Sejak kembali dari perjalanannya mengejar gelar juara ke pesisir pantai selatan bersama Miami Heat, LeBron James sudah berhasil membawa Cleveland Cavaliers menginjak Final NBA dua kali beruntun. Satu kali juara, satu kali kalah. Dan yang berhasil mengalahkan mereka dua tahun lalu adalah Golden State Warriors.
Warriors di bawah asuhan kepala pelatih Steve Kerr pun mencatatkan hal yang sama dengan LeBron dan Cavs, dua kali final di dua musim terakhir. Dua musim lalu Warriors juara dalam enam laga. Musim lalu Cavs juara dalam tujuh laga. LeBron James dan Steve Kerr tidak dapat dipungkiri adalah dua sosok penting di balik pencapaian tim masing-masing.
Tambahn Kevin Durant di awal musim jelas membuat Warriors diunggulkan, tapi tambahan pemain yang dilakukan Cavs di tengah musim juga terlihat cukup tepat.
Deron Williams, Kyle Korver dan Derrick Williams adalah beberapa nama yang berhasil mereka ambil. Melihat sedikit ke belakang, keunggulan telak Warriors pada dua musim lalu adalah kemampuan tembakan tripoin mereka. Selain faktor cederanya Kevin Love dan Kyrie Irving kala itu.
Pertanyaan atas tembakan tripoin itu terjawab musim lalu saat Cavs meraih gelar juara. Setelah taampil dengan kekuatan penuh tanpa ada pemain yang cedera, peningkatan presentase tembakan yang meningkat juga menjadi faktor kemenangan Cavs. Tambahan Channing Frye musim lalu juga menambah amunisi tripoin Cavs.
Gambaran final ulangan kembali terlihat musim ini. Kedua tim terus menampilkan performa apik selama musim reguler. Meskipun Cavs harus puas mengakhiri musim reguler sebagai peringkat kedua.
Kekompakan permainan kedua tim ini juga meningkat. Meskipun maisng-masing memiliki pemain berkaliber All Stars: empat untuk Warriors yang diwakili oleh Steph Curry, Klay Thompson, Kevin Durant dan Draymond Green. Tiga untuk Cavs yang mengirimkan Kyrie Irving, LeBron James dan Kevin Love. Nama terakhir memang gagal tampil di pertandingan karena cedera yang didera, tapi tetap tidak menghilangkan status All Star-nya.
Warriors berhasil menempatkan diri pada posisi terbaik dalam asis per pertandingan. Mereka mencapai rata-rata 30,4 asis. Sementara Cavs berada di peringkat ke-13 dengan rata-rata 22,7 asis selama musim reguler.
Memasuki babak playoff, Warriors tetap berada di peringkat pertama dengan 27,5 APG, sementara Cavs di peringkat keenam dengan 22,1 APG. Angka asis yang dibilang tinggi ini juga tidak terlepas akan banyaknya pemain yang mampu melakukan eksekusi cepat.
Memasuki babak playoffs hingga final wilayah kedua tim ini pun tak terbendung (Cavs terganjal satu kali oleh Boston Celtics).
Di putaran pertama Warrirors berhasil menundukan Blazers sementara Cavs menaklukan Pacers. Untuk babak semifinal wilayah bahkan kedua tim nyaris âtidak berkeringatâ. Warriors menggasak Jazz sementara Cavs menyapu Raptors. Final wilayah pun berjalan seru setelah dipastikan mempertemukan peringkat 1 dan 2 musim reguler masing-masing wilayah. Warriors menghadapai Spurs dan Celtics yang memuncaki wilayah timur selama musim reguler berhadapan dengan Cavs.
Tapi sekali lagi Warriors dan Cavs menunjukan perbedaan kelas mereka dari tim-tim lain. Warriors unggul 4-0 atas Spurs. Spurs memang sedang âpincangâ setelah Tony Parker dan Kawhi Leonard mengalami cedera.
Sementara Cavs melawan Celtics yang diprediksi akan berlangsung sesengit musim reguler berlangsung tidak sesuai harapan. Cavs menyapu bersih dua laga di kandang Celtics. Pertandingan yang kedua bahkan mereka menangkan dengan jarak 44 poin! Memecahkan rekor kemenangan dengan jarak poin terbanyak di playoff NBA. Celtics mencuri Game 3 sebelum gugur dengan kedudukan 4-1.
Harus diakui Cavs dan Warriors selama babak playoff sangat menyeramkan. Tidak ada celah bagi lawan untuk bernafas. Semua pemain terlibat dalam permainan, semua pemain dapat mencetak angka, bahkan semua pemain dapat menjadi penentu. Layak bila disebut Warriors dan Cavs telah berada di level yang berbeda dengan tim-tim lain.
Menapaki Final NBA, layak kita tunggu mana yang lebih bertuah. Cavs dengan LeBron James atau Warriors dengan Steve Kerr, dua sosok yang mengubah jalannya tensi persaingan antartim ini. Susah bila membandingkan mana yang paling berperan di antara kedua sosok itu. Mengingat salah satunya adalah seorang pelatih.
Foto: CBS