IBL

NBA 2024-2025 bisa dibilang menjadi musim yang paling menarik dalam setidaknya lima musim terakhir. Banyak cerita yang tercipta dari awal NBA Draft, Juni lalu, hingga musim reguler semakin mendekati akhir. Satu cerita terbesar atau bahkan terbesar sepanjang 10 tahun terakhir adalah pertukaran pemain yang melibatkan Dallas Mavericks dan Los Angeles Lakers. 

Ya, seperti diketahui bersama, Mavericks dan Lakers menukar dua bintang utama mereka. Luka Doncic menyeberang ke Lakers sedangkan Anthony Davis mengisi poisis Doncic di Mavericks. Saat pertama kali kabar ini keluar, internet benar-benar "meledak". Tidak ada satupun rumor mengenai kemungkinan kesepakatan ini. Jangankan rumor, membayangkan Mavericks menukar Doncic tampaknya tidak pernah terpikirkan dalam kepala seluruh penikmat NBA di seluruh dunia. 

Cerita-cerita setelah pertukaran ini resmi terjadi semakin membuat panas seluruh pihak. Apalagi saat tokoh utama kesepakatan ini, Manajer Umum Mavericks, Nico Harrison, angkat bicara ke publik. Ia menjelaskan dengan mudah dan gamblang bahwa semua orang tidak ada yang percaya bahwa ia akan melakukan ini, termasuk partner pertukarannya yang diwakili oleh sosok Rob Pelinka. Semua mengira ini adalah sebuah gurauan yang teramat lucu. 

Tentu pendukung Mavericks geram melihat pernyataan dan utamanya gestur Nico yang tampak tidak terlalu peduli tentang apa yang baru ia lakukan. Tidak peduli bahwa ia baru saja menukar salah satu pemain terbaik dunia yang bahkan belum mennyentuh potensi terbaiknya. "Saya percaya memperkuat pertahanan adalah kunci memenangkan gelar juara NBA," ujar Nico yang bak menyiram bensin di sebuah kobaran api. 

(Baca juga: Fakta Baru Tentang Luka Doncic, Nico Harrison "Diserang" Lagi)

Sekitar sebulan berselang, apa yang ada dibayangan Nico benar-benar tak menjadi kenyataan. Mendekati pun tidak. Memang, pada akhirnya ini bukan karena Nico semata. Apes mungkin lebih enak disematkan kepada Mavericks karena hampir seluruh pemainnya cedera. Akan tetapi, satu keputuan paling krusial Nico membuat segalanya menjadi tak berarti lagi untuk pendukung Mavericks. 

Ya, nasib Mavericks ini yang akan kita ulas. Datang ke musim ini sebagai finalis NBA, banyak pihak menaruh harapan tinggi kepada Mavericks. Termasuk kami. Kami menempatkan Mavericks di peringkat lima prediksi awal musim lalu. Tentu ini tak lepas dari materi pemain mereka yang sejatinya sangat komplet di awal musim. 

Sedikit menarik mundur ke musim lalu. Titik balik Mavericks adalah pertukaran tengah musim yang membuat mereka mendapatkan P.J. Washington dan Daniel Gafford. Pertukaran ini yang akhirnya membantu Mavericks bisa sampai Final NBA 2024. Mereka punya dua pemain yang membantu mereka dalam rebound dan bertahan, plus sosok Washington yang memiliki akurasi apik dari tripoin, Mavericks seolah membuka level baru permainan mereka. 

Lantas di jeda musim baru, Nico berhasil merayu seorang Klay Thompson untuk merapat. Legenda Golden State Warriors ini merasa ia perlu meninggalkan Bay Area untuk membuka regenerasi Warriors dan tentunya mencari tantangan baru. Membayangkan Mavericks dengan Doncic dan Kyrie Irving sebagai dua pembawa bola utama, Klay dan PJ di tripoin, lalu Gafford atau Derreck Lively II di bawah ring, ini adalah komposisi untuk setidaknya kembali ke Final NBA atau bahkan mendapatkan gelar juara. 

Sejak awal musim, peruntungan Mavericks tak sebaik musim lalu. Pemain-pemain rotasi utama mereka bergantian absen. Puncaknya, Doncic bermasalah dengan betisnya. Membuatnya absen cukup lama bahkan hingga menutup peluangnya menjadi kandida MVP karena tidak memenuhi minimal laga yang harus dimainkan. 

Lively menyusul dengan cedera pergelangan kaki parah yang memaksanya absen sejak 15 Januari, sampai sekarang. Tepat sebelum kesepakatan Doncic ke Lakers, Mavericks sudah kehilangan PJ dan Gafford yang sama-sama cedera. PJ mengalami cedera pergelangan kaki juga, meski tidak separah Lively. Gafoord cedera di lutut. 

Pemain-pemain yang didatangkan di tengah musim pun tak bertahan lama kecuali Max Christie. Max ikut dalam paket pertukaran Doncic dan Davis. Davis sendiri hanya bertahan satu laga sebelum mengalami cedera tanpa kontak di area perutnya. Ia absen sampai sekarang meski dikabarkan sudah mulai membaik. Caleb Martin yang bertukar tempat dengan Quentin Grimes juga baru tersedia di akhir pekan pertama Maret. Padahal, Grimes sudah menggila bersama Philadelphia 76ers, mencetak beberapa kali 20+ poin bahkan catatan poin tertinggi sepanjang kariernya, 44 poin. 

Puncak nasib sial Mavericks datang dari Kyrie Irving. Meski Kyrie selalu bisa bersikap positif, cedera parahnya membuat musim Mavericks bisa dibilang berakhir. Mavericks adalah satu-satunya tumpuan di tengah badai cedera. Terbukti dengan ia rata-rata bermain 37 menit per laga sejak Doncic pergi. Namun, ia harus menepi bahkan mungkin sampai awal musim depan karena putus Anterior Cruciate League (ACL). Tayangan memperlihatkan cederanya cukup parah, sangat mungkin bagian lain di luar ACL juga kena. Meski belum resmi, bisa dibilang musim Mavericks berakhir. 

Dalam tiga laga terakhir, Mavericks hanya punya tidak sampai 10 pemain aktif. Bahkan mereka sempat menutup salah satu pertandingan itu hanya dengan 6 pemain aktif saja. Mavericks benar-benar terjun bebas. Mavericks kalah di lima laga terakhirnya. Total kalah 10 kali dari 15 laga sejak pertukaran Doncic. Kini Mavericks hanya berjarak 3 kemenangan dari Suns. Mavericks ada di batas akhir Play-in Tournament atau peringkat 10. Suns tepat satu tingkat di bawahnya. 

Selama lebih dari 15 tahun saya mengikuti perkembangan NBA, saya tidak pernah melihat sebuah tim menuju kehancuran secepat Mavericks. Saya belum pernah melihat bagaimana sebuah tim yang sangat menjanjikan menjadi tim yang tak terlihat masa depannya hanya dalam hitungan satu bulan. 

Ya, masa depan Mavericks memang selayaknya dipertanyakan. Kyrie mungkin memang masih bisa bangkit setelah cederanya, tapi ia tak lagi muda. Pun dengan Davis dan Klay, semuanya sudah di atas 32 tahun musim depan dan punya riwayat cedera yang panjang. Bicara potensi dan usia, maka opsi terbaik Mavericks adalah PJ, Lively, dan Max. Itupun ketiganya bukan pemain muda level A. 

(Baca juga: Musim Mavericks Tak Sesuai Harapan Klay Thompson)

Seperti yang pernah kami ulas di Mainbasket setelah pertukaran terjadi, pengembangan tim Mavericks juga tidak akan mudah jika Davis bermain. Davis sudah terang-terangan menyatakan bahwa ia paling nyaman bermain di posisi empat, posisi di mana PJ bertumbuh dengan baik. Kalaupun Davis digeser ke senter di mana ia tidak nyaman, ada juga Gafford dan Lively. Keduanya masih punya kontrak sampai musim depan. 

Atas hal-hal di atas, satu yang paling krusial adalah pamor Mavericks sendiri, atau kata kerennya sekarang adalah personal branding mereka. Selama masih ada Nico di sana, rasanya sulit Mavericks bisa mendatangkan pemain di pasar pemain bebas kecuali memang tujuan pemainnya hanyalah kontrak besar. Yang mana kita tahu bersama, sebenarnya tidak banyak pemain yang sepenuhnya berpikir demikian. 

Melihat beberapa wawancara pemain NBA, pada dasarnya mereka juga manusia biasa, seperti kita. Mereka ingin kestabilan dalam hidupnya. Mereka ingin kepastian hidup di satu kota sampai waktu yang lama. Berpindah-pindah kota/tim tidak hanya mempengaruhi performa, tapi kehidupan sebagai makhluk sosial. Selama Nico masih di Mavericks, kestabilan ini jadi tidak ada. 

Memang ada banyak teori yang menyebutkan mengapa Nico dan manajemen Mavericks pun menyetujui langkah-langkah di luar nalar mereka ini. Termasuk memang upaya untuk mengurangi pendukung mereka sendiri. Jika ini memang akhirnya adalah tujuan utama dari semuanya, maka selamat, Mavericks telah berhasil. Jika bukan ini, maka Mavericks sedang menuju kehancuran organisasi mereka sendiri. Sayonara. 

Foto: Getty Images

Komentar