Pada hari Minggu, sebuah unggahan yang ditulis oleh profil yang menggunakan nama samaran mengklaim bahwa Michael Jordan, yang dikenal menghindari keterlibatan dalam politik dan debat publik, adalah "orang terbaru yang menunjukkan dukungannya terhadap Donald Trump sebagai presiden." Pada akhirnya, unggahan tersebut dengan cepat menjadi viral di Twitter dan kemudian menyebar ke platform media sosial lainnya. Namun Jordan membantah dukungan terhadap salah satu calon presiden Amerika Serikat.
Mantan bintang basket Michael Jordan, salah satu legenda hidup olahraga di seluruh dunia, membantah telah menyerukan pemungutan suara untuk kandidat presiden Donald Trump, dan menjadi penulis sebuah publikasi yang secara keliru dikaitkan dengannya yang menunjukkan dukungan untuk Partai Republik.
Legenda NBA itu menunggu sehari sebelum mengeluarkan pernyataan melalui perwakilannya kepada surat kabar Inggris The Independent, dengan tegas membantah klaim tersebut, "Tidak ada sedikit pun kebenaran dalam klaim bahwa Michael Jordan telah memberikan dukungannya (kepada siapa pun) dalam pemilihan presiden."
Reuters segera mengonfirmasi dukungan palsu tersebut, dengan mengatakan, "Michael Jordan tidak memberikan dukungan kepada kandidat presiden mana pun dalam pemilihan 2024, bertentangan dengan unggahan media sosial yang mengatakan bahwa ia mendukung Donald Trump."
Ini bukan pertama kalinya ada upaya untuk menarik Jordan ke arena politik. Pada tahun 1990, seorang kandidat Senat Demokrat di North Carolina, negara bagian asal Jordan, bernama Harvey Gantt meminta dukungannya.
Dalam serial dokumenter Netflix tahun 2020 tentang hidupnya, Jordan merenungkan, "Saya tidak pernah melihat diri saya sebagai seorang aktivis. Saya menganggap diri saya sebagai pemain basket." (*)
Foto:Wilmington Business Journal