Setelah 19 musim di NBA, Carmelo Anthony memutuskan gantung sepatu pada tahun 2022. Sejak meninggalkan lapangan, Melo menyibukkan dirinya dengan membimbing putranya, Kiyan, hingga membangun kerajaan bisnis yang berkembang pesat. Ia juga berkesempatan kembali ke NBA sebagai pelatih kepala, tetapi ia menolak gagasan itu. Ada jalan lain yang mungkin membawanya kembali ke NBA.
Bukan rahasia lagi bahwa banyak bintang NBA beralih menjadi pelatih setelah pensiun. Dengan kekayaan pengalaman mereka, hal itu tampak seperti pilihan yang tepat. Namun bagi Carmelo Anthony, menjadi pelatih bukan jalur yang ingin dijalani. Meskipun ia memiliki pengetahuan dan wawasan untuk membimbing tim, Melo sendiri mengakui bahwa melatih bukanlah panggilan hidupnya.
"Tidak semua pemain hebat bisa menjadi pelatih hebat," katanya.
Sebelum Olimpiade Paris, Melo sudah menegaskan pendiriannya. Ia sangat bersemangat mengembangkan bakat muda dan terlibat aktif dalam liga pemuda, termasuk mendukung Tim Melo di Nike EYBL dan bekerja sama dengan tim putranya. Namun, jika berbicara tentang NBA, Melo mengatakan bahwa ia tidak tertarik menjadi sekadar pelatih NBA yang gagal.
"Saya lebih tertarik melatih di tingkat sekolah menengah, karena memiliki kebebasan untuk membentuk pemain tanpa tekanan, daripada ada di tim NBA," imbuh Melo.
Dalam podcastnya di 7PM in Brooklyn, Melo kembali angkat bicara tentang topik tersebut. "Itulah mengapa saya tidak bisa menjadi pelatih," katanya, merujuk pada perjuangan yang dihadapi legenda seperti Magic Johnson. "Kami beroperasi di level yang berbeda."
Namun ada jalan yang bisa membawanya ke NBA. Melo berpeluang menjadi analis olahraga. Bergabung dengan orang-orang seperti Dwyane Wade, Shaquille O'Neal, dan Charles Barkley.
Dalam sebuah wawancara dengan Complex, Melo berterus terang tentang masa depannya. Ketika ditanya, "Kami baru saja melihat mereka tidak akan menyingkirkan Inside The NBA yang ikonik. Apakah ada ruang bagi Melo untuk menjadi analis di masa depan?" Ia menjawab, "Anda tahu, pintu saya terbuka."
Dan Melo telah menemukan pendekatannya jika ada kesempatan. "Saya mungkin akan memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal bagaimana saya ingin berbicara tentang permainan dan membicarakannya secara kreatif," jelasnya.
Sambil tetap membuka pintu untuk tawaran menjadi analis NBA, Melo terus mengerjakan beberapa proyek. Dari lini busananya STAYME7O hingga perusahaan produksinya Creative 7. Usahanya mencerminkan semangat dan kreativitas yang sama yang dibawanya ke lapangan, dengan kolaborasi memainkan peran kunci dalam kesuksesannya. Ambil contoh kemitraannya dengan 1800 Tequila. Salah satu dukungan awalnya menggarisbawahi bakat Melo dalam kerja sama tim dan pemikiran strategis. (tor)
Foto: NYDailyNews