Donovan Mitchell menjadi salah satu pemain muda (rookie) terbaik di kontes slam dunk kemarin, Minggu 19 Februari 2018. Setelah melakukan aksinya, ia berhasil menjadi juara di gelaran Verizon Slam Dunk. Padahal ia tidak pernah menyangka bisa memenangkannya.

Usut punya usut, ternyata Mitchell sudah mempersiapkan penampilannya sejak SMA. Ia telah banyak menonton penampilan para pendahulu dan memerika cuplikan-cuplikan video mereka sebagai inspirasi. Ia tahu bagaimana Aaron Gordon melakukan dunk, ia tahu bagaimana Zach LaVine tampil sangat baik di kontes sebelumnya, dan ia pun tahu betapa hebatnya Vince Carter ketika menjuarai kontes itu pada 2000 silam.

Melalui rilis resmi NBA, Mainbasket merangkum semua pertanyaan media di konferensi pers seusai kontes slam dunk. Mitchell menceritakan banyak hal tentang itu dengan panjang lebar.      

Dapatkan Anda menceritakan pada kami tentang dunk terakhir ketika Anda memberikan penghargaan untuk Vince Carter, ini berakhir, kata Anda?

Saya tumbuh sebagai seorang dunker. Saya tidak terlalu seperti seorang pebasket. Saya hanya melakukan dunk dan bertahan, dan saya menonton banyak video Vince. Saya telah menyaksikan apa yang ia lakukan sepanjang tahun di usianya, yang mana itu luar biasa.

Jadi, saya pikir, Anda tahu, jika saya berhasil melakukannya dengan tubuh seukuran ini, itu akan jadi dunk yang sangat bagus untuk dilakukan. Sebenarnya, lucunya saya belum bisa melakukannya dalam waktu sekitar setengah tahun ini. Saya melatihnya dua hari belakangan ini dan mencobanya tadi pagi, saya tetap gagal. Saya coba malam tadi, gagal juga. Keberhasilan itu membuat saya sangat gembira.

Anda melakukan Dr. Dunkenstain sebaik Anda melakukan dunk Vince Carter. Seberapa penting Anda untuk mempelajarinya?

Anda tahu, mengetahui sejarah Anda, saya pikir adalah hal yang besar. Memahami dari mana permainan ini berasal meski itu hanya dunk, sangat berarti bagi saya. Darrell Griffith, kami berangkat ke sekolah yang sama. Saya mengenal Darrell dengan baik. Kami sama-sama terpilih oleh Jazz, dan dia pemain yang luar biasa. Bisa memberi penghormatan untuknya sangat berarti bagi saya.

Seberapa banyak persiapan yang Anda lakukan untuk kontes ini, dan lalu saat Anda keluar sana, seberapa banyak Anda berimprovisasi?

Percaya atau tidak, saya telah menyiapkan ini sejak kecil, Anda tahu, seperti apa yang akan saya lakukan? Namun, saya tidak menyangka bisa melompat setinggi ini, jadi saya tinggal memasukkan beberapa trik.

Namun awalnya, saya telah melakukan itu sejak SMA. Hanya bertingkah seakan ada tembok di balik keranjang. Kedua kalinya, saya gagal melakukan dunk pertama saya, yang mana itu merupakan dunk asli saya, dan saya menggantinya. Membawa saudaraku, Kevin Hart dan anaknya di luar sana, hanya untuk bersenang-senang, Anda tahu. Hanya untuk bersenang-senang. Saya senang dan merasa terhormat bahwa dia cukup membantu. Dia salah satu komedian favorit saya.

Yang ketiga seharusnya menjadi dunk kedua saya, yang saya gagal melakukannya. Tapi saya pikir jika saya melakukannya lagi, saya sudah harus berhasil. Dan kemudian jelas yang terakhir mungkin salah satu favorit saya.

Bisakah Anda menceritakan kami tentang itu, katanya Anda ingin melakukannya sejak kecil. Dunker seperti apa Anda pada awalnya, kapan Anda pertama kali melakukan dunk, dan apa seperti apa proses itu sampai malam ini?

Dunk pertama saya terjadi di kelas 7, di luar taman di Harlem. Lucu, masalahnya ada rekan tim AAU di sana, dan kami bertiga melakukan dunk untuk pertama kalinya pada hari yang sama, jadi itu adalah pengalaman yang cukup menyenangkan.

Dunk pertama saya dalam pertandingan terjadi di kelas 8 di Greenwich Country Day School, dan dari sana, saya jatuh cinta padanya. Saya selalu merasa harus mendekati ring. Setiap orang merasa harus mendekati ring dan melakukan hal gila di atasnya. Dan sampai pada titik di mana saya melakukan apa saja di ring, apa yang bisa saya lakukan dengan itu, sampai saya mulai menonton beberapa orang. Saya menonton cuplikan video Aaron Gordon di kelas. Saya tahu saya tak seharusnya mengatakan itu, tapi dia merupakan salah satu dunker favorit saya di SMA. Zach LaVine juga.

Jadi, bisa mengikut kompetisi yang sama dengan mereka dan memenangkannya sungguh menyenangkan.

Adakah dunk di malam ini yang membuat Anda terkesan?

Dunk Larry (Nance Jr.) bagus. Saya tidak tahu dia memantulkan bola dua kali ke papan. Saya pikir dia hanya melakukannya sekali. Fakta dia melakukannya dua kali, itu menunjukkan—dengan tingginya itu, orang-orang selalu mengatakannya melakukan itu dengan mudah. Faktanya dia melakukan itu dengan impresif. Dia memberi penghormatan pada ayahnya.

Vic (Victor Oladipo) juga bagus. Saya berharap ia berhasil di kesempatan pertama, karena saya sangat tertarik. Saya telah melihat Dennis (Smith Jr.) melakukan dunk sejak SMA. Jadi, saya sudah tahu, tapi dia melompat lebih tinggi malam ini karena terbawa suasana.

Pada titik mana Anda tahu akan memenangkan kontes ini?

Setelah saya melakukan dunk.

Ya, setelah yang terakhir tadi?

Ya, sejujurnya saya tidak berpikir akan menang. Jika Anda bertanya kepada orang-orang di sekitar saya, saya seperti, ya, senang bisa berpartisipasi. Itu saja. Ya, menyenangkan terlibat di sini. Saya tidak berpikir ini benar-benar terjadi.

Mungkin kalian tidak tahu, tapi saya tidak berpikir ini semua terjadi, jadi fakta bahwa ini semua terjadi luar biasa bagi saya. Saya hanya menikmatinya.

Anda tak pernah merasakan bahwa ini akan menjadi hari Anda? Tidak sama sekali?

Tidak, karena hal yang saya tahu hanya seberapa tinggi mereka melompat, dan saya berkata jika mereka melakukan dunk, semuanya tentang berhasil atau gagal di titik itu. Benar-benar tidak, itu tidak seperti saya mengatakan akan memasukkan semua tembakan. Dia tidak mencetak skor di hadapan saya. Itu sedikit berbeda dengan dunk. Anda harus menunggu sampai momen itu datang untuk mengetahui Anda bisa melakukannya. Anda kembali ke sana dan orang mulai gagal melakukan dunk dan Anda pikir saya harus memenangkan ini, dan baiklah, itu dia.

Mungkin terlalu dini untuk menyimpulkan, tapi memang jelas Anda benar-benar berlatih untuk memberi penghormatan kepada Vince Carter. Apa yang akan Anda katakan kepada pemain muda yang mungkin memberi penghormatan kepada Anda 20 tahun ke depan?

Saya berharap saya bisa berada di liga ini cukup lama dan memberikan dampak besar seperti Vince. Hal utama bagi saya adalah tetap rendah hati. Hal besar seperti yang sering orang tua saya dan generasi yang lebih tua katakan bahwa anak muda zaman sekarang memang berhak. Kami berpikir bahwa kami layak atas segala yang kami punya.

Anda lihat cedera yang terjadi di sepanjang tahun ini, ini bisa menjadi masalah berikutnya. Anda bisa memiliki hari yang baik dan lalu hal itu diambil dari Anda. Jadi, Anda harus tampil setiap hari seperti ini hari terakhir Anda. Anda harus keluar sana dan bekerja keras karena itu tidak menjanjikan. Seperti saya katakan kepada orang-orang, saya tidak berpikir semua ini akan terjadi. Saya hanya seorang anak yang tidak bisa menembak, tidak dapat melakukan apapun, dan hanya berupaya untuk terus bekerja. Saya tidak membiarkan peringkat di SMA, menjadi lima teratas di sana, mempengaruhi kerja keras saya. Hanya bekerja keras dari hari ke hari. Pelajaran diremehkan anak-anak zaman sekarang. Anak-anak tidak suka belajar. Mereka hanya suka melakukannya langsung, dan muncullah kesalahan. Padahal belajar dan terus berusaha memahaminya adalah bagian dari proses.

Adakah di antara peserta lainnya yang Anda ingin lawan di final?

Dennis, tentu saja.

Mengapa Dennis?

Karena saya kalah kontes dunk darinya dan Derrick Jones di SMA, jadi saya ingin mencobanyanya atau setidaknya berkesempatan melawan mereka. Sayangnya, ia beberapa kali gagal melakukan dunk.

Namun, seperti yang saya bilang, saya telah menontonnya melakukan dunk sejak dulu, dan bisa berada di sana dengannya menurut saya sangat keren.

Apakah Anda punya dunk lain jika kontes ini berlanjut satu ronde lagi?

Tidak.

Jadi, itu saja?

Ya, itu saja.

Menyoal tentang tahun pertama, ini menjadi musim yang luar biasa bagi Anda, dan itu membuat Anda lebih percaya diri dan lebih tegas. Apakah Anda membayangkan hal ini setahun lalu, terutama ketika dalam asuhan Pelatih Rick Pitino? Apakah ia menumbuhkan semacam kepercayaan diri kepada Anda?

Ia menumbuhkan kepercayaan diri saya untuk mulai menembak, untuk menembak tanpa rasa takut. Ada kalanya ketika saya masih baru, saya hanya bisa menembak dengan rata-rata field goal 25 persen. Sering tidak kena sasaran. Setelah itu ada titik di mana saya bosan mendengar itu.

Sebagai seorang kompetitor, saya lelah mendengarnya. Oh, Anda tidak bisa menembak. Orang seperti itu bermain basket. Itu semacam pandangan meremehkan. Itu bukan hal yang bagus. Anda harus menjaga saya. Itu mindset saya. Pelatih Pitino memberikan dorongan supaya saya berpikir, baiklah, saya bisa menembak.

Tidak, saya pikir tembakan saya akan membawa saya pada titik ini, tapi saya hanya bersiap-siap dengan orang-orang yang ingin saya menembak. Seperti, baiklah, Anda akan membayarnya nanti. Dan demikianlah persiapan saya sejak itu.

Dunk dengan siku, apakah Anda memikirkan itu?

Ya, tapi saya melihat apa yang dilakukan Blake Griffin, di mana ia mendapat luka di lengannya. Saya tidak setinggi dia. Saya bisa saja terpeleset dan Anda tak pernah tahu. Jadi, saya hanya ingin berhati-hati.

Anda punya nama panggilan berbeda. Anda disebut Spider dan Dr. Dunkenstain. Apa nama panggilan favorit Anda?

Spider, tentu saja. Dr. Dunkenstain hanya untuk Darrell Griffith. Itu namanya, dan saya lebih memilih Spider.

Tim Anda telah memenangkan 11 laga beruntun. Anda sempat mencetak 40 poin di satu pertandingan melawan San Antonio Spurs. Sekarang Anda memenangkan kontes dunk. Bisa Anda ceritakan seperti apa kejadian sebulan ke belakang ini?

Campur aduk, sejujurnya. Satu bulan ini menyenangkan. Itu dimulai dari permainan Ricky (Rubio). Ricky datang dengan rata-rata 28, 6, dan 7 di empat laga pertama sebelum ia cedera. Dia benar-benar mengatur momen kemenangan beruntun itu.

Ketika ia masuk, Ricky tampak berbeda. Dia masuk, dia semakin vokal. Dia tidak senyum sebanyak itu. Dia terlihat serius dan benar-benar berubah. Saya pikir kami seperti harus menerima itu.

Satu hal tentang tim kami, entah itu 11 kemenangan beruntun atau 11 kekalahan beruntun, kami selalu senang. Kami selalu senang dekat satu sama lain, dan itu tidak selalu terjadi di NBA. Saya mulai menyadarinya.

Kami menikmati pertemanan ini di dalam maupun di luar lapangan. Upaya itu membangun kepercayaan satu sama lain dan Anda percaya kepada rekan-rekan setim. Ya, bulan ini berjalan luar biasa.

Sebagai seseorang yang tidak memihak, apakah kemenangan di kontes ini mestinya ikut mempengaruhi persaingan Rookie of the Year?

Sama sekali tidak. Tidak sama sekali, saya tidak berpikir begitu. Saya tidak berpikir kemenangan itu mestinya memperngaruhi. Itu penghargaan yang bagus sekali dan saya akan sangat terhormat dan senang jika mendapatkannya, tapi saya pikir Rookie of the Year berdasarkan pada apa yang dilakukan timmu, bagaimana Anda mempengaruhi tim, dan tidak melulu soal statistik. Ada banyak hal selain itu.

Namun, saya tidak berpikir kontes slam dunk mesti seperti itu meski saya merasa itu akan keren.

Apakah menyertakan Jordan adalah ide Anda atau itu ide Jordan sendiri?

Itu ide saya. Dia awalnya tidak menyukainya. Karena saya tidak pernah melompatinya, tapi saya pernah melompati orang yang lebih tinggi darinya, jadi saya merasa bisa melompatinya. Tidak masalah. Dia tampak tidak percaya diri. Jadi saya bilang padanya, menunduk sedikit saja. Lalu, menambahkan Kevin Hart di sana juga ide saya. Tapi dia sangat grogi selama latihan. Tapi saya senang ia ada di sana untuk saya.  

Apa yang membuat kehadiran Jordan penting?

Dia tumbuh dan hadir ke banyak pertandingan. Dia melewatkan banyak pesta dengan teman-temannya. Kadang-kadang menjadi saudara dari seorang atlet yang populer itu sulit. Banyak orang tidak mengetahuinya. Dia duduk di mobil selama empat jam ketika saya bertanding. Dia melakukan banyak hal untuk saya, dan saya sedikit emosional mengatakan hal ini. Tapi, ya dia seorang pejuang. Dia ada di sana. Dia berkendara selama 14 jam dengan ibu saya ke Lousville dan menonton pertandingan lalu pulang di malam yang sama.

Memiliki saudara yang melakukan itu, membawanya ke mari untuk All-Star Weekend, dia berjumpa Gabrielle Union, dia senang sekali. Dia mengambil gambar Odell Beckham. Dan yang ia lakukan adalah: apakah Anda melihatnya melakukan itu, apakah Anda melihatnya melakukan ini?

Jadi, melihatnya ke mari dan melihat semua itu, saya senang bisa memberinya semua ini dan menjadikannya bagian dari ini. Saya pikir dia juga akan senang.

Karena kami tidak melakukan dunk, bisakah Anda mendeskripsikan seperti apa rasanya terbang di udara dan menombok bola melewati keranjang?

Saya pikir itu dua perasaan berbeda. Di kontes dunk, Anda hanya fokus pada keberhasilan. Saya pikir itu berbeda. Dalam pertandingan, Anda tentu harus mencetak dua poin. Jangan salah sangka. Tidak baik gagal menombok, tapi Anda hanya fokus pada kekuatan menombok. Dalam kontes dunk, Anda sampai pada adrenalin Anda di sana dan tidak perlu memikirkan soal kaki. Lebih kepada persoalan konsentrasi. Dan jika Anda melihat wajah saya, saya seperti menggigit bibir dan saya akan terlihat senang atau marah. Saya mencoba untuk melakukan dunk sekuat yang saya bisa. Dan urat nadi saya berdenyut sekarang sejujurnya.

Saya mencoba melakukan dunk sekeras mungkin. Karena dengan ukuran saya, normalnya tidak ada yang melakukan dunk sekeras saya.

Dengan Anda yang seorang fanatik dunk, menonton para pemenang kontes sebelum ini, seperti apa rasanya melihat karir mereka, dan apa yang terjadi setelah mereka memenangkan kontes itu?

Ada beberapa orang, Anda tahu, yang benar-benar bagus dalam melakukan dunk. Tapi favorit saya adalah Gerald Green. Selain Vince Carter, tentu saja. Anda melihat Michael Jordan, Dominique Wilkins, tapi favorit saya Gerald Green, dan lihat apa yang ia lakukan di Houston. Ini hanya tentang pandangan Anda.

Saya pikir itu pasti membangun banyak sensasi di sekitar Anda, tapi saya tetap akan menjadi anak yang sama, jujur saja, banyak dari kalian tidak tahu soal pergi ke Utah. Saya mesti jujur. Saya tetap akan menjadi anak itu. Meski memenangkan kontes slam dunk. Saya tetap pemain terpilih urutan 13 yang sama. Saya terpilih ke Utah, dan kami akan tetap menjadi tim yang sama yang berharap melanjutkan tren kemenangan beruntun. Tapi masalah besarnya adalah tetap rendah hati.

Pada musim pertama Anda di bersama Jazz, siapa mentor terbesar Anda, pemain mana?

Saya pikir ini tergantung pada sisi mana, offense atau defense. Soal bertahan, saya bertanya banyak pada Thabo Sefolosha. Saya tumbuh sebagai penggemar LeBron, dan melihatnya kesulitan di laga final NBA. Sefolosha bermain dengan Kevin Durant, bermain dengan Westbrook. Melihat persiapannya, melihat kerja kerasnya.

Jadi, saya bertanya banyak hal kepadanya tentang apa saja. Saya tanya apa yang ia makan? Bagaimana ia meregang? Setelah perjalanan panjang, bagaimana ia melakukannya? Dan saya pikir dia adalah penasehat hidup terbesar saya. Dan bagusnya, dia tidak pernah kesal dengan itu.

Soal menyerang, Ricky banyak membantu saya. Saya telah mencoba untuk menjadi pengumpan yang lebih baik. Tentu saja, dia yang terbaik. Dia melempar operan behind-the-back tanpa aba-aba dan tepat sasaran. Jadi, di laga Rising Star, saya katakan padanya saya mencoba menjadi seperti dia. Mencoba mencetak 15 asis. Sayangnya, saya tidak berhasil.

Joe Ingles berjasa besar dalam menumbuhkan kepercayaan diri saya. Saya tidak pernah baik dalam menembak, tapi dalam empat kuarter ia melihat saya dan itu seperti, baiklah, ini waktunya. Apapun yang terjadi di tiga kuarter sebelumnya selesai begitu saja. Ini saatnya pergi. Ketika Anda memiliki rekan setim yang mau menerima dan mendengarkan dan memungkinkan Anda untuk mengajukan pertanyaan sebagai rookie dan tidak merasa terancam, kurasa, itu yang terbesar.

Di liga ini ada beberapa orang yang, oh, kamu bermain di posisi yang sama seperti saya, saya tidak akan menjawab apapun. Tapi tim yang kami miliki sama sekali tidak seperti itu. Kami ingin sukses satu sama lain, dan saya pikir bagus memiliki rekan satu tim seperti itu.

Foto: Luis Sinco/Los Angeles Times

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025