Cina masih jadi negara paling dominan untuk memproduksi produk elektronik dunia. Sayangnya, hal itu tidak berlaku untuk industri sepatu. adidas dan Nike mengurangi produksi sepatunya di Negeri Tirai Bambu hingga dua kali lipat pada 2018. Quartz mengabarkan, mereka telah memindahkan pusat produksi sepatu ke Vietnam terutama untuk pemenuhan pasar Amerika Serikat.
Keputusan ini bukan hal baru. Pada 2010, adidas mulai mengurangi produksinya dan memindahkannya ke Vietnam. Sementara Nike telah melakukannya lebih dahulu pada 2008. Keputusan tersebut terjadi lantaran meningkatnya strata ekonomi masyarakat yang membuat pemerintah Cina harus meningkatkan upah minimum buruh. Itu artinya, perusahaan juga harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk membayar gaji buruh mereka di Cina.
Bagi adidas, keputusan pemindahan produksi sepatu ke Vietnam ini dicap sebagai bentuk antisipasi keputusan Presiden Donald Trump. Kasper Rosterd selaku CEO adidas mengungkapkannya saat pertemuan pemegang saham pada 9 Mei 2018. Ia mengkhawatirkan pertengkaran Trump dengan pemerintah Cina akan berdampak pada penerapan pajak produk-produk buatan Cina ke Negeri Paman Sam. “Cina memang penting dalam pemenuhan produksi, namun kami tak bisa mengesampingkan posisi strategis Vietnam,” ujar Rosterd dilansir dari Reuters.
Sejalan dengan adidas, Puma juga telah bersiap menjalankan rencana besar akibat kondisi diplomasi Amerika Serikat dan Cina yang memburuk. Merek yang didirikan kakak pendiri adidas itu juga punya rencana yang sama. Walau sepertiga produksi produk mereka dijalankan di Cina, mereka tetap akan merencanakan pemindahan produksi ke negara Asia lain dalam waktu dekat.
Menurut survey yang dilakukan Dr. Sheng Lu dari Universitas Delaware bekerja sama dengan Asosiasi Industri Fesyen Amerika Serikat (USFIA) pada 2017, tren pemenuhan produksi yang awalnya “China Plus Many”, bergeser menjadi “China Plus Vietnam Plus Many”. Itu artinya, keberadaan Vietnam kian dibutuhkan untuk pemenuhan permintaan merek-merek fesyen terutama yang berasal dari Amerika Serikat. Sementara itu, waralaba pakaian siap pakai asal Jepang, Uniqlo, menaikkan 40 persen produksi produknya ke Vietnam.
Dalam beberapa tahun ke depan, produk sepatu di dunia akan didominasi sepatu dengan label "Made In Vietnam". Sama halnya dengan ketika produk berlabel "Made In China" yang merajalela.
Berikut adalah data statistik jumlah produksi sepatu adidas dan Nike yang diambil dari laporan Dr. Sheng Lu (Universitas Delaware) dengan Asosiasi Industri Fesyen Amerika Serikat (USFIA) pada 2017:
Foto: Richard Vogel/Associated Press