Minnesota Timberwolves adalah tim terakhir yang mengunci satu tiket ke Final Wilayah Barat. Secara heroik, Timberwolves yang sempat tertinggal 3-2 di seri ini dan tertinggal 20 poin di kuarter tiga Gim 7 berhasil mengalahkan Denver Nuggets yang berstatus juara bertahan. Euforia pun langsung menyala di Minnesota seiring ini adalah final wilayah pertama mereka dalam 20 tahun. 

Namun, euforia ini tak boleh berlarut. Lusa, mereka sudah akan jumpa Dallas Mavericks yang berhasil melewati dua seri pertama mereka dalam enam gim saja. Menariknya, Mavericks memulai dua seri tersebut selalu dengan kelalahan. Lolos sebagai peringkat lima, Mavericks juga tak pernah punya keuntungan laga kandang yang membuat mereka selalu memainkan Gim 1 di kandang lawan, serupa dengan situasi di Final Wilayah Barat kali ini. 

Ini akan jadi pertemuan yang menarik. Pada musim reguler, Mavericks hanya punya rekor kalah di tiga tim Wilayah Barat, Denver Nuggets, Los Angeles Clippers, dan Timberwolves sendiri. Duel dengan Timberwolves berlangsung empat kali dan Mavericks hanya berhasil mencuri satu kemenangan, itupun terjadi di Dallas. Namun, seluruh empat pertemuan itu terjadi terakhir di Januari. 

Ini justru perbedaan terbesarnya. Mavericks melakukan peningkatan skuad di Februari dengan mendatangkan dua pemain penting mereka selama Playoff ini, P.J. Washington dan Daniel Gafford. Rekor Mavericks dengan keberadaan keduanya di musim reguler adalah 21 kali menang dan 8 kali kalah. Pun keduanya memainkan peran besar selama Playoff di mana rekor Mavericks adalah 8-4. 

Kedua pemain ini pula yang akan membuat matchup Mavericks dan Timberwolves menarik. Keduanya memiliki peran yang hampir serupa dengan Karl-Anthony Towns dan Rudy Gobert. Towns yang lebih bebas bergerak dengan kemampuan menembak di berbagai area sedangkan Gobert kuat di bawah ring. Cukup identik dengan PJ dan Gafford. 

Perbedaan duet bigman ini dengan duet bigman Mavericks adalah ketangkasan Towns yang memang lebih komplet. PJ memang bisa menambahkan serangan di area tripoin, namun terbatas dengan pola catch and shoot saja, sedangkan Towns bisa membuat tembakannya sendiri, bisa menyerang di luar garis busur, sampai di dalam paint area. 

Kedua tim ini juga memiliki kesamaan di sektor sayap dengan kehadiran pemain yang cukup tangguh dalam bertahan yakni Jaden McDaniels dari Timberwolves dan Derrick Jones Jr. untuk Mavericks. Memang, secara performa sejauh ini, McDaniels jelas lebih solid dan konsisten ketimbang Jones. Akan tetapi, jika Jones bisa tampil seperti dua gim terakhirnya, ini akan menjadi seri yang menarik. 

McDaniels dan Jones saya yakini akan bertugas menjaga pemain terbaik lawan. McDaniels pasti bertugas menjaga Luka Doncic sedangkan Jones akan membayangi Anthony Edwards. Tugas keduanya sejauh ini hanya di pertahanan. Saat menyerang, keduanya paling dekat adalah opsi keempat mencetak angka, bisa jadi kelima. 

Yang cukup menarik lagi dari kedua tim adalah kehadiran satu pemain yang akan diincar untuk mencari mismatch yakni Mike Conley dan Kyrie Irving. Keduanya adalah pemain penting dalam menyerang. Conley adalah kontributior utama Timberwolves untuk asis, sedangkan Kyrie adalah peringkat kedua Mavericks untuk poin dan asis. Atas hal ini, baik Chris Finch ataupun Jason Kidd tidak akan bertaruh menempatkan keduanya di bangku cadanagn terlalu lama meski akan kerap dikejar untuk mismatch lawan masing-masing. 

Terakhir ada andalan masing-masing, Doncic dan Edwards. Keduanya adalah wajah-wajah NBA di satu dekade ke depan, bahkan lebih. Keduanya merepresentasikan tim masing-masing dengan baik. Doncic adalah harapan Mavericks setelah era Dirk Nowitzki, sedangkan Edwards adalah bintang nyata Timberwolves sejak Kevin Garnett. 

Ada peluang Edwards menjaga Doncic, tapi tidak sebaliknya. Beban permainan keduanya cukup beda. Kehadrian Irving memang sangat membantu Doncic, tapi bukan berarti bebannya langsung berkurang setengah. Bisa dilihat dari catatan USG% Doncic. Dalam tiga penampilan Playoff sebelumnya, Doncic rata-rata membukukan 38,9 persen USG%. Bahkan, di dua perjalanan terakhirnya, USG% Doncic di angka 40,4 persen. Musim ini, angka itu turun drastis di 31,3 persen. Tapi, jarak Doncic dan Irving juga masih jauh. Irving memiliki USG% hanya 22,5 persen. 

Jika Anda mengira Edwards menanggung beban yang sama, Anda perlu melihat data sekali lagi. Edwards memiliki USG% di angka 30,0 persen. Memang jadi yang tertinggi di tim, tapi ia berjarak lebih sedikit ketimbang Doncic-Irving. Towns di belakangnya dengan 23,5 persen. Kemudian ada juga Naz Reid di 22 persen dan Conley 17 persen. Artinya, Timberwolves lebih bisa berjalan, lebih bisa membuat tembakan mereka, meski Edwards tak terlibat, dibandingkan Mavericks yang sangat Doncic-sentris. 

Oh iya, tentu saja kita tidak akan melewatkan peran pemain cadangan masing-masing. TImhberwolves sudah punya pakem mereka dengan Naz Reid, Nickeil Alexander-Walker, dan Kyle Anderson menjadi tiga pertama yang turun dari bangku cadangan. Mavericks baru punya dua nama yang konsisten mengisi menit-menit cadangan yakni Dereck Lively II dan Josh Green. 

Secara paket ketangkasan pun, situasi bangku cadangan kedua tim cukup berbeda. Gelar pemain cadangan terbaik adalah aklamasi Reid sebagai pemain yang berbahaya dari bangku cadangan. Ia pun menunjukkan bahwa ia adalah pemain yang komplet dan bisa mematikan bigman lawan di dua sisi permainan. Alexander-Walker juga bukan garda biasa. Ia menunjukkan kemampuan bertahan yang solid sepanjang musim dan meningkatkan akursi tripoinnya dengan baik. 

Sebaliknya untuk Mavericks, Lively sangat terbatas meski energinya luar biasa. Ia belum memiliki kemampuan menembak jarak menengah apalagi jarak jauh. Melantun bola (dribble) pun tak semengalir Reid. Ini akan membuat Lively bisa jadi faktor yang dihilangkan oleh Timberwolves saat Mavericks menyerang. Green mengalami peningkatan yang luar biasa, namun pengembangannya terlihat ke arah 3D. 

Atas dasar itu, Timberwolves bisa dibilang unggul atas Mavericks. Tugas mereka adalah memilih, apakah akan mematikan Doncic, atau justru sebaliknya, mematikan dukungan Doncic dan membiarkan pemain asal Serbia itu berusaha seorang diri. 

Untuk Mavericks, cara terbaik adalah mengakali matchup gim. Mavericks harus melakukan sesuatu yang berbeda seperti yang dilakukan Nuggets yang menugaskan Aaron Gordon sebagai pembawa bola utama mereka di lima gim terakhir. Ini membuat Nikola Jokic dan Jamal Murray lebih nyaman dalam menyerang. Pun dengan Mavericks, jika mereka bisa menemukan jawaban atas ini, tugas Doncic dan Irving pun akan lebih ringan. 

Opsi lainnya adalah dengan memberikan menit lebih banyak untuk seorang Maxi Kleber. Kleber adalah sosok bigman dengan akurasi tripoin yang baik. Memadukan Kleber dan Washington bisa membuat Mavericks melebarkan ruang serangan mereka dan membuka celah di bawah ring untuk Doncic dan Irving menyerang. 

Untuk sekarang, di atas kertas, Timberwolves bisa keluar sebagai juara Wilayah Barat. Tapi, jika Mavericks melakukan improvisasi yang dibutuhkan, seri ini akan menjadi seri seru lainnya di Playoff NBA 2024. 

Foto: Getty Images 

Populer

Dame Akan Bagi Bonus NBA Cup Dengan Karyawan Bucks
Juara NBA Cup 2024, Bucks Tidak Pesta Sampanye
Taurean Prince Mengumpulkan Rp16 Miliar Hanya dari NBA Cup
Milwaukee Bucks Juara Emirates NBA Cup 2024!
Darvin Ham Jadi “Jimat” Juara NBA Cup
De’Aaron Fox Ingin Melihat Keseriusan Kings Bersaing di NBA
Kekalahan di Final NBA Cup 2024 Jadi Pelajaran Berharga Bagi Thunder
KD dan Dame Kritik Format Baru NBA All-Star 2025
Nuggets Tertarik Mendatangkan Zach LaVine
Lima Kesepakatan Sepatu Termahal Sepanjang Masa di NBA