Pertandingan antara Satria Muda Pertamina Jakarta melawan Stapac Jakarta di Grand Final benar-benar menjadi klimaks IBL Go-Jek 3x3 Basketball Indonesia Tour 2018. Berlangsung di Mal Kota Kasablanka, Minggu 29 Juli, Satria Muda unggul tipis 21-20 atas Stapac. Sengitnya laga berlangsung dari detik pertama hingga terakhir.
Setelah kalah dari Garuda Bandung Satu di final Seri Jakarta sehari sebelumnya, Satria Muda sedikit mengubah komposisi pemain. Sandy Ibrahim digantikan oleh Rizal Falconi. Walau tak seagresif Sandy dalam menyerang, Rizal justru membuat pertahanan Satria Muda bertambah kukuh.
“Di Seri Jakarta kemarin, cedera Sandy kambuh,” terang Rizal yang sebenarnya juga merupakan bagian dari tim Satria Muda di Seri Malang. “Jadi saya masuk lagi di Jakarta.”
Putaran final IBL 3x3 diikuti oleh delapan tim terbaik hasil dari kompetisi di tiga seri penyisihan yang diselenggarakan di Yogyakarta, Malang dan Jakarta. Tim-tim tersebut adalah Satria Muda Pertamina, Stapac, Garuda Bandung Satu dan Dua, Pelita Jaya Jakarta, Siliwangi Bandung dan Satya Wacana Salatiga B dan A.
Delapan tim yang lolos ke putaran final kemudian dibagi menjadi dua grup dan melakoni laga-laga babak penyisihan. Dua tim terbaik dari setiap grup melaju ke babak semifinal.
Garuda Bandung Satu yang sehari sebelumnya sukses menjadi juara Seri Jakarta, gagal menembus empat besar. Semifinal mempertemukan Satria Muda melawan Siliwangi Bandung, serta Stapac berhadapan dengan Garuda Bandung Dua.
Di laga semifinal pertama, Satria Muda relatif mudah dalam mengalahkan Siliwangi. Kedudukan akhir 19-11. Pertahanan Satria Muda yang ketat membuat Fadlan Minallah dan rekan-rekannya di Siliwangi kesulitan menambah poin.
Stapac melaju ke final setelah menghadapi perlawanan keras dari Garuda. Hingga satu menit menjelang laga usai, Stapac dan Garuda masih berbagi skor 16 sama. Saat Stapac unggul tipis 19-17, garda Garuda Januar Kuntara didakwa melakukan technical foul. Situasi ini diperburuk dengan jumlah team foul Garuda yang sudah lebih dari tujuh. Stapac mendapat kesempatan mengeksekusi tiga tembakan gratis. Stapac akhirnya menutup laga dengan kedudukan 21-17.
Grand Final menjadi final keempat bagi Satria Muda dan ketiga bagi Stapac di rangkaian IBL Go-Jek 3x3 Basketball Indonesia Tour 2018. Kedua tim seolah sudah saling mengetahui keunggulan dan kelemahan satu sama lain.
Sejak laga final dimulai, baik Satria Muda maupun Stapac menunjukkan kerja sama tim yang sangat apik. Hingga kedudukan 4-3 untuk keunggulan Stapac, kedua tim saling berbalas mencetak satu angka nyaris tanpa benturan fisik yang berarti seperti laga-laga sebelumnya. Setiap poin dihasilkan lewan kombinasi pola serangan yang rapi.
Sepanjang laga, Satria Muda melalui –salah satunya- Audy melepaskan 8 kali tembakan 2 angka, 4 di antaranya atau 50 persen berhasil menghasilkan angka. Stapac pun serupa. Mei Joni dan kawan-kawan memasukkan 4 kali tembakan 2 angka dari 9 kali percobaan, 1 kali lebih banyak daripada Satria Muda.
“Stapac sangat bagus di pergerakan tanpa bola. Itu yang kami antisipasi di final tadi. Postur mereka juga lebih tinggi dari kami. Kami memaksa mereka untuk main di luar,” jelas Audy Bagastyo tentang strategi yang dijalankan Satria Muda. “Tapi tetap yang nomor satu adalah pertahanan harus kuat.”
Satria Muda sebenarnya memiliki kesempatan menutup laga lebih dini ketika Laurentius Oei mendapatkan satu kali tembakan gratis karena dilanggar oleh Oki Wira. Saat itu Satria Muda sedang unggul sementara 20-19. Tembakan Laurent hanya menyentuh bibir ring. Stapac kemudian masih berhasil menyamakan kedudukan menjadi 20-20.
Kemenangan Satria Muda dipastikan oleh penetrasi Christian Gunawan melalui jalur tengah. Para pemain Stapac tak mampu mengantisipasi kecepatan Christian saat melepaskan tembakan layup.
Dengan kemenangan ini, Satria Muda berhak menjadi wakil Indonesia di FIBA 3x3 World Tour, Chengdu Masters yang akan berlangsung pada tanggal 29-30 September nanti.
Pemain Stapac Rizky Effendi tak mampu menutupi kekecewaannya setelah kalah. Rizky mendaku sebenarnya sangat ingin kembali tampil di ajang FIBA World Tour. “Saya akui saya kangen atmosfer World Tour. Terakhir kali saya main di sana itu tahun 2015 di Beijing Masters,” kata Rizky yang juga pernah menjadi juara di Tokyo Masters 2013.
Rizky juga mengakui kehebatan Satria Muda. Menurutnya, para pemain Satria Muda layak untuk tampil di ajang sebesar FIBA 3x3 World Tour. “Kalau saya boleh kasih saran, sebaiknya teman-teman Satria Muda mulai banyak menyaksikan pertandingan-pertandingan FIBA 3x3 World Tour. Lawan-lawan yang akan dihadapi sangat mengandalkan kecerdikan, dan kita pun harus bermain cerdik,” tambah Rizky.
IBL Go-Jek 3x3 Basketball Indonesia Tour 2018 terbilang lancar dan sukses. Direktur IBL Hasan Gozali mendaku sangat puas dengan pergelaran yang mengisi waktu menjelang kompetisi IBL 2018-2019 ini. Hasan bahkan akan mempertimbangkan untuk menambah kota tempat penyelenggaraan di tahun mendatang.(*)
Foto: Hari Purwanto