Azrul Ananda masuk jajaran PP Perbasi 2024-2028 di bawah Ketua Umum Budisatrio Djiwandono. Dalam empat tahun mendatang, Azrul menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Kompetisi dan Pembinaan.

Pria yang juga menjadi CEO DBL Indonesia itu awalnya menolak saat ditawari Budi untuk jabatan tersebut. Tetapi keragu-raguan Azrul mulai luluh setelah mendapat dorongan dari Syailendra Bakrie dan Menpora Dito Ariotedjo.

“Pada suatu titik, mungkin minggu lalu, saya ditelpon Mas Budi diomongin lagi visinya, pembagiannya, ya sudah, nggak bisa menolak,” kata Azrul di sela-sela Final DBL Jakarta pada Jumat (6/12) di Indonesia Arena.

Baca juga: Tokoh-tokoh Basket Indonesia Masuk Jajaran Pengurus Baru Perbasi

Sebagai orang yang lebih dari 20 tahun mengurus basket melalui kompetisi DBL, Azrul sudah tahu langkah yang akan ia ambil sebagai waketum. Azrul menuturkan ingin melengkapi piramida basket yang masih kurang.

“Jadi, concern kami yang utama, khususnya di bidang saya di kompetisi dan pembinaan adalah melengkapi piramidanya. Karena piramida basket kita bolongnya besar,” ungkap pria 47 tahun itu.

“Kita ngomong piramida besarnya. Liga tengahnya nggak jalan. Ada kompetisi KU kadang jalan, kadang enggak. Kalender masih belum disiplin. Mayoritas kopong. Hanya ada ujung dan bawahnya saja,” lanjut Azrul.

Tetapi Azrul tidak menjanjikan perubahan langsung drastis. Semua akan dilakukan secara bertahap. Ia juga perlu waktu penyesuaian selama setahun kedepan. Baru pada 2026 ia menargetkan program bisa jalan sepenuhnya.

Ia juga perlu koordinasi yang solid dengan pengurus lainnya. Dalam jajaran pengurus periode ini, ada tokoh basket lainnya seperti Christopher Tanuwidjaja sebagai Waketum Bidang SDM dan Syailendra Bakrie sebagai Ketua Badan Tim Nasional (BTN).

“Sangat koordinatif lah. Seperti dengan Christopher di bidang SDM. Kami harus lihat jumlah wasit dan pelatihnya cukup nggak? Termasuk sinkron dengan timnas. Bukan hanya timnas senior nanti bagaimana piramida itu nyambung,” ujarnya.

Azrul belum banyak bicara soal program kerjanya. Ia harus menyusun hal tersebut terlebih dahulu. Nantinya rancangan program itu akan dibawa dalam rapat pleno PP Perbasi berikutnya pada Januari 2025.

“Saya bukan tipe orang yang muluk-muluk. Semua yang saya selenggarakan selama ini selalu cost effective dan tidak pernah super jor-joran. Yang penting efektivitasnya bukan mewahnya,” pungkas alumnus California State University Sacramento itu. (rag)

Foto: DBL Indonesia

Komentar