BBM Vikings Warriors merengkuh gelar juara Jawa Pos-Honda Pro Tournament pada November 2017 lalu. Setahun berselang, mereka lagi-lagi berkesempatan merengkuh gelar juara lainnya di Pacific Caesar 50th Anniversary Pro Basketball Tournament. Sayangnya, kali ini mereka gagal merebut gelar itu dari klub Filipina, Blackwater Elite, dan harus puas sebagai runner-up.

Kendati begitu, Handoyo, salah satu tokoh penyokong klub asal Surabaya ini, melihat perjuangan BBM Vikings Warriors di turnamen terakhirnya sebagai prestasi. Apalagi mereka bisa mengalahkan sedikitnya tiga klub profesional yang berlaga di IBL ketika mengikuti turnamen tersebut. Padahal awalnya klub ini dibentuk untuk main-main.

Mainbasket sempat berbincang-bincang dengan Handoyo tentang BBM Viking Warriors. Kami membicarakan awal mula terbentuknya klub tersebut, perubahan-perubahannya, bahkan sumber dana dan biaya operasionalnya.

Simak wawancara berikut:     

Seperti apa awal mula terbentuknya BBM Vikings Warriors?

Awal mula terbentuknya karena kami hobi, suka basket, terus ikut pertandingan-pertandingan karena hobi itu. Kami ikut-ikut saja.

Awalnya main-main?

Iya, main-main saja.

Kok bisa sebesar ini?

Ya, karena kami menemukan teman yang pas; satu visi, satu misi, maka terbentuklah BBM yang seperti sekarang.

Saya dengar BBM Vikings Warriors dulu bernama BBM Warriors saja. Benarkah itu?

Sebenarnya namanya itu BBM Vikings, bukan BBM Warriors. BBM Vikings awalnya.

Waktu di JP Pro (Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2017) ada tim dari Pontianak—teman juga—mau ikut kompetisi. Kami satu visi dan satu misi, dia mau support kami di JP pro waktu itu, jadi kita ambil nama mereka sebagian. Kami masukan di situ. Tapi, aslinya memang dari surabaya gitu.

Kok bisa jadi terkenal sebagai BBM Viking Warriors Pontianak?

Karena waktu di JP Pro kami pakai Pontianak. Jadi, orang-orang pikir kami dari pontianak. Padahal kami sebenarnya terbentuk dari surabaya. Tapi, karena ada teman yang satu visi dan satu misi, makanya kita bisa sama-sama jalan.

Akhirnya sekarang Pontianaknya kami hilangkan, terus ambil “warriors”-nya sajalah.

Bagaimana cara teman-teman BBM mengenalkan kembali tim ini berasal dari Surabaya, terbentuk di sini, bukan di Pontianak?

Bagaimana, ya? Susah juga sebenarnya, tapi intinya, pokoknya orang dari Surabaya pasti tahulah BBM asal mulanya dari mana.

Tadi sempat disinggung soal visi dan misi. Memangnya apa visi dan misi teman-teman?

Visinya kami bisa menerima beberapa pemain dengan baik. Yang mungkin sudah selesai dengan profesional bisa kami ajak di sini. Kalau misinya, ya, having fun dan prestasi. Itu saja.

Kegiatan sehari-hari seperti apa? Klub lain, kan, biasanya menggelar latihan dan lain-lain.

Tidak ada. Pemain kami, kan, tersebar di beberapa kota. Ada yang di Malang, ada yang di Jakarta, ada yang di Solo, ada juga beberapa di Surabaya. Jadi, kalau memang ada turnamen atau kejuaraan baru, saya hubungi mereka. Tanyakan kapan mereka siap.

Sejauh ini fokusnya baru di turnamen-turnamen seperti ini? Semacam semiprofesional?

Sementara.

Sementara ini seperti itu.

Ada rencana mau ke liga profesional?

Kalau ada yang mau support kami, ya, siapa yang tidak mau? Cuma yang penting harus satu visi dan satu misi dulu.

Apa pendapat Koh Handoyo soal dunia basket Indonesia, terutama IBL?

Okelah. Tapi, ya, sementara ini saya belum tertarik memasukkan tim ke profesional karena banyak kendala. Kalau animonya, kan, bagus. Oke.

BBM juga memakai jasa pemain-pemain profesional dan bekas profesional. Bagaimana BBM merangkul mereka semua?

Karena kami bersikap kekeluargaan. Kami makan bersama. Tiap hari bersama, tiap ada kejuaraan.

Kalau tidak ada kejuaraan kami panggil mereka untuk kumpul. Seperti itu. Makanya mereka menganggap BBM kayak keluarga.

Oh ya, bagaimana teman-teman bisa membiayai klub ini? Yang saya tahu dana untuk menjalankan suatu klub itu besar.

Ya, dari (dana) pribadi.

Kira-kira untuk satu turnamen bisa mengeluarkan berapa?

Kalau di turnamen ini total bisa mencapai 200-300.

Miliar?

Tidak, 200-300 juta.

Sebanding tidak, sih, pengeluaran pribadi itu dengan hasilnya?

Sementara ini, kami dari BBM puas, berarti sebanding.

Ukuran puas atau tidaknya itu apa?

Ya, prestasi. JP Pro, sekarnag runner-up (Pacific Caesar 50th Anniversary Pro Basketball Tournament), kemarin di divisi Liga Jatim kami ambil juara satu juga.

Di turnamen ini (Pacific Caesar 50th Anniversary Pro Basketball Tournament), teman-teman mengalahkan setidaknya tiga klub IBL, klub profesional, apa pendapatnya?

Mungkin kami lebih siap dari mereka saat ini. Mungkin, ya. Mereka tidak full team atau ada beberapa kendala. Seperti itu.

Ke depannya ingin seperti apa?

Apa pun. Pokoknya supaya lebih maju sajalah.

Foto: Yoga Prakasita

Komentar