Apalah arti sebuah merek tanpa logo yang tepat. Logo tersebut jadi perlambangan visi dan misi merek tersebut. Bahkan, bisa jadi sebuah produk akan diingat lewat logonya yang unik. Mengacu pada hal tersebut, Nike punya logo yang begitu sederhana namun berkarakter kuat untuk merepresentaskan perusahaan olahraga asal Beaverton, Amerika Serikat, tersebut yang ternyata diciptakan oleh seorang mahasiswi.

Perumusan sebuah logo ikonik kini telah melalui berbagai proses pemahaman dan penelitian mendalam yang dilakukan oleh firma desain ternama. Uniknya, logo Nike tidak melalui proses demikian. Carolyn Davidson adalah wanita dibalik logo yang dinamai Swoosh itu. Saat membuat logo itu pada 1971, ia adalah mahasiswi Portland State University yang juga seorang desainer lepas (freelance). Desain tersebut ia buat untuk memenuhi pekerjaannya untuk Phil Knight.

Gambar tangan logo huruf dan logo simbol karya Carolyn Davidson yang disetujui Phil Knight.

 

Relasi Davidson dengan pendiri Nike dimulai pada 1969. Kala itu, Knight menjabat sebagai Asisten Profesor yang membutuhkan tenaga tambahan untuk beberapa proyek sedang ia jalani. Salah satunya adalah pengembangan jasa importir Onitsuka Tiger bernama Blue Ribbon Sports (BRS). Di sisi lain, Davidson sedang membutuhkan dana ekstra untuk mendanainya mengikuti kelas lukis. Ia dibayar AS$2 per jam untuk jasanya pada Knight.

Selang dua tahun, Knight bersama Bill Bowerman ingin memproduksi sepatu sendiri. Ia lalu menyusun berbagai strategi lanjutan. Salah satunya adalah membuat logo dan nama baru. Knight menghadirkan nama Nike yang berasal dari nama dewa kemenangan di mitologi Yunani. Kemudian, Knight menugaskan Davidson membuat logo yang merepresentasikan visi Nike tersebut.

Ia kemudian memberikan konsep sebuah garis berbelok seperti contreng. Logo itu di buat luwes yang menandakan pergerakan dan kemajuan. Desain tersebut juga menggambarkan sayap yang akan membawa penggunanya “terbang” dengan pengembangan produk dari Nike. Setelah beberapa kali revisi dan pematangan konsep, Knight setuju dengan desain tersebut dan membayarnya seharga AS$35.

Evolusi logo Nike dari masa ke masa.

 

Salah satu alasan mengapa Phil Knight menyukai desain Swoosh dari Davidson adalah desain logo tersebut apik bila disematkan di bagian samping sepatu. Itulah awal mula modifikasi Onitsuka Tiger Corsair menjadi Nike Cortez, sepatu pertama Nike pada 1972. Setelah itu, muncul berbagai sepatu lari legendaris berornamen Swoosh seperti Waffle Trainer, Internationalist, Air Force 1, hingga Blazer. Bahkan setelah 46 tahun, logo itu masih digunakan di sepatu-sepatu modern Nike.

Carolyn Davidson kemudian bekerja untuk Nike hingga 1975 sebagai desainer. Walau hanya empat tahun, nama Davidson akan selalu jadi bagian penting perkembangan Nike sebagai merek olahraga kenamaan dunia. Logo buatannya pun masih tidak tergantikan dan tercatat sebagai salah satu logo terbaik di dunia hingga kini. Sebagai bentuk penghormatan, Carolyn Davidson kini dihadiahi 500 lembar saham Nike.

Foto: Nike Archieve, Design World

Komentar