Mengenal Istilah Pembawa Bola (PB), Garda Pembawa Bola (GPB), dan Forwarda Pembawa Bola (FPB)
Istilah Point Guard Secara Konvensional
Garda (guard) merupakan posisi pemain yang bertugas untuk melakukan penjagaan di area perimeter atas dan sayap. Garda dapat diibaratkan sebagai penjaga pintu masuk ke area pertahanan atau penjaga di garis depan area pertahanan. Atas dasar hal tersebut, maka pemain garda wajib memiliki kemampuan pertahanan perimeter yang terbaik di dalam suatu tim.
Point Guard (PG) merupakan pemain garda (guard) yang berperan sebagai pembawa bola utama di dalam suatu tim. Dengan demikian PG dapat disebut sebagai garda pembawa bola (GPB) dalam bahasa Indonesia.
Kata point dari point guard diartikan sebagai titik (point), sehingga PG adalah pemain garda yang berperan sebagai titik dikumpulkannya bola ketika mendapatkan penguasaan atau pemain garda yang berperan sebagai titik dimulainya alur serangan. Kata point tersebut sering disalahartikan sebagai angka/poin, dan pemain PG sering disalahkaprahkan oleh awam sebagai garda yang berperan sebagai pencetak angka utama, terlebih lagi ketika popularitas Stephen Curry (PG dari Golden State Warriors) semakin meningkat dengan menjadi pencetak angka terbanyak dan MVP pada musim kompetisi NBA periode 2015-2016.
Pemain GPB (garda pembawa bola) memiliki kemampuan yang paling spesifik di antara posisi lainnya dalam suatu tim, yaitu memiliki kemampuan keterampilan melantun (dribble) dan mengolah bola (gerakan penguasaan bola tanpa lantun dan berbagai variasi operan) yang terbaik di antara posisi lainnya. Dengan kemampuannya yang spesifik tersebut, pemain GPB bertugas sebagai fasilitator utama dalam penyerangan, yaitu mengatur alur serangan dan menciptakan peluang bagi rekan-rekannya untuk mecetak angka. Sehingga pemain GPB pada umumnya memiliki catatan asis (Ast) atau operan yang menghasilkan angka, yang terbanyak di antara posisi lainnya.
(Baca juga: Rekomendasi Pembagian Peran Pebasket Modern Berdasarkan Statistik dan Mekanika)
Pengenalan Istilah Pembawa Bola (GPB)
Sistem Serangan dengan Dua GPB di Era Perbasketan Modern (>2000)
Berdasarkan pembagian posisi secara konvensional, maka setiap tim di dalam lapangan hanya memiliki satu pemain yang diberi tugas sebagai pembawa bola, yang disebut PG. Namun sejak semakin berkembangnya pola penyerangan dribble drive motion (DDM) yang menggunakan dua pembawa bola, yang diperkenalkan oleh Vance Walberg dan dipopulerkan oleh John Calipari ketika melatih Universitas Memphis (2000-2009) dan Universitas Kentucky (2009-sekarang), maka sistem penyerangan konvensional yang terpaku pada satu pembawa bola, yang disebut PG, mulai semakin ditinggalkan oleh karena alur serangan yang kurang dinamis dan mudah terprediksi untuk diantisipasi.
Musim kompetisi NBA periode 2012-2013 merupakan tahun terbaik bagi Denver Nuggets. Pada periode tersebut Nuggets menggunakan pola penyerangan DDM dengan dua PG sekaligus, yaitu Ty Lawson dan Andre Miller, serta terdapat pemain forwarda bernama Iguodala yang juga dapat menjadi pembawa bola (point forward) dan fasilitator, yang terbukti menghasilkan catatan menang-kalah keseluruhan: 57-25 dan catatan menang-kalah di kandang: 38-3. Bila melihat komposisi pemain Denver Nuggets yang dimainkan di lapangan dengan peran yang diberikannya pada periode tersebut, maka penentuan posisi secara konvensional (PG, SG, SF, PF, dan C) sebenarnya sudah tidak berlaku.
Hampir sama halnya bila melihat komposisi pemain utama tim Houston Rockets (2017-2018) yang akan bertanding pada awal musim, maka akan terlihat penampilan yang seperti ini:
PG = C. Paul
SG = J. Harden
SF = T. Ariza
PF = R. Anderson
C = C. Capella
Namun bila melihat komposisi pemain utama tim Houston Rockets (2017-2018) yang akan bertanding ketika di ujung musim dan di babak penyisihan playoff, maka akan terlihat penampilan yang seperti ini:
PG = C. Paul
PG = J. Harden
SF = T. Ariza
SF = P.J. Tucker
C = C. Capella
Dari contoh Houston Rockets tersebut tampak bahwa sebenarnya penentuan pemain yang mengharuskan kemutlakan adanya lima posisi konvensional dalam suatu permainan di lapangan sudah tidak berlaku. Posisi Harden yang pada awalnya disebut SG diubah penamaannya menjadi PG karena jumlah penguasaan bola yang lebih banyak dengan durasi penguasaan yang lebih panjang dari Chris Paul pada periode tersebut. Sedangkan peran P.J. Tucker sebagai SF atau PF akan didiskusikan pada artikel lain.
Pemain yang disebut PG dalam tim Rockets tersebut, yakni James Harden dan Chris Paul ternyata menjadi penyumbang angka terbanyak bagi timnya. Berbeda dengan sistem pembagian peran secara konvensional, di mana pemain PG seharusnya memfasilitasi pemain besar dan spesialis penembak untuk menjadi pencetak angka utama.
Dalam daftar 25 pencetak angka terbanyak sepanjang sejarah NBA, hanya Oscar Robertson yang konsisten pada sepanjang karirnya disebut PG (dengan mengesampingkan Jerry West yang juga dapat disebut sebagai SG). Sementara tak satupun pemain-pemain PG konvensional legendaris dari era Magic Johson, John Stockton, sampai Jason Kidd dan Steve Nash yang masuk dalam daftar tersebut.
Dengan demikian gaya permainan yang ditampilkan Chris Paul dan James Harden di Rockets pada periode 2017-2018 tidak sesuai dengan konsep PG secara konvensional, dan akan lebih cocok bila disebut sebagai pembawa bola (PB) saja, yang pada artikel-artikel sebelumnya saya sebut sebagai ball handler (BH) atau lebih spesifik dapat disebut sebagai garda pembawa bola (GPB).
Contoh tim lain yang menggunakan dua pemain garda pembawa bola sekaligus dalam permainan pada musim kompetisi NBA periode 2017-2018 adalah Toronto Raptors dengan Kyle Lowry dan DeMar DeRozan; Portland Trail Blazer dengan Damian Lillard dan C.J. McCollum; dan New Orleans Pelicans dengan Rajon Rondo dan Jrue Holiday. Menariknya adalah Lillard dan Lowry yang secara konvensional disebut PG, ternyata memiliki catatan catch and shoot (tangkap dan tembak) yang lebih baik daripada pemain yang secara konvensional disebut sebagai SG utama di dalam timnya, yaitu DeRozan dan McCollum, di mana seharusnya SG konvensional memiliki catatan tangkap dan tembak yang terbaik di dalam tim.
Kemunculan Pembawa Bola Berukuran Tubuh Besar (Forwarda Pembawa Bola/FPB)
Sejak era 80-an sampai 90-an banyak bermunculan perdebatan awam yang sebenarnya tak penting, yang membahas mengenai: “Apakah Magic Johnson (6’9”) dan Penny Hardaway (6’7”) adalah point guard, small forward, ataukah point forward?”
Apapun sebutan mereka, faktanya adalah keduanya merupakan pembawa bola (PB) dan fasilitator utama di timnya, yang berukuran tubuh lebih besar dari rata-rata PG, dan memiliki kemampuan pertahanan dan serangan di area dalam yang lebih baik dari rata-rata PG. Secara sederhana mereka dapat disebut sebagai PB/GPB/FPB saja tanpa perlu memperdebatkan banyak istilah yang tak bermakna dalam upaya pengembangan atlet.
Sama halnya seperti LeBron James, Ben Simmons, dan Giannis Antetokounmpo yang secara sederhana dapat disebut sebagai PB/GPB/FPB. Antara GPB dan FPB sebenarnya tidak memiliki perbedaan peran yang bermakna selain dalam hal ukuran tubuh dan pemasangan lawan jaga, serta perbedaan kemampuan pertahanan dan serangan di area dalam.
Hal yang menarik adalah Ben Simmons dengan tinggi 6’10” disebut sebagai PG, sementara LeBron dengan tinggi 6’8” disebut sebagai SF. Padahal keduanya adalah sama-sama pemain dengan penguasaan bola yang terbanyak dengan durasi penguasaan yang terpanjang di timnya masing-masing. Bahkan pada periode 2017-2018, LeBron James unggul dalam hal AST (9,1) dan 3P% (36,7%) dibandingkan dengan Ben Simmons (AST: 8,2; 3P%:0), di mana bila berdasarkan sistem konvensional seharusnya Simmons sebagai PG memiliki catatan yang lebih baik dalam hal aspek-aspek tersebut dibandingkan dengan LeBron James sebagai SF.
Dari gambaran-gambaran di atas tersebut menunjukkan bahwa istilah pembawa bola (PB), baik GPB maupun FPB, merupakan sebutan yang lebih baik daripada sistem posisi konvensional, dalam upaya pengembangan atlet.
Contohnya adalah bila atlet ingin menjadi seperti LeBron James, maka berlatihlah keterampilan melantun dan mengolah bola sesuai dengan peran fungsional pemain PB dan bukan berlatih menjadi small forward yang tidak jelas definisi dan arah pengembangannya. Dengan demikian istilah pembawa bola (PB), garda pembawa bola (GPB), dan forwarda pembawa bola (FPB) diharapkan dapat menjadi istilah yang umum yang digunakan dalam perbasketan Indonesia untuk menggantikan istilah asing: point guard dan point forward.
Berikut ini adalah tambahan contoh penggunaan pembagian peran yang menggantikan istilah konvensional pada lima pemain utama Philadelphia 76ers di pertandingan pertama musim kompetisi NBA periode 2017-2018 (Istilah berbahasa Indonesia untuk 3D dan PP akan dibahas di artikel lain):
Jerryd Bayless: GPB menggantikan PG
J.J. Redick: 3D menggantikan SG
Robert Covington: 3D menggantikan SF
Ben Simmons: FPB menggantikan PF
Joel Embiid: SPP menggantikan C
Dari contoh di atas dapat memberikan gambaran dengan jelas bahwa Bayless dan Simmons adalah pembawa bola dan berperan sebagai fasilitator, Redick dan Covington adalah pemain yang berperan utama untuk melakukan pertahanan pada penembak perimeter dan pencetak angka utama lawan, sekaligus berperan sebagai target penembak 3 angka utama, dan Embiid adalah pemain yang berperan di area dalam saat bertahan maupun menyerang.
Sebaliknya bila menggunakan istilah konvensional, maka Covington akan dipertanyakan perannya sebagai SF karena ternyata peran dan pergerakan yang dilakukannya mirip seperti Redick yang disebut SG, dan berbeda jauh dengan permainan LeBron James yang sama-sama di posisi SF. Demikian pula dengan Simmons yang juga akan dipertanyakan perannya sebagai PF karena penguasaan bola yang lebih banyak daripada Bayless yang disebut PG, dan berbeda jauh dengan permainan LaMarcus Aldridge yang sama-sama di posisi PF.(*)
Foto: NBA