Dwane Casey selalu melatih DeMar DeRozan dan Kyle Lowry di Toronto Raptors. Namun, kesempatan menjadi pelatih Team LeBron dalam All-Star kemarin, Selasa 19 Februari 2018, membuatnya harus melawan anak asuh sendiri. Casey, 60 tahun, merasa aneh ketika melawan keduanya.

Kendati begitu, Casey juga mengaku senang bisa terlibat di laga All-Star yang digelar di Staples Center, Los Angeles, California, Amerika Serikat, ini. Terlebih lagi ia berhasil memenangkan pertandingan setelah LeBron James dkk. melakukan hal luar biasa di pengujung laga. Mereka tampil dengan baik untuk membalikkan keadaan dan mengubah akhir pertandingan menjadi menyenangkan.

Casey, yang baru pertama kali melatih All-Star sebagai kepala pelatih, jadi memiliki pengalaman berharga lain dalam karirnya. Salah satunya, ia bisa melatih pemain-pemain sekaliber All-Star seperti LeBron James dan Kevin Durant, yang ia sebut sebagai pemain hebat.

Mainbasket merangkum pertanyaan-pertanyaan media di konferensi pers All-Star dari siaran pers resmi NBA. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan kepada Casey seusai laga yang, menurutnya, semakin kompetitif.  

Pelatih, bisakah Anda ceritakan tentang seberapa kompetitifnya laga ini dari pandangan seorang pelatih?

Saya menyukainya. Ini seperti apa yang kami bicarakan kemarin dalam latihan tentang bagaimana kami ingin mengubah makna dari laga All-Star. Liga dan para pemain memandatkan hal ini. Asosiasi Pemain ingin laga ini lebih baik, dan saya pikir—saya tidak menyangka malam ini laga sekompetitif itu.

Namun, saya kira malam ini merupakan langkah besar dari bagaimana laga All-Star semestinya berlansung. Kami bersinar terang ke seluruh dunia dengan basket. Para pelatih, pelatih AAU, pelatih SMA, pelatih di Italia, semuanya melihat pertandingan kami dan mengatakan, hey, tanpa mengurangi rasa hormat kepada Harlem Globetrotter, dan itu bukan cara yang baik, itu bukan deskripsi yang baik untuk pertandingan kami yang hebat karena kami punya banyak pelatih hebat, banyak pemain hebat, dan kami banyak menghabiskan waktu dan usaha untuk kehilangan citra yang telah dibangun.

Saya pikir malam ini hebat. Angkat topi untuk LeBron dan K.D. dan semua yang terlibat, mereka melakukan apa yang kami inginkan. Mari buat ini jelas, kami membikin orang-orang memandang laga All-Star dengan beda.

Ketika kalian tertinggal satu poin di pengujung laga, Anda mengambil timeout. Saat itu seingat saya kedudukan 145-144. Bagian mana yang direncanakan, bagian mana yang terjadi begitu saja?

Baiklah, kami bermain sesuai rencana, tetapi dua kali operan dan layup terakhir itu bukan direncanakan. Namun, struktur permainan, awalannya bekerja dengan sempurna. Kami memberi ruang di lapangan seperti yang diinginkan. Tujuan utama dari bermain dengan pemain hebat adalah memberi ruang. Dan itulah yang mereka miliki dan mereka mengeksekusi permainan dan mencetak angka.

Saya terkesan dengan pertahanan kami di akhir. K.D. dan yang lainnya menghentikan Steph, dan menyudutkannya, dia tak bisa ke mana-mana. Dia bahkan tidak bisa melihat karena double team. Jadi, eksekusi itu sama baiknya dengan serangan terakhir kami.

Saya tahu Anda belum pernah melatih tim All-Star sebelumnya, tapi seberapa banyak melatih...

Ini ketiga kalinya. Sejauh ini sebagai kepala pelatih, ini pertama kalinya. Namun, laga All-Star ketiga, dan sejauh ini, inilah laga paling kompetitif. Ketika laga ini semi-kompetitif, George saya pikir membuat drama, mengambil timeout atau mendebatkan pelanggaran. Dan saya pikir kedua tim merasakannya. Dan, lagi, deskripsi laga yang ingin kami mainkan itu seperti malam ini.

LeBron berusia 33 tahun, pemain paling tua di tim ini, memenangkan gelar pemain terbaik pertamanya dalam satu dekade. Apa yang kamu rasakan dari melatihnya di akhir pekan ini, dan bagaimana ia menyesuaikan diri dengan tingkatnya?

Cemburu. Saya cemburu kepada Ty karena memiliki orang sepertinya. Karena, sekali lagi, kita tahu seberapa hebat dia. Kami mencoba mengalahkannya sebisa kami di Toronto.

Namun, malam ini ia ada di tim kami. Dia enak dilatih. Dia pelatihnya pelatih. Ia mengulang-ulang apa yang mesti ia katakan, hal yang benar. Ketika berkerumun, bertahan, dia mengangkat semangat semua orang ketika mereka ingin berhenti.

Jadi, apapun yang ia katakan, jika ia bilang begitu, atau pemain hebat lainnya bilang begitu, kamu ingin melakukannya karena itu ide mereka, kepercayaan mereka, dan dia punya itu. Angkat topi untuknya.

K.D. juga, saya pikir keduanya superstar dengan mindset yang benar, dan setiap orang harus mengikutinya.

Ceritakan tentang melawan DeMar DeRozan dan Kyle?

Itu sulit, itu sulit. Anda melihatnya di sana dan berteriak kepada orang-orang untuk menjaganya, mendorongnya, dan mendoronya DeMar ke arah kiri. Semua hal itu dilakukan untuk melawannya sebagai seorang pelatih.

Hal itu membuat Anda merasa buruk, tapi, sekali lagi, kedua orang itu membawa dan mendorong kami menjadi tim papan atas di liga.

Saya menyukai keduanya sebagai anak, dan saya bangga kepada mereka, dari mana mereka berasal, dan mereka membuat diri mereka menjadi All-Star berkali-kali.

Foto: Kim Raff/AP

Populer

LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas
Grizzlies Hajar Sixers, Pelatih Taylor Jenkins Pecahkan Rekor Waralaba
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Russell Westbrook Pemain Pertama Dalam Sejarah dengan 200 Tripel-dobel!
Jayson Tatum & Patrick Mahomes Rebutan Ekspansi Tim WNBA
Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz