Sisa waktu tinggal empat menit di kuarter keempat. Tanago Friesian Jakarta memimpin 54-50 atas Flying Wheel Makassar. Tanago benar-benar kesulitan menghadapi perlawanan sengit dari tim kuda hitam di grup B tersebut. Hingga satu menit tersisa di kuarter terakhir, Flying Wheel masih berusaha mengejar. Karena skor hanya beda dua poin saja (57-59). Sayangnya, kesempatan terakhir offense yang dilancarkan oleh Jumriah tidak bisa menambah skor. Layup-nya dapat digagalkan pemain Tanago. Pertandingan pun dimenangkan oleh Tanago.
"Apa yang terjadi di lapangan, membuat saya puas. Terlepas dengan hasil akhir yang kami dapat," ucap kepala pelatih Flying Wheel, Kwandi Winarso. "Anak-anak bermain sesuai dengan apa yang sudah kami rencanakan. Aliran bola juga semakin lancar. Offense dan defense berjalan sesuai rencana. Hanya sayangnya kami tidak bisa memanfaatkan momentum di detik terakhir."
Flying Wheel memulai laga dengan meyakinkan. Mereka bisa unggul 10 poin (12-2) di awal kuarter pertama. Tapi setelah Tanago mulai menjalankan rotasi pemain dengan baik. Flying Wheel mulai terkejar. Ini karena wakil Makassar tersebut hanya bermain dengan lima pertama (starter) saja. Bangku cadangan Flying Wheel dirasa belum bisa untuk tampil di laga-laga ketat. Inilah yang kemudian membunuh tim ini.
"Saya sempat melihat mereka main di pertandingan pertama. Mereka hanya bermain dengan pemain itu-itu saja. Strategi saya untuk menguras tenaga mereka dengan memainkan bangku cadangan memang cukup berhasil. Hanya saja, anak-anak kurang fokus dalam menjalankan game plan," kata Abrizalt Hasiholan, kepala pelatih Tanago. "Sampai detik terakhir, anak-anak masih saja melakukan kesalahan dalam offense dan defense. Saya tidak memandang istimewa kemenangan ini. Saya lebih melihat bahwa permainan kami yang buruk hari ini."
Tanago yang lebih unggul dalam rotasi pemain, bisa meninggalkan Flying Wheel di kuarter keempat. Melaju 8-0 di awal kuarter terakhir, membawa Tanago melesat 50-42. Momentum inilah yang membuat mental bermain Tanago meningkat. Namun seperti yang diutarakan oleh Coach Jali -sapaan akrab Abrizalt-, pemain-pemainnya kurang mematuhi strategi yang sudah dibuat. Beberapa dari mereka salah melakukan pergantian posisi saat offense. Hasilnya, Flying Wheel bisa memetik keuntungan saat pemain Tanago melakukan turn over. Beruntung, di akhir pertandingan, Flying Wheel pun melakukan kesalahan offense sehingga Tanago bisa unggul.
Tiga pemain Tanago mencetak poin dengan digit ganda yaitu Leoinita Angela (17 poin), Tiara Aulia Denaya (16 poin) dan Jane Adelaide (15 poin). Sementara Jumriah menjadi tumpuan Flying Wheel dengan menghasilkan 17 poin, 8 rebound, 4 asis dan 3 steal. Disusul Vivit Dian Arini (14 poin, 12 rebound, 5 asis) serta Ummul Asmi (11 poin).
Di pertandingan terakhir (31/1/2018), Tanago akan berhadapan dengan tuan rumah Surabaya Fever. Sedangkan Flying Wheel akan mencoba kekuatan Tenaga Baru Pontianak. Bila Tenaga Baru menang, maka mereka berhak lolos ke semifinal. (*)
Foto: Mei Linda