Mantan bintang Golden State Warriors Gilbert Arenas tampil di acaranya "No Chill Gil", dengan membuka beberapa cerita menarik. Termasuk tentang penyebab runtuhnya Dinasti Warriors. Jika melihat dari sudut pandang Arenas, maka Steve Kerr-lah pemicu keretakan hubungan antar-pemain, sekaligus yang menyebabkan Dinasti Warriors hancur. 

Ada anggapan bahwa hancurnya Dinasti Warriors terjadi setelah Klay Thompson pindah ke Dallas Mavericks. Namun Gilbert Arenas tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Justru Arenas sudah mencium tanda-tanda tersebut setelah pada jeda musim 2022, sebuah video Draymond Green yang memukul Jordan Poole hingga jatuh ke tanah di tempat latihan Warriors, bocor di internet. Meski Green meminta maaf, dan musim 2022-2023 tetap berjalan baik untuk Warriors, namun hubungan mereka tidak bertahan lama, karena Poole berpisah dengan Dubs dan bergabung dengan Washington Wizards. 

"Steve Kerr menjadi tersangka utama!" tegas Gilbert Arenas. 

Foto: Marca.com

Kepergian Jordan Poole setelah perilaku kasar Draymond Green menjadi noda yang tak terhapuskan dalam sejarah klub. Sementara Green semua kesalahan atas kesalahan itu, sebuah fakta baru terungkap, yang memberikan gambaran tentang posisi Steve Kerr dalam situasi tersebut. 

Memang tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Steve Kerr secara terang-terangan, tetapi Arenas tampaknya menjadikan pelatih Kerr sebagai katalisator di balik kekacauan yang mengakhiri dinasti Golden State Warriors. 

Semuanya dimulai di Jepang, saat Warriors mengadakan kamp pelatihan. Gilbert Arena bercerita, "Draymond tetap akan menjadi Draymond, menyerang (mengejek) Poole, 'Apakah kamu akan juara tahun ini? Apakah kamu akan memenangkan pertandingan tahun ini? Kamu pecundang. Kamu tidak bisa membawa tim keduamu'… Poole tidak pernah mengatakan sepatah kata pun."

Karena diejek terus menerus, Poole berjuang keras memimpin unit kedua Warriors untuk memenangkan latihan melawan lima pemain inti yang tentunya berisi Stephen Curry dan Green. Namun Green dengan keangkuhannya terus mencaci-maki pemain muda. 

Di sinilah Steve Kerr turun tangan. Arenas mengatakan, "Situasinya menjadi sangat buruk sehingga pelatih harus turun tangan. Poole tidak pernah mengatakan sepatah kata pun. Steve Kerr turun tangan dan menarik Jordan Poole ke samping dan menaruh 'api' di punggungnya."

Arenas melanjutkan, "Dia (Kerr) berkata, 'Ayo Poole, kamu membiarkan ejekan itu datang padamu setiap hari? Berdirilah teguh. Jadilah pria sejati. Aku memberimu 'Oke' untuk membalas omong kosong itu... Jangan biarkan dia mengolok-olokmu. Ayo, balas ucapanmu." 

Merasa mendapatkan dukungan, Poole mulai membalas ejekan Green dengan memanggilnya "aksesori mahal"  yang dikenakan oleh Stephen Curry. Kalimat tersebut membuat rekan setimnya tertawa terbahak-bahak.

Keesokan harinya saat tim berkumpul lagi untuk latihan. Green tampak berbeda dari biasanya, namun ia tetap melanjutkan apa yang telah ia lakukan pada hari terakhir, dengan menjelek-jelekkan Poole. Kali ini anak muda itu membalas.

Green terlihat mendekati Poole dengan agresif, dan ketika bintang yang sedang naik daun itu mendorongnya, Green menyerangnya dengan keras. Video itu tersebar di seluruh dunia. Ini adalah titik awal dari efek domino yang akhirnya mengakhiri Dinasti Warriors. 

Siapa yang harus disalahkan? Jika mengambil sudut pandang dan cerita Gilbert Arena, maka Steve Kerr hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pelatih. Ia mendukung bintang kepercayaannya dan memberi dorongan untuk membela diri. Namun, hal itu justru berakhir dengan kesengsaraan bagi Warriors. (*)

Foto: ESPN

Komentar