NBA All-Star Game 2025 tidak berlangsung memuaskan. Banyak kritikan datang. Tetapi ada pendapat berbeda dari Nikola Jokic. Pemain Denver Nuggets itu menyebut bahwa NBA All-Star Game memang tidak bisa “diselematkan” lagi.
Jokic berharap NBA lebih fokus kepada hal lain. Sebab, NBA All-Star Game sendiri merupakan acara hiburan yang tidak masuk dalam perhitungan musim reguler. Apapun bentuknya, ya terima saja.
“Saya tidak tahu. Saya rasa ini bukan pertanyaan untuk saya. Saya benar-benar tidak tahu. Saya rasa mungkin kita harus fokus pada hal lain selain All-Star,” kata Jokic kepada The Denver Post.
Jokic sendiri sudah tujuh kali terpilih dalam NBA All-Star sejak masuk liga pada 2015. Partisipasinya pertama terjadi pada 2019. Beruntun terjadi hingga tahun ini. Ia sudah mengalami beberapa format. Mulai format wilayah, kapten, kembali wilayah lagi, hingga mini turnamen.
Format mini turnamen menjadi inovasi yang terbaru. Sebanyak 24 pemain All-Star dibagi tiga tim dan ditambah pemenang Rising Star Challenge. Empat tim bertanding untuk menjadi juara dan Team Shaq yang memenangkan NBA All-Star Game 2025.
Upaya ini dilakukan agar membuat NBA All-Star Game lebih menarik. NBA berharap pemain lebih “serius” bertanding. Tetapi hal itu tidak memperbaiki apapun. NBA All-Star Game 2025 tetap mendapat ulasan yang buruk.
Berbagai upaya telah dilakukan. Jokic juga tidak melihat ada “masa depan” dalam acara tersebut. “Saya pikir ya memang seperti ini formatnya. Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi (dengan All-Star). Jadi kita harus menerimanya,” kata MVP NBA tiga kali dalam empat musim terakhir itu.
Para pemain cenderung tidak setuju dengan NBA All-Star Game. Kevin Durant menyatakan bahwa seharusnya event ini ditiadakan saja agar pemain mendapat jeda musim yang layak mengingat NBA berlangsung sangat padat, panjang, dan melelahkan. (rag)
Foto: Getty Images