Bagaimanapun Raptors adalah yang Lebih Untung

| Penulis : 

Pagi itu drama off season NBA kembali lahir, setelah kepindahan LeBron James mendominasi perbincangan utama (headline) NBA. Pertukaran (trade) yang melibatkan DeMar DeRozan dan Kawhi Leonard berubah menjadi headline terpanas. Bagaimana tidak, Raptors bukanlah tim yang dikaitkan sebagai peminat Kawhi. Saat itu Lakers, Celtics dan Sixers adalah kandidat terkuat tim baru Kawhi pada musim depan.

Kesepakatan kedua belah pihak terjadi setelah Raptors mengirimkan DeRozan, Jakob Poetl dan kesempata memilih di putaran pertama 2020. Sementara Spurs mengirimkan Kawhi Leonard dan Danny Green dalam kesepakatan itu. Dari transfer tersebut bagaimanapun Raptors seharusnya berbahagia. Kita akan kesampingkan terlebih dahulu jahatnya tindakan Raptors ataupun sikap Kawhi yang tidak profesional pada musim lalu.

Kawhi Adalah Upgrade dari DeRozan

Tak bisa dipungkiri, pada kondisi primanya, Kawhi Leonard merupakan lima pemain terbaik NBA saat ini. Tak salah pula bila ia dilabeli sebagai two-way player terbaik di NBA karena memang begitu adanya. Sehingga menyatakan Leonard merupakan pemain yang lebih baik dibanding DeRozan bukanlah hal yang keliru.

Dari segi penyerangan (offense), Kawhi memunyai senjata yang lebih banyak dan lebih ampuh ketimbang DeRozan. Kawhi merupakan penembak tiga angka yang lebih jitu ketimbang DeRozan. Bahkan DeRozan baru menambahkan kemampuan tripoin pada musim lalu. Itu pun dengan catatan bahwa tripoin DeRozan masih angin-anginan.

Kemampuan utama DeRozan merupakan tembakan dua angka. Baik melalui fadeaway, off-dribble atau spot up jumper. Bila dibandingkan dengan Kawhi Leonard. Kawhi sedikit lebih unggul. Dilihat dari presentase keberhasilannya, Kawhi mampu selalu di atas 52 persen. Sedangkan DeRozan tidak pernah menyentuh angka 50 persen sepanjang karirnya. Per Basketball Reference

Sementara dari segi pertahanan (defense), Kawhi jelas lebih unggul jauh dibanding DeRozan. DeRozan bukanlah defender yang andal. Pada usaha terbaiknya, DeRozan hanya merupakan pemain bertahan rata-rata. Berbeda 180 derajat dengan Kawhi. Di bawah asuhan Popovich, Kawhi menjelma menjadi defender terbaik di NBA. Mampu membatasi pergerakan LeBron James saat bertemu di final NBA hingga menjadikannya MVP Final. Dinobatkan sebagai Defensive Player of the Year sebanyak dua kali.

Kawhi Meningkatkan Skema Permainan Raptors

Berdasarkan catatan statistik NBA, Raptors musim lalu merupakan tim yang berada pada peringkat tiga dari segi penyerangan dan peringkat lima dari segi pertahanan. Tentu kedatangan Leonard secara matematis meningkatkan kemampuan (rating) Raptors baik segi penyerangan atau pertahanan.

Dengan adanya Kawhi, pola permainan Raptors akan semakin bervariasi. Bila DeRozan cenderung melakukan dribble lalu diakhiri dengan drive atau melakukan tembakan dari jarak menengah. Kawhi bisa melakukan hal tersebut dan mempunyai catatan efisiensi yang lebih baik. Selain itu, Kawhi juga mampu melakukan tembakan tiga angka yang lebih akurat. Baik ketika berdiri bebas atau off dribble. Opsi menyerang yang tidak dimiliki oleh Raptors bersama DeRozan musim lalu. Belum lagi skema permainan yang lainnya.

Dari segi pertahanan, kolaborasi tiga pemain sayap (wings) pada sosok Danny Green, Kawhi Leonard dan OG Anunoby akan menjadi pertahanan yang sangat solid. Ketiga pemain tersebut bisa melakukan rotasi dan tidak akan terkendala bila lawan melakukan missmatch. Tidak seperti DeRozan yang pertahanannya selalu dieksploitasi lawan, terlebih ketika mengahadapi Cavs di playoff kemarin.

Raptors Bisa Segera Melakukan Rebuild

Kontrak Kawhi yang hanya tersisa setahun dan secara terang-terangan mengakui bahwa ia akan memilih Los Angeles Lakers pada free agent berikutnya jelas dikhawatirkan berbagai pihak. Kehilangan sosok pemain bintang yang telah menjadi wajah klub selama beberapa musim terakhir demi menetap satu tahun menjadi harga yang harus dibayar Raptors. Jika Kawhi menepati omongannya, Raptors seharusnya tidak perlu ambil pusing.

Mendapatkan Kawhi tanpa kehilangan sosok Anunoby, Siakam dan Van Fleet merupakan keberhasilan yang patut dirayakan. Tiga pemain tersebut memiliki potensi yang menjanjikan dan melebihi ekspektasi pada musim lalu. Tak sulit rasanya membangun ulang sebuah tim dengan tiga pemain tersebut sebagai fondasinya.

Hal ini sulit dilakukan jika DeRozan tetap berada di Raptors. Sisa kontrak yang masih lama, gaji yang besar hingga permasalahan perpanjangan kontrak DeRozan yang akan datang. DeRozan hanya akan membuat ruang pengeluaran (cap space) Raptors mendekati ambang atas (luxury tax). Akibatnya Raptors akan sulit mendatangkan pemain bintang lain dan mendapatkan aset pick pada draft.

Kepergian DeRozan pada akhirnya membuka kesempatan Raptors melakukan pembangunan ulang (rebuild) lebih awal, ditambah lagi kontrak besar Lowry dan Ibaka akan habis pada akhir musim 2019-2020. Sehingga transisi yang dilakukan Raptors akan lebih cepat dan mudah.

Ketiga alasan utama tersebut seharusnya membuat Raptors dapat tersenyum, bagaimana pun mereka adalah pihak yang memenangkan trade tersebut. Soal kemungkinan Kawhi yang akan bermain dengan setengah hati, hal tersebut bisa disangsikan. Pasalnya Kawhi menginginkan kontrak maksimal (max contract) pada free agent yang akan datang.

Mau tidak mau, Kawhi harus menunjukkan permainan terbaiknya dan bentuk profesionalismenya agar Lakers yakin menawari dirinya max contract. Bila ia justru tidak berubah dan tetap bersikap seperti kala di Spurs, sangat mungkin nilai jual Kawhi akan turun karena dianggap sosok yang tidak profesional dan egois. Semua tim lain tentu ragu menawarkan uang yang besar pada sosok Kawhi musim lalu.

Soal cidera yang dialami oleh Leonard pada musim lalu biarlah waktu yang menjawab. Apakah ia bisa kembali pada performa berkaliber MVP pada dua musim lalu. Biarlah waktu yang menjawab perjudian Raptors berbuah manis atau menjadi buah pahit.(*)

Foto: nba.com

Populer

Malam yang Berat Bagi Jenna Schroeder
LeBron James Bantah Lakers Kalah Fisik dari Pistons
Bersama Jokic, Westbrook Bawa Nuggets Melumat Suns
Shai Gilgeous-Alexander Cetak 41 Poin, Jadi Pemain Terhebat Dalam Sejarah Klub
Di Tengah Hembusan Kabar Liga Baru, Kontestan EuroLeague Makin Solid
Celtics Tumbang Saat Tampil Dengan Delapan Pemain Saja
Goga Bitadze Cekik Leher Kristaps Porzingis
Cavaliers 17-1 di Kandang Sendiri
Giannis Antetokounmpo Kecewa Bucks Tak Main di Hari Natal
Berpeluang Jadi Analis, Tapi John Wall Masih Ingin Bermain Lagi