*tulisan ini akan sangat personal
Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaan saya saat Rajon Rondo megumumkan pensiun. Ada sedih, namun mungkin tak sebesar itu karena faktanya juga sudah dua tahun tak beraksi di NBA. Meski saya sangat mengidolainya, saya tak beranggapan Rondo akan kembali ke NBA sebagai pemain lagi setelah ia dilepas oleh Cleveland Cavaliers.
Ya, Rondo adalah pemain favorit nomor satu saya. Mungkin, Kobe Bryant adalah pemain basket pertama yang mendiang bapak saya kenalkan ke saya. Namun, seiring berjalannya waktu, saya lebih terkoneksi dengan seorang point guard yang bermain di Boston Celtics menggunakan nomor sembilan.
Meski Rondo sudah masuk ke NBA sejak 2006, saya pertama kali melihat aksinya pada 2009. Zaman internet belum sekencang sekarang, salah satu teman SMA saya ternyata punya video penuh satu gim Final NBA 2008 antara Los Angeles Lakers dan Celtics. Tepatnya di Gim 5. Ini juga jadi video NBA penuh pertama yang saya punya dan saya terus lihat sampai mungkin 10 tahun kemudian.
Saya ingat betul bahwa gim itu sejatinya jadi salah satu panggung terbaik mendiang Kobe Bryant. Namun, untuk saya pribadi, Rondo berhasil mencuri perhatian saya. Saya melihat bagaimana ia, dengan tubuh yang terbilang kecil kurus, bisa menjadi jendral lapangan Celtics yang punya trio veteran, Ray Allen, Kevin Garnett, dan Paul Pierce.
Sejak saat itu, saya terus mencari cuplikan-cuplikan aksi Rondo yang ternyata terus membuat saya tercengang. Rondo menurut saya adalah seorang jenius dalam menyerang. Ia tahu apa yang harus dillakukan. Ia tahu siapa lari ke mana, dan lebih hebatnya lagi kapan ia memberi umpan. Seni memberi umpan ala seniman Rajon Rondo adalah hal yang paling saya senangi kala itu.
Bagi saya, apa yang ia tunjukkan sangat luar biasa. Kala itu, saya mengira hanya Rondo yang bisa bermain seperti itu sebelum teman SMA saya lainnya datang dengan video Jason Williams. Jason Williams lebih menghibur memang, tapi Rondo tetap lebih mematikan. Rondo tidak terlalu memperhatikan aksi-aksi seru seperti J-Will. Akan tetapi, Rondo selalu tahu cara memberi umpan yang tepat di waktu yang tepat. Rondo tetap nomor satu bagi saya.
Saat kariernya berubah menjadi tidak jelas di Dallas Mavericks saya pun turut sedih. Saya sempat kembali merasa Rondo bisa melakukan sesuatu yang spesial saat ia bergabung dengan DeMarcus Cousins di Sacramento Kings dan New Orleans Pelicans. Sayangnya, Cousins mengalami cedera dan harapan saya untuk Pelicans bisa bersinar sirna begitu saja.
Bersama Pelicans, dengan opsi Cousins dan Anthony Davis, Rondo benar-benar bisa hidup. Ia bahkan mencatatkan torehan asis tertingginya dalam satu gim dengan 25 asis saat bersama keduanya. Sampai sekarang, hanya ada tujuh pemain yang pernah membukukan setidaknya 25 asis dalam satu gim. Hebatnya, Rondo hanya membukukan 2 poin dari 1/5 tembakan. Mengutip Derrick Rose, Rondo memang tak peduli tentang mencetak poin.
Seperti yang LeBron James bilang dalam beberapa perbincangan, Rondo membantunya dalam meraih gelar juara NBA 2020 bersama Lakers. Keduanya saling berbagi peran untuk membaca permainan lawan, utamanya Miami Heat di partai final. Rondo sendiri punya sejarah apik melawan Heat. Pada 2011, Rondo mencetak 44 poin, 8 rebound, dan 10 asis melawan Heat yang kala itu masih diperkuat LeBron James. Ini juga menurut saya adalah salah satu gim terbaik Rondo.
Saya tidak punya tim favorit, sama sekali. Kalau skuad favorit ada seperti Oklahoma City Thunder 2012 dan San Antonio Spurs 2014. Namun, jika tim terentu yang terus saya dukung siapapun yang bermain, saya tidak punya. Lain halnya dengan pemain, semua orang cukup kenal saya tahu bahwa saya penggemar berat Rondo. Bukan pemain terbaik sepanjang masa, namun favorit saya sepanjang masa.
Dari Rondo saya belajar basket. Dari Rondo saya mempelajari strategi-strategi permainan. Dari Rondo, saya menyelam lebih dalam ke basket. Tanpa Rondo, mungkin tidak ada tulisan ini, dan jelas saya tidak akan menjadi seperti sekarang, tidak ada di Mainbasket. Terima kasih Rondo sudah sangat membantu saya dalam mencintai permainan ini. Terima kasih Rondo sudah memperlihatkan basket yang menarik untuk saya. Semoga, kelak saya bisa bertemu dan berbincang dengan Anda. Selamat pensiun pemain favorit saya.
Foto: NBA/Getty Images