Laga pertama Final NBA 2017 telah dimulai pada Jumat, 2 Juni pagi waktu Indonesia. Digelar di Oracle Arena selaku markas Golden State Warriors, tuan rumah menang 113-91. Selisih 22 poin sedikit banyak mengecewakan para pecinta basket dunia. Bahkan laga tampak sudah berakhir di sepertiga akhir kuarter 4. Saat Tyronn Lue mengganti hampir semua starter-nya.

Apa yang terjadi?

Pertama dan yang paling mendasar adalah banyaknya kesalahan sendiri alias turnover Cavaliers. Pikiran para pemain Cavs seperti sedang tidak pada laga itu. Bahkan bagi seorang LeBron James pun tidak sepenuhnya “hadir” dalam laga itu.

Dari total 20 turnover yang dibuat Cavs, 10 dilakukan di kuarter kedua, 4 dilakukan di 8 penguasaan bola pertama kuarter ketiga. James menyumbang 8 di antaranya. Yap, 8!

Pengumpul turnover terbanyak kedua di Cavs adalah Kyrie Irving dengan empat TO. Jumlah itu sama dengan total keseluruhan turnover yang dilakukan oleh Warriors sepanjang laga (yang juga menyamai rekor turnover terkecil oleh satu tim dalam laga final NBA). Sementara 20 yang dicatatkan oleh Cavs menyamai rekor terbanyak mereka sendiri dalam 55 laga playoff terakhir.

Kesalahan kedua adalah transisi dari menyerang ke bertahan. Dari 20 turnovers yang dilakukan, 11 diantaranya berasal dari “bola hidup” atau steal dari para pemain Warriors. Dari 11 bola yang berhasil mereka curi, Warriors berhasil menghasilkan 17 poin. Atau bisa dibilang hanya kehilangan 2,5 bola serangan mereka. Salah satu fakta buruknya transisi Cavs adalah enam dunk yang dilakukan oleh Kevin Durant seorang diri di dua kuarter awal. Bahkan dalam kurun waktu yang sama Warriors berhasil melesakkan 11 dunk yang mayoritas berasal dari transisi dan lubang yang benar-benar diberikan oleh para pemain Cavs.

Bagaimana bisa ada “lubang” sebesar itu di paint area Cavs?

Jawabanya adalah faktor ketiga, Cavs terlalu takut kepada tripoin Warriors. Banyak sekali bagian permaianan yang memperlihatkan para pemain Cavs justru menjaga pemain yang bergerak tanpa bola di area tripoin daripada pemain yang membawa bola itu sendiri. Dua dunk dari KD juga berasal dari pola bertahan Cavs yang memilih menjaga Curry yang bergerak “polos” di area tripoin. Tidak ada stopball yang dilakukan oleh pemain Cavs. Padahal secara keseluruhan Warriors hanya memasukan 36 persen tembakan tripoin mereka, yang mana secara jumlah sama dengan Cavs.

Keempat adalah Tristan Thompson. Tristan Thompson sejak awal diprediksi sebagai faktor penting bagi permainan line-up kecil Cavs. Dan ternyata hal itu berhasil dilihat oleh Warriors dan dimatikan secara total. Tristan menorehkan statistik 0 poin 2 asis dan 4 rebound. Hanya 4 rebound! Tristan yang kita kenal dengan kemampuan rebound -yang mungkin- salah satu terbaik di NBA hanya berhasil mengumpulkan empat rebound sepanjang laga. Warriors layak berterimakasih kepada Zaza Pachulia dan Javale McGee yang justru berhasil menghentikan Tristan. Zaza bahkan mengoleksi satu rebound lebih banyak daripada Tristan sementara McGee menorehkan angka yang sama hanya dalam enam menit bermain. “Matinya” Tristan di bawah paint area membuat LeBron James dan Kevin Love mengoleksi double digit rebound. Love bahkan mengoleksi 21 poin yang akhirnya membuat konsentrasinya terpecah lebih banyak dan gagal membantu banyak dalam permainan Cavs.

Terakhir adalah Kevin Durant dan Stephen Curry. Sebelum melangkah, perlu diketahui bahwa hanya dua pemain ini yang mengoleksi poin dengan digit ganda dari keseluruhan roster Warriors. Tapi kondisi kedua pemain yang sedang “on fire” alias “wangi” ini benar-benar tidak mungkin dihentikan. Total 28 poin, 6 rebound, 10 asis dan 3 steal dicatatkan Curry. Sementara 38 poin, 9 rebound, dan 8 asis dicatakan oleh Durant. Seperti prediksi, Curry akan dijaga di mayoritas waktu oleh Kyrire Irving yang kadang bergantian dengan J.R. Smith dan Iman Shumpert. Curry memulai laga dengan banyak penetrasi ke paint area. Sesuatu yang tidak banyak ia lakukan selama ini. Perubahan ini kemudian membuat para pemain bertahan Cavs juga melakukan perubahan gaya bertahan. Di dua kuarter pertama Curry hanya memasukkan dua kali tripoin. Yang kemudian ditambah empat kali di sisa laga. Empat tembakan tripoin itupun nyaris tanpa penjagaan berarti dari para pemain Cavs.

Sementara Durant adalah bintang malam itu. Kegemilangan KD berhasil menutupi buruknya penampilan Klay Thompson. KD adalah faktor pembeda dari kedua tim. LeBron James bukanlah pemain bertahan yang buruk. Tapi ketika KD dalam kondisi wangi, tidak ada satupun pemain yang sanggup menjaganya. Tripoin, perimeter shot, drive lay up ataupun dunk semua mampu dilakukan dengan tubuh yang konon katanya tujuh kaki. Dan laga pertama kemarin adalah waktu yang sangat tepat bagi KD untuk meledak. Semua tampak begitu mudah dilakukan olehnya. Akurasinya mencapai angka 53,8 persen.

Laga kedua akan dilaksanakan hari Senin waktu Indonesia, masih di Oracle Arena. Apapun masih bisa terjadi.

Satu fakta menarik adalah dari tiga cincin juara LeBron James, semua berasal dari ketertinggalan 0-1 di Final NBA. Dan masih segar diingatan final jilid kedua musim lalu bagaimana Warriors melepaskan keunggulan 3-1 mereka atas Cavs. Masih sangat sulit mengira siapa yang akan menjadi juara. Selama tidak ada satupun pengurangan kekuatan akibat cederanya pemain masing-masing tim. Final ini masih sangat layak untuk terus ditonton.

Foto: Getty Images

Komentar