristy, Kyrie menjadi pilihan pertama hanya dengan bermain sebanyak 11 kali laga bersama Duke. Yap, 11 laga saja!

Irving mengalahkan bintang-bintang kuliahan lain waktu itu: Derrick Williams, Kemba Walker, Tristan Thompson, Klay Thompson dan Kawhi Leonard. Semusim setelahnya ia berhasil memenangi gelar Rookie of The Year dan juga bisa dibilang telah menjadi tulang punggung penyerangan Cavs. Ia juga berhasil memenangi MVP Rising Stars Challenge pada musim pertamanya.

Musim keduanya, ia berhasil menjadi kampiun di ajang kontes tembakan tiga angka yang diselenggarakan selama All Star Weekend. Musim 2012-2013 pula Irving resmi bermain untuk NBA All Star setelah dipilih oleh para pelatih NBA. Prestasi yang luar biasa mengingat ia baru memasuki musim keduanya di NBA.

Memasuki musim 2013-2014 Irving kembali masuk ke jajaran elit All Star, dan hebatnya lagi ia malah meraih gelar MVP di laga tersebut. Sebagai salah satu pemain termuda yang ikut di pertandingan tersebut, Irving menunjukan kemampuan melantun (dribble) bolanya yang sangat bagus dan bisa dibilang salah satu yang terbaik di NBA.

Memasuki musim 2014-2015, Cavs melakukan reformasi besar-besaran dengan mendatangkan LeBron James dan Kevin Love. Bersama dengan Irving, Cavs mengejutkan NBA dengan gebrakan The Big Three mereka. Tujuan utama yang ditetapkan pun untuk membawa gelar juara pertama kali bagi Cavs. Bersama dengan dua pemain itu, Irving bahu-membahu hingga memasuki playoff pertama dan Final NBA pertama baginya. Namun sayang, di laga pertama berhadapan dengan Warriors. Irving mengalami cedera di lututnya yang mengharuskan ia menepi di sisa laga final. Cavs pun kalah dalam enam laga melawan Warriors.

Selain bersama Cavs, Irving juga berlaga bersama Timnas basket Amerika Serikat (AS) di FIBA World Cup 2014. Selain membawa gelar juara bagi AS, Irving juga dinobatkan sebagai MVP turnamen yang digelar di Spanyol kala itu.

Melaju ke musim selanjutnya, Irving kembali ke Final NBA dan kali ini dalam keadaan sangat bugar (fit). Sempat tertinggal 3-1 atas lawan yang sama musim lalu. Cavs berhasil menjadi juara. Irving akhirnya memiliki cincin juara. Musim lalu, Irving memasuki Final NBA ketiganya bersama Cavs. Namun musim ini ia harus mengakui ketangguhan Warriors bersama dengan Kevin Durant-nya. Sebagai tambahan, di tahun 2016 Irving kembali masuk ke Timnas basket AS untuk Olimpiade Rio dan ia pun membantu tim meraih emas kesekian bagi AS. Dengan catatan-catatan di atas, silakan menilai layakkah seorang Irving dihargai empat pemian + IT.

Pertanyaan kedua adalah, apa dampak yang bisa didapat kedua tim dari pertukaran ini?

Dari segi Cavs, banyak rumor yang beredar semenjak pemecatan General Manager (GM) mereka David Griffin di akhir musim lalu. Mengingat jasa Griffin membawa semua pemain bintang bergabung dengan Cavs, kepergiaannya cukup menggoyang kebersamaan para pemain. Itu pulalah yang memunculkan rumor bahwa bintang mereka, LeBron James akan meninggalkan tim saat ia memasuki masa bebas transfernya musim depan. Dengan kemungkinan itu, tentu saja pemilik Cavs Dan Gilbert yang masih haus akan gelar juara NBA menginginkan gelar itu sebelum James pergi. Dengan permintaan pertukaran Irving, ia ingin memastikan bahwa ia mendapatkan pemain yang sama baiknya atau bahkan lebih. Setelah memastikan Derrick Rose bergabung dengan tim ditambah IT di posisi point guard tidak akan menjadi masalah bagi mereka. Tambahan Jae Crowder juga makin memperkuat barisan cadangan mereka, khususnya untuk pelapis James. Sementara di barisan bigman nyaris tidak ada yang berubah. Peluang Cavs untuk melaju ke final masih terbuka dan kemungkinan pengganjal mereka dari wilayah timur pun tidak lain dan tidak bukan adalah Boston Celtics.

Bagi Celtics, masuknya Marcus Morris, Gordon Hayward dan Irving merupakan rencana jangka panjang mereka bagi tim muda yang dipimpin oleh Brad Stevens. Kemungkinan starter mereka akan diisi oleh Irving, Brown atau Tatum, Hayward, Morris dan Horford. Irving yang didapat secara pertukaran masih memiliki tiga tahun tersisa di kontraknya. Brown baru memasuki musim keduanya di NBA dan bilapun ia akan diperpanjang, nilai kontraknya tidak mungkin mencapai nilai maksimal kontrak.

Tatum masih akan bersama tim di dua musim ke depan sesuai dengan regulasi kontrak untuk para rookie. Morris masih memiliki dua musim termasuk musim ini sementara Al Horford satu musim lebih banyak. Stevens sendiri sejak diangkat menjadi kepala pelatih Celtics empat musim lalu, hanya sekali gagal membawa Celtics ke playoffs. Itupun adalah musim pertamanya di NBA. Dengan skuat yang sekarang, predikisi yang menyeruak adalah tim ini akan mencapai puncaknya pada musim depan atau dua musim selanjutnya.

Mengingat rataan usia pemain yang sangat muda, tentu masa depan Celtics tampak cerah. Satu-satunya masalah bagi Celtics adalah bagaimana mereka memperkuat barisan cadangan mereka. Selain Marcus Smart, Shane Larkin dan Ayron Baynes, Celtics nyaris tidak memiliki cadangan yang berpengalaman. Rasanya untuk masuk ke playoff bukanlah hal sulit bagi Celtics musim ini, tapi bila ingin berbuat lebih banyak di babak itu Celtics jelas butuh perombakan pemain cadangan.

Pertanyaan ketiga yang menyeruak adalah. Mengapa Celtics semudah itu melepaskan IT?

Pertanyaan ini semakin kencang menyeruak mengingat betapa besar pengorbanan IT pada prestasi Celtics di dua musim terakhir. IT sendiri bergabung ke Celtics tiga musim ke belakang setelah ditukar oleh klub sebelumnya, Phoenix Suns. IT sendiri masuk ke NBA di tahun yang sama dengan Irving. Perbedaanya adalah Irving merupakan pilihan pertama sementara IT adalah pilihan terakhir.

Selain karena tinggi badannya yang bisa dibilang tergolong mungil, pemain ini memang acap kali diremehkan sepanjang karirnya. Bahkan saat malam draft, hanya ada satu jurnalis yang mewawancarainya setelah acara berakhir. Namun sejak di bawah asuhan Stevens, semua berubah total bagi IT.

Sejak bergabung dengan Celtics, IT adalah pilihan utama Stevens untuk point guard. Menit bermainnya pun meningkat dari musim sebelumnya di Suns. Salah satu hal yang paling mencolok adalah kenyataan bahwa IT berhasil menembus deretan All Star setelah terpilih di dua gelaran terakhir. Khusus untuk musim ini, rataan poin yang ia raih adalah yang tertinggi sepanjang karirnya. Dengan rata-rata 28,9 poin per pertandingan (PPG) selama musim reguler, ia masuk dalam jajaran lima besar Top Scorer NBA.

Penampilan fenomenal lainya adalah saat ia dua kali menciptakan poin di atas 50 sekaligus menorehkan catatan poin tertinggi (career high) bagi dirinya sendiri.

Untuk loyalitasnya bagi Celtics, keputusannya untuk bermain bagi Celtics sehari setelah adik perempuannya meninggal tentu perlu dihargai sangat tinggi. Bahkan IT tampak menangis sebelum, saat, dan sesudah laga walau ia sama sekali tidak menunjukan penurunan penampilan. Kembali ke pertanyaan awal, mengapa semudah itu Celtics melepaskan pemain dengan segala torehannya ini?

Perlu diingat bahwa NBA itu bukan hanya sebuah kompetisi olahraga, bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga sebuah industri. Industri itu pulalah yang membuat GM ataupun pemilik NBA melakukan segala upaya guna mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. IT akan menjad pemain bebas transfer di akhir musim ini, dan hampir dipastikan dengan segala torehannya IT akan meminta maksimal kontrak bagi tim yang berminat. Dan bila ia akan bertahan dengan Celtics, tim ini akan punya dua pemain dengan potensi kontrak maksimal secara bersamaan musim depan (IT dan Hayward).

Kondisi keuangan akan buruk dan Celtics akan membayarkan pajak yang sangat berlebih. Kondisi itulah yang dilihat oleh GM Celtics Danny Ainge. Melihat potensi tukar IT dengan Kyrie meskipun harus menambahkan empat pemain lainnya, dirasa merupakan keputusan yang sangat tepat. Belum lagi besarnya pamor Irving yang kemungkinan akan semakin menarik banyak fans NBA untuk entah menonton langsung ataupun membeli pernak-pernik (merchandise) Celtics. Tidak ada yang personal di pelepasan IT kali ini, semuanya murni bisnis.

Dengan segala kondisi yang dijelaskan di atas, sulit untuk melihat siapa yang lebih untung dari pertukaran ini sebelum musim reguler resmi bergulir. Karena sekali lagi basket adalah sebuah olahraga yang mengandalkan kerja sama tim. Ada 5 pemain lawan 5 pemain, mungkin ada 1 atau 2 orang pemain yang menonjol, tapi tentu akan kewalahan bila bermain 1 lawan 5 ataupun 2 lawan 5.

Untuk sementara bisa kita bilang bahwa tidak ada yang buruk dalam pertukaran ini. Kedua tim tampak masih sama bagusnya dan sama kuatnya. Kedua tim diprediksi tidak akan mengalami kesulitan berarti memadu-padankan para pemainnya. Kedua tim ini pula masih menjadi pelari terdepan penguasa Wilayah Timur. Tapi kita semua harus bersabar hingga 17 Oktober untuk melihat pertemuan kedua tim ini. Celtics akan menjadi tamu Cavs di Quicken Loans Arena (rumah Cavs). Dan akan menjadi yang pertama bagi Irving bermain di tempat itu sebagai pemain lawan. Kemungkinan IT bermain sangatlah tipis (Cavs bahkan sudah mengumumkan bahwa IT akan main setelah All Star), tapi melihat bagaimana Irving menangani perjumpaan pertamanya dengan para koleganya patut ditunggu. Sampai jumpa 17 Oktober!

Foto: AP.

Komentar