Usaha keras dan pengorbanan menjadi perpaduan tepat untuk mencapai keberhasilan. Itulah yang juga dilakukan oleh BSB Hangtuah, tim yang baru saja mengukir sejarah lolos ke Semifinal IBL 2017-2018. Hangtuah punya cerita menarik hingga mereka sampai ke titik tersebut.
Hangtuah ke semifinal setelah menang 2-1 atas Garuda Bandung di playoff putaran pertama Divisi Merah yang berlangsung 2,3 dan 5 Maret di C-Tra Arena Bandung. Hangtuah menang di pertandingan pertama (76-74), lalu Garuda membalas (73-69) di laga kedua. Saat penentuan, Hangtuah menang 64-59. Hangtuah sempat tertinggal 15 poin (3-18) di kuarter pertama. Kemudian mereka bisa membalik keadaan (27-22) di kuarter kedua. Setelah itu, Hangtuah bisa mengamankan keunggulan hingga akhir laga.
Lolos ke semifinal jadi catatan sejarah baru tim ini. Sebab sejak ikut serta di liga profesional, mereka beberapa kali sampai di playoff, tapi tidak pernah menyentuh empat besar. Bahkan di IBL 2016-2017, Hangtuah gagal lolos ke playoff.
Hangtuah melalui jalan terjal musim ini. Di awal musim beberapa pemain pergi. Richardo Orlando Uneputty, Andrie Ekayana, Mei Joni, Jan Steven Pattikawa, Fadlan Minallah, Ahmad Junaedi dan pemain yang pensiun dini, Toni Sugiharto. Ada pemain pindah ke tim lain, dan sisanya sudah tidak tampil di liga profesional. Kondisi ini semakin buruk ketika Kepala Pelatih Paul Mario Sanggor juga meninggalkan Hangtuah.
Muncul pertama kali di Perbasi Cup bulan November 2017, Hangtuah punya wajah baru. Ada enam pemain yang masih bertahan yaitu Kelly Purwanto, Ary Sapto Nugroho, Fernando Arron Amarhorseja, Luca Rimba Lioteza, Amaluddin dan Max Yanto. Kemudian ada tiga nama rookie yang masuk, Abraham Renoldi Wenas, Riggs Parieri Ronsumbre dan Stevan Wilfredo Neno. Karena banyak pemain muda, maka manajemen Hangtuah menambahkan center senior, Fidyan Dini.
"Saya dan pemain berlatih sebelum Perbasi Cup di lapangan Pati Unus. Pemain rela berlatih di bawah terik matahari. Kami mencoba bertahan dengan semua keterbatasan," ungkap kepala pelatih Hangtuah, Andika Saputra, usai laga penentuan melawan Garuda Bandung.
Paruh musih pertama, merupakan masa sulit bagi Hangtuah. Mereka kalah empat laga berturut-turut di awal. Lalu mereka bisa mencuri dua kemenangan. Dari tujuh laga di paruh musim pertama, Hangtuah kalah lima kali.
Di awal paruh musim kedua, penampilan Kelly Purwanto dan kawan-kawan membaik. Tiga pertandingan berturut-turut mereka menangkan, yaitu melawan NSH Jakarta (76-66), Garuda Bandung (74-71) dan Bank BPD DIY Bima Perkasa (76-60). Tapi persaingan di Divisi Merah sangat berat. Hangtuah terlibat persaingan dengan Garuda dan Bima Perkasa untuk mendapatkan tiket playoff. Hanya posisi pertama, kedua dan ketiga di klasemen yang bisa melaju ke playoff putaran pertama.
Hingga seri terakhir di Malang, posisi Hangtuah belum aman ke playoff. Nasib mereka bergantung pada Bima Perkasa. Baru setelah Bima Perkasa kalah (87-80), Hangtuah dipastikan ke playoff dengan menempati posisi ketiga klasemen Divisi Merah.
"Modal kami di Malang hanya berdoa saja. Karena ketika kami kalah melawan Pelita Jaya di pertandingan terakhir, maka nasib kami bergantung pada Bima Perkasa. Ternyata, Bima Perkasa kalah melawan Garuda. Ini jadi keuntungan bagi kami," papar Andika.
Jelang playoff putaran pertama pun, Hangtuah tak mau jemawa. Unggul 2-1 atas Garuda di musim reguler jadi modal bagus, hanya saja Andika tetap berpendapat bahwa kekuatan utama timnya adalah kerja sama tim yang kuat dan kerja keras dari semua pemain. Ia menuturkan, pemain muda perlu mental yang tenang.
Ketenangan pemain Hangtuah terbukti di pertandingan penentuan, Senin, 5 Maret 2018. Hangtuah dengan sabar mengumpulkan poin demi poin untuk mengejar ketertinggalan 15 poin di kuarter pertama (3-18). Mereka juga tenang menjaga keunggulan di kuarter keempat. Padahal saat itu, Gary Jacobs Jr. menghujani ring Hangtuah dengan tembakan tripoin. Pemain asing Hangtuah, Nahshon George menjadi pencetak tiga poin penting bagi Hangtuah di 35 detik terakhir.
Prestasi membanggakan Hangtuah musim ini menjadi bukti kerja keras dan pengorbanan mereka. Mereka juga tidak canggung meski bermaterikan pemain muda.
"Saya sangat senang dan bangga dengan pemain yang mampu membuat sejarah untuk Hangtuah. Kami mampu bekerja keras bersama untuk mendapatkan hasil yang sangat baik. Kami sudah kembali ke Jakarta dan libur selama beberapa hari. Lalu untuk persiapan, saya akan memberikan motivasi lebih kepada pemain muda. Meyakinkan mereka untuk bisa bermain lebih baik di pertandingan selanjutnya," imbuh Andika.
Perjalanan Hangtuah masih panjang. Setelah ini, mereka akan berhadapan dengan Satria Muda Pertamina Jakarta di playoff putaran kedua atau semifinal. Babak ini tetap menggunakan sistem best-of-three. Pertemuan kedua tim direncanakan berlangsung pada 22, 24 dan 25 Maret mendatang.(*)
Foto: HariyantoÂ