Padahal rasanya tidak sulit membangun basket di negara yang banyak penduduknya. Fondasinya cukup pelatih yang bagus dan wasit yang bagus. Selain keduanya, boleh ikut membantu. Menjadi penggembira, ikut senang. Tetapi jangan sampai menjadi penghambat.Â
Bila dapat berjalan seperti di atas, maka pengembangan prestasi akan lebih mudah.Â
Hal yang harus dimengerti oleh pemangku kepentingan adalah tujuan pembinaan yaitu fondasinya. Pembinaan secara umum boleh dilakukan, tetapi fondasi basketnya harus terus diupayakan.Â
Basket kita dari dulu sudah berada di proses pembinaan yang cukup panjang. Sayangnya, hingga kini, kesadaran tentang pentingnya fondasi tersebut masih belum ada. Pelatih harus menjadi orang yang paling tahu tentang kebutuhan tim. Selain pengetahuan melatih pemain, pelatih juga harus memiliki pengetahuan lebih daripada wasit, utamanya tentang interpretasi dan filosofi. Pelatih harus tahu gerakan mana -misalnya- yang foul dan mana yang tidak. Mengerti mana kontak yang legal dan mana yang ilegal.Â
Pelatih sekelas ini sudah tidak sulit melihat kesalahan wasit dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, selain tanggung jawab atas tim yang ditangani, pelatih akan lebih mampu bekerja sama dengan wasit saat pertandingan. Pelatih tidak akan kalah saat beradu argumen dengan wasit yang keliru atau nakal. Bahkan, pelatih bisa mengetahui wasit jika mereka berjudi.Â
Seorang pelatih harus memegang prinsip jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan memahami situasi basket di lingkungannya dan secara global. Pelatih harus belajar banyak mengenai perkembangan basket dan berupaya membawa tradisi yang baik untuk mencetak wasit-wasit yang tangguh. Â
Ngomong-ngomong, ada yang tahu apa saja tugas wasit di pertandingan? Bila ada, boleh menjadi Ketua Perbasi, karena ia boleh dibilang sudah cukup mengerti basket atau setidaknya sudah memiliki pengetahuan standar tentang basket. Dia pasti akan terbuka dalam mengevaluasi kasus. Keputusannya akan selalu memuaskan banyak pihak.Â
Tetapi ingat, seberapa bagusnya seorang pelatih, mereka tidak akan bisa berbuat banyak jika pertandingan yang ia jalani tidak dipimpin oleh wasit yang tidak kompeten. Sebaliknya, wasit yang bagus dapat membantu pelatih dalam proses membangun kualitas pemain dan timnya.Â
Pemain-pemain tangguh yang memiliki hati besar dalam beraksi di pertandingan itu bukan datang dari ajaran pelatihnya saja. Dalam satu tim basket, bisa saja ada "bad blood player". OIeh karena itu, andil wasit cukup besar guna menaga sportivitas, keadilan, dan keselamatan pemain di lapangan.Â
Ada ahli yang mengatakan bahwa inti permainan basket sebenarnya adalah foul. Wasit yang baik, pandai, dan efektif menerapkan tiga macam foul berbeda yang diinginkan peraturan tanpa emosi dan tidak demonstratif.Â
Menilik kasus pemukulan di pertandingan SMPN 1 Vogor dan SMP Mardi Waluyo Cibinong dengan segala gonjang-ganjingnya, hingga keputusan akhir yang dijatuhkan Perbasi cukup untuk membuktikan banyaknya ketidakpahaman dalam pembinaan olahraga basket kita.(*)
Foto: Dokumentasi DBL
Herman Kintono adalah pelatih dan pengamat bola basket asal Bogor. Ia pernah menjadi koordinator dan penyelia wasit di era NBL Indonesia.