Tahun 2017, Revenge x Strom merebak jadi penyedia sepatu kasual berharga tinggi yang kontroversial. Bentuknya sangat mirip dengan Vans Old Skool membuatnya jadi bahan perbincangan. Ciri khasnya adalah logo petir memanjang di bagian samping yang unik. Sayangnya, konsep seperti itu bukan satu-satunya. Di Indonesia, terdapat sepatu yang juga menggunakan konsep desain seperti yang disajikan Revenge x Storm. Namanya Word Division. Sepatu ini kreasi anak muda Bandung bernama Rizki Ferdinan. Ian Connor selaku pemilik Revenge x Storm bahkan menyebut Word Division meniru sepatu buatannya.

Terkait hal ini, Mainbasket berkesempatan untuk menanyakan hal tersebut pada Rizki Ferdinan. Ini juga jadi kesempatan bagi kita untuk lebih mengenal seperti apa Word Division itu, langsun dari pemiliknya.

Halo, apa kabar mas? Sedang sibuk apa beberapa waktu ini?

Halo mas. Kabar saya baik. Untuk kesibukan saya masih fokus untuk masalah produksi Word Division serta menyusun rencana bagaimana sistem kedepannya

Bisa diceritakan kapan berdirinya Word Division?

Word Division berdiri tahun 2015. Waktu itu belum memproduksi sepatu seperti saat ini.

Apa visi dibalik berdirinya Word Division?

Awalnya sih hanya sebagai bisnis sampingan saja, sih. Selain itu juga ingin membuat sepatu berkualitas bagus dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan.

Nama “Word Division” itu sendiri artinya apa?

Kata “Word” itu berasal dari bahasa tidak resmi kaum afrika-amerika yang berarti keren atau bagus. Sementara “Division” artinya divisi.

Word Division memproduksi aksesoris berbahan kulit dan sepatu balita (toddler) sebelum merilis produk sepatu. Apa benar?

Kami dulu pernah memproduksi dua produk tersebut. Tapi pada akhirnya kami hentikan produksinya karena kesibukan lain. Saya pribadi terkadang masih memproduksi beberapa kali tapi hanya untuk membantu bisnis teman atau ketika ada permintaan khusus saja.

Bisa diceritakan seperti apa komposisi dan bahan baku produk sepatunya?

Kalo dari segi bahan, tiap sepatu Word Division punya kombinasi bahan yang berbeda-beda tergantung model. Tapi secara garis besar, kami menggunakan kanvas premium, kulit asli, suede kulit asli, dan terkadang kulit sintetis untuk bagian tertentu. Sementara sol dan bagian lain kami menyediakannya langsung dari pabrik. Dengan kombinasi tersebut, insya Allah kuat dan nyaman.

Produk apa saja yang jadi inspirasi bentuk sepatu Word Division?

Ada banyak. Tapi kebanyakan memang merek sepatu beraliran streetwear macam Vans, Vision Street Wear, Emerica dan Converse.

Adakah strategi khusus untuk meyakinkan calon konsumen bahwa Word Division layak untuk dimiliki?

Strategi khusus sepertinya tidak ada. Tapi setiap produk selalu melalui proses uji ketahanan sehingga umur sepatu kami bisa cukup panjang. Sementara untuk kenyamanan, mungkin hampir sama dengan Vans edisi Classic Core.

Dimana konsumen terbesar Word Division? Adakah konsumen dari luar Indonesia?

Ada banyak. Selain Bandung, kami juga punya konsumen dari Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Ada juga yang dari Ambon dan Makassar. Untuk konsumen dari luar Indonesia, produk kami pernah dibeli oleh konsumen dari Singapura, Kanada, Thailand, hingga Kanada.

Karena produk ini buatan tangan (handmade), berapa jumlah maksimal yang bisa disediakan tiap buka kuota pesanan?

Kita membuka kuota pemesanan 100 pasang untuk estimasi waktu produksi 25 hari. Untuk kedepan, akan kami coba tambah kuotanya seiring dengan semakin tingginya antusiasme masyarakat terhadap Word Division.

Lebih jauh, sempat muncul produk bernama Revenge x Storm yang bentuknya mirip sekali dengan seri Classic milik Word Division. Bagaimana pendapatnya?

Sebelumnya saya pribadi tidak tahu-menahu tentang merek tersebut. Saya membuat Word Division ini tak ada sangkut pautnya dengan Revenge (x Storm).

Pemilik Revenge x Storm, Ian Connor, bahkan sampai men-cap Word Division Classic menjiplak produknya. Apa tanggapan terkait hal tersebut?

Setelah kepopuleran Revenge x Storm, ada kolega dan pelanggan yang memberitahu saya tentang produk tersebut. Bahkan, Ian Connor selaku pemilik Revenge x Storm sampai melontarkan komentar bahwa Word Division meniru produknya. Jelas saya tidak terima. Saya kemudian mengirim pesan pribadi kepadanya untuk memberikan klarifikasi.

Setelah gonjang-ganjing itu, produk Word Division justru semakin diminati. Apakah perseteruan tersebut membantu kepopuleran Word Division sekarang?

Terkait hal itu, saya tidak sependapat. Kepopuleran Word Division diraih juga dari hasil kerja keras, begadang, berdiskusi, dan berdoa. Kalau memang sudah rejeki pasti akan datang dengan sendirinya. Toh kami semua tidak ada yang menduga Ian Connor akan melontarkan komentar tersebut di akun teman saya yang jadi awal dari perseteruan ini.

Apa saja harapan Word Division untuk kultur sneaker di Indonesia?

Cobalah mengerjakan sesuatu dengan kerja keras dan sabar. Lalu, cobalah membuat sesuatu dengan hati (passion before fashion)

Sumber Foto: Akun instagram Word Division

Komentar