IBL

Petenis Italia Jannik Sinner memenangkan Australia Open 2025, sekaligus mempertahankan gelar yang dimenangkan tahun lalu, pada hari Minggu (26/1) waktu setempat. Petenis nomor 1 dunia itu ingin memanfaatkan sorotan besar ini untuk memberi penghormatan kepada atlet bersejarah, Kobe Bryant. 

Laga final Australia Open 2025 bertepatan dengan tahun ke-5 setelah kecelakaan helikopter tragis yang merenggut nyawa pemain basket itu, putrinya Gianna, dan tujuh orang lainnya. Sinner sukses mengalahkan Alexander Zverev, sekaligus memenangkan gelar Grand Slam ketiganya.

Jannik Sinner yang merupakan bagian dari keluarga Nike, mengganti sepatunya setelah mengalahkan Zverev untuk mengenakan Nike Air Force 1 Low Retro QS Bryant. Sebuah tindakan indah yang mungkin tidak diperhatikan, tetapi itu sudah menyiratkan banyak hal tentang karakter petenis nomor 1 dunia itu.

Nike Air Force 1 Low Retro QS Kobe Bryant Lakers Home terinspirasi dari momen penting dalam sejarah bola basket, musim NBA 2002-2003, saat Kobe Bryant membuat gebrakan selama periode free agency sepatu. Sebagai penghormatan kepada karier legendaris Black Mamba bersama Lakers, edisi ini memamerkan bagian atas kulit putih klasik yang diberi aksen varsity maize dan detail varsity purple, yang mengingatkan pada seragam kandang Lakers yang ikonik. Penambahan nomor Bryant dan logo Kobe yang dijahit di tumit memperkuat tempatnya sebagai barang koleksi.

Sepatu ini menyeimbangkan nostalgia dengan desain premium. Setiap elemen, dari logo Kobe yang timbul di tumit luar hingga warna yang bersih namun berani, memancarkan kecanggihan dan gaya. Fleksibilitas palet warna ini menjadikannya pernyataan baik di dalam maupun di luar lapangan. Bagi penggemar Lakers sejak lama atau sekadar menghargai warisan Kobe Bryant, sepatu ini menghadirkan perpaduan yang bermakna antara sejarah dan budaya sepatu kets. Dirilis pada tanggal 6 Desember 2024, dengan harga eceran AS$130, Nike Air Force 1 Low Retro QS Kobe Bryant Lakers Home lebih dari sekadar sepatu. Ini merupakan perayaan warisan basket.

Foto: stadiumgoods.com

Selain Sinner, banyak pemain tenis yang sudah memberikan penghormatan kepada mendiang Kobe Bryant selama bertahun-tahun. Salah satunya adalah Novak Djokovic yang memegang kaus bertuliskan "Mamba Forever" dengan foto Djokovic dan Bryant setelah memenangkan Grand Slam ke-24 pada tahun 2023.

Foto: Getty Images via AFP

Sementara itu Jannik Sinner menyebut kemenangannya di Australia Open untuk kedua kalinya secara berturut-turut sebagai penampilan yang luar biasa, tetapi mengakui bahwa ia membutuhkan sedikit keberuntungan untuk memenangkan tie-breaker set kedua yang krusial di final. Satu-satunya saat Sinner tampak kesulitan menghadapi lawannya dari Jerman sepanjang malam adalah ketika set kedua imbang 6-6. Tetapi saat itu, Dewi Fortuna ada di pihak Italia.

Saat skor imbang 4-4 pada tie-breaker, Sinner melesakkan bola ke net selama reli beberapa pukulan dan bola melambung melewati garis dan masuk untuk menjadi pemenang yang tak terduga, membuat Alexander Zverev menggelengkan kepalanya karena kecewa.

Hal itu memberi Sinner keunggulan 5-4, dan ia mampu melakukan servis untuk dua poin berikutnya untuk memenangkan tie-breaker 7-4 dan menutup set tersebut. Zverev melampiaskan kekesalannya pada raketnya di antara babak, mungkin karena ia merasa telah menyia-nyiakan kesempatan terakhirnya.

Alexander Zverev terpuruk setelah kalah pada tie-breaker set kedua. Sejak saat itu, hasilnya tampak tak terelakkan karena petenis nomor satu dunia itu melaju melalui set ketiga dan terakhir, memenangkan Australia Open keduanya dengan skor 6-3, 7-6 (7-4), 6-3 dalam 2 jam 42 menit. (tor)

Foto: Getty Images

Komentar