Indonesian Basketball League (IBL) 2017-2018 telah melaju ke babak playoff tadi malam, Jumat 2 Maret 2018, di C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat. Sebelum pertandingan, IBL mengumumkan peraih gelar Rookie of the Year musim ini. Penghargaan itu jatuh kepada Abraham Renoldi Wenas, guard BSB Hangtuah.
Tampil melawan tuan rumah Garuda Bandung tak membuat Abraham tidak percaya diri. Penghargaan itu nyatanya telah memberinya suntikan motivasi sekaligus tekanan. Namun, ia berhasil menangani tekanan itu karena motivasinya untuk menang lebih besar. Akhirnya, timnya pun berhasil memenangkan pertandingan ronde pertama untuk memperebutkan tiket ke semifinal malam itu. Abraham mencetak 10 poin dan memberi kontribusi yang cukup untuk melangkahkan satu kakinya ke babak selanjutnya.
Mainbasket lalu berkesempatan mewawancarai Abraham seusai pertandingan. Ia tampak semringah karena mendapat gelar pemain muda terbaik dan kemenangan sekaligus. Saat itu, kami pun langsung membicarakan tentang seperti apa kiprah Hangtuah selama musim reguler sampai sepenting apa penghargaan Rookie of the Year.
Menurutmu Hangtuah selama musim seperti apa?
Selama musim reguler, ya, mungkin persiapan kami harus kerja keras. Kami beda dengan tim lain. Kami sempat latihan di outdoor, panas-panasan, waktu Perbasi Cup kami jadi terlihat hitam semua. Tapi, dari situ target kami di IBL adalah bermain baik sajalah.
Tidak penting harus menang berapa kali, kalah berapa kali, kami hanya mesti tunjukkan yang terbaik. Selama ini, ya, main saja, tidak berpikir soal menang-kalah. Kami sudah kerja keras, kami sudah berdoa, tapi ada hasilnya.Puji Tuhan hasilnya sudah terlihat sekarang.
Hangtuah sempat kesulitan di awal musim, tapi akhirnya bisa masuk playoff, apa yang membuat kalian sampai ke sini?
Pola pikir kami. Ketika persiapan kurang, mau kalah juga nothing to loose. Terus kami juga positive thinking bahwa lawan-lawan kami berat, chemistry kami belum ada, tapi kami tekan terus tim ini untuk bisa berhasil.
Sudah sampai sini, ada perubahan target tidak?
Membuat sejarah untuk Hangtuah—final four!
Tadi dapat penghargaan Rookie of the Year, seberapa berarti penghargaan?
Pertama kali masuk Hangtuah sebagai junior dari pembinaan, teman-teman banyak yang bertanya, “Kenapa kamu belum main IBL?”
Saya hanya jawab, “Nanti saja, nanti juga ada waktunya. Biar dapat Rookie of the Year.”
Bercanda itu, tapi mungkin Tuhan dengar kata-kata saya. Kebetulan saat musim ini mulai juga sempat ragu untuk bermain, karena ingin kuliah dulu, tapi Pelatih menekankan kalau maun main, ya main dulu. Begitu saya dapat kesempatan, ya sudah saya bermain nothing to loose. Tidak ada memikirkan Rookie of the Year. Saya hanya mau jadi yang terbaik di klub ini.
Puji Tuhan di akhir banyak yang mendukung saya untuk jadi Rookie of the Year. Dari situ muncul tekanan sekaligus motivasi ingin mendapatkan gelar itu. Tidak bisa bohong sama keinginan itu. Kuncinya fokus saja, kalau itu rezeki saya, saya pasti dapat.
Di IBL musim ini banyak rookie yang bagus juga. Kamu merasa berhak mendapat gelar ini tidak? Kalau dilihat dari statistik, sih, kamu yang terbaik.
Kalau dilihat dari postur tubuh, sih, mungkin saya rookie terkecil. Selain rekan saya, Riggs (Parieri Rosumbre). Mungkin banyak yang menganggap remeh, tapi saya hanya percaya diri. Minta dukungan dari Tuhan, beri kekuatan, dan kalau memang saya layak maka saya tunjukkan.
Melawan Garuda di laga kedua di playoff, apa yang mesti dilakukan supaya bisa melaju ke semifinal?
Besok kami mesti tekankan pada konsistensi. Kami harus bermain konsisten. Jangan lengah sedikit pun.
Foto: Hari Purwanto