Arena Big3 League di Cincinnati, Ohio, memanas. Ini karena ada dua mantan pemain NBA yang terlibat pertengkaran. Mereka adalah Gary Payton dan Jordan Crawford. Payton kali ini bertugas sebagai kepala pelatih tim Bivouac. Berhadapan dengan Crawford, yang bermain untuk tim Enemies, dengan target meraih tujuh kemenenangan beruntun. 

Insiden itu bermula ketika Payton , yang dikenal dengan ucapannya yang kasar, membentak Crawford di awal penguasaan bola. Awalnya Crawford mengabaikan ejekan verbal itu, tetapi situasi memanas ketika Payton menepukkan tangannya di wajah Crawford setelah pemain bertahan itu melakukan lemparan tiga angka di sudut. Crawford membalas dengan mendorong lengan Payton, yang memicu perkelahian. Pemain dari kedua tim bergegas masuk untuk meredakan situasi. Baik Payton maupun Crawford bukan sosok asing di basket profesional, karena pernah bermain di NBA. 

The Enemies, yang memimpin Big3 dengan rekor 6-0, menghadapi Bivouac, yang berada tepat di belakangnya dengan rekor 5-1. Dengan kedua tim bersaing untuk posisi teratas, pertandingan ini berlangsung sengit. Upaya Payton untuk mengguncang Crawford dengan ejekan khasnya justru memperparah keadaan. 

Meskipun Crawford mencetak 20 poin tertinggi dalam pertandingan, itu tidak cukup untuk mencegah Bivouac mencapai angka 50 poin terlebih dahulu dan mengamankan kemenangan. Perseteruan antara Payton dan Crawford menambah dramatis kekalahan pertama Enemies. 

Payton, salah satu pemain bertahan perimeter terkuat di NBA , memimpin liga dalam catatan steal selama musim 1995-1996 dan memenangkan penghargaan Defensive Player of the Year. Ia juga sembilan kali masuk All-Star dan mencetak rata-rata lebih dari 20 poin per pertandingan delapan kali selama kariernya. Meskipun ia tidak pernah memenangkan gelar bersama Seattle SuperSonics, Payton berhasil mengamankan gelar juara bersama Miami Heat pada tahun 2006.

Di sisi lain, karier Jordan Crawford di NBA kurang menonjol. Ia bermain untuk beberapa tim, termasuk Atlanta Hawks, Washington Wizards, Golden State Warriors, Boston Celtics , dan New Orleans Pelicans. Dikenal sebagai pencetak poin yang produktif, Crawford mencetak rata-rata 12,2 poin per pertandingan dan menjadi pemain yang dapat diandalkan di bangku cadangan. Dia terakhir bermain untuk Pelicans pada tahun 2018. (*)

Foto: Big 3 League

Populer

Dame Akan Bagi Bonus NBA Cup Dengan Karyawan Bucks
Taurean Prince Mengumpulkan Rp16 Miliar Hanya dari NBA Cup
Milwaukee Bucks Juara Emirates NBA Cup 2024!
Juara NBA Cup 2024, Bucks Tidak Pesta Sampanye
Kembali Merebut NBA Cup, Darvin Ham Menyindir Lakers
De’Aaron Fox Ingin Melihat Keseriusan Kings Bersaing di NBA
KD dan Dame Kritik Format Baru NBA All-Star 2025
Darvin Ham Jadi “Jimat” Juara NBA Cup
Kekalahan di Final NBA Cup 2024 Jadi Pelajaran Berharga Bagi Thunder
Lima Kesepakatan Sepatu Termahal Sepanjang Masa di NBA