Mengupas Dominasi Boston Celtics yang Menyeluruh!

| Penulis : 

Boston Celtics baru saja mempermalukan Golden State Warriors dengan skor akhir 140-88, Minggu (3/3), waktu setempat. Hasil ini tercatat sebagai kemenangan terbesar ketiga dalam sejarah Celtics. Keunggulan 44 poin di paruh pertama juga menjadi sejarah baru untuk Celtics. Selisih tersebut merupakan yang terbesar sepanjng sejarah mereka dalam permainan satu babak. Lebih lengkap lagi kala kemenangan ini jadi kemenangan ke-11 beruntun tim asuhan Joe Mazzulla ini. 

Secara keseluruhan, Celtics kini memiliki rekor 48 kali menang dan 12 kali kalah. Rekor ini cukup untuk membuat mereka duduk di puncak klasemen sementara Wilayah Timur dan secara keseluruhan NBA. Masih memiliki 22 laga lagi, Celtics hanya akan menghadapi 9 laga di mana mereka berjumpa dengan tim yang memiliki persentase kemenangan di atas 50 persen. Beranggapan terburuk jika seluruh sembilan laga itu kalah, maka Celtics tetap akan memiliki 61 kemenangan yang rasanya akan sulit dikejar oleh tim-tim lain. 

Dominasi dan kedigdayaan Celtics ini sudah terprediksi sejak awal. Namun, bagaimana mereka menjaga performa di tengah ekspektasi tinggi ini merupakan hal yang luar biasa. Mazzulla bis meramu dengan baik Celtics di musim ini dari segala aspek. Menit bermain terbagi dengan baik antara pemain starter dan cadangan. Pembagian peran pun cukup jelas, siapa opsi utama, kedua, ketiga serangan. Bahkan, kombinasi pemain starter dan cadangan pun terasa cukup mumpuni. 

Hal ini semakin terlihat dari statistik. Celtics adalah satu-satunya tim dengan Net Rating di angka dua digit, lebih tepatnya 11,6. Jika belum familiar, Net Rating adalah pengukuran defisit poin memasukkan (Offensive Rating) dan kemasukan (Defensive Rating) dalam perhitungan 100 penguasaan bola (possesisons). Offensive Rating Celtics merupakan yang terbaik di liga sejauh ini dengan 121,7, sedangkan Defensive Rating mereka ada di peringkat dua (110,2), hanya kalah dari Minnesota Timberwolves (107,8). 

Baca juga: (Empat Faktor Pembawa Kemenangan)

Saat bicara statistik, utamanya statistik lanjutan (advanced), sudah sering kami di Mainbasket bahas bahwa ada empat hal penting dalam memastikan kemenangan. Pertama adalah akurasi (eFG%), turnover (TO%), rebound, utamanya offensive rebound (OReb%), dan frekuensi-akurasi tembakan gratis (FT%). Hebatnya, Celtics ada di lima besar seluruh faktor ini. Untuk akurasi di mana adalah faktor terbesar dalam menentukan kemenangan, Celtics bahkan ada di puncak klasemen, seimbang dengan Pacers. 

Saya rasa banyak yang memprediksi Celtics akan di puncak klasemen NBA, namun mungkin tak banyak yang mengira bahwa tim ini bisa berada di puncak untuk akurasi. Apalagi, Celtics berada di peringkat empat untuk akurasi tripoin (38,6 persen) dan teratas untuk percobaan tripoin (42,4). Sebanyak delapan pemain Celtics menembak lebih dari tiga tripoin per gim. Hebatnya, hanya satu pemain yang memiliki akurasi di bawah 36 persen yakni Jaylen Brown (34,8 persen). 

Catatan-catatan di atas harusnya berujung pada dua konklusi saja. Pertama, para pemain Celtics terus meningkatkan akurasi tembakan tripoin mereka. Seperti Jrue Holiday yang menembak 44,9 persen tripoin dari 4,6 percobaan per gim. Akurasi ini adalah yang tertinggi sepanjang 14 tahun kariernya dengan jumlah percobaan terbanyak kedua sepanjang kariernya. Artinya, frekuensi dan akurasi Jrue meningkat luar biasa. Saat kita bicara tentang Jrue pun, rasanya hal yang kita ingat adalah kemampuan bertahannya, bukan akurasi tripoinnya. 

Konklusi kedua adalah Celtics berhasil mendapatkan situasi open shot untuk para pemainnya sehingga akurasi mereka meningkat cukup baik. Ya, di level NBA, cara untuk mendapatkan akurasi terbaik bukanlah sekadar latihan individu, melainkan juga kolektivitas pegerakan bola dan pemain yang membuat terjadinya situasi open shot atau bahkan wide open shot. Kredit ini layak diberikan kepada Mazzulla dan Brad Stevens selaku manajemen Celtics dalam meramu skuad mereka. 

Tak bisa ditampik begitu saja, faktor hadirnya Jrue dan Kristaps Porzingis di musim ini membuat Celtics bisa turun dengan barisan starter yang seluruhnya bisa mencetak poin dari seluruh penjuru lapangan. Porzingis sebelum menjadi sosok senter seperti sekarang yang juga kuat di bawah ring kita tahu bersama mengawali kariernya di NBA sebagai stretch four ataupun stretch five. Hal ini membuat seluruh starter Celtics akan sangat berbahaya bila dilepas di area tripoin. Jika pertahanan lawan terlambat dalam melakukan rotasi, maka peluang Celtics mendapatkan poin dari tripoin semakin besar. 

Bergeser ke pertahanan, dua pemain baru ini juga sekali lagi jadi faktor penting dalam pertahanan Celtics musim ini. Jrue mungkin adalah pemain bertahan perimeter terbaik NBA dalam kurun lima tahun terakhir. Kemampuan bertahan Jrue jadi kunci Milwaukee Bucks mendapatkan gelar juara mereka di tahun 2021. Porzingis pun tak jauh berbeda. Jika sedang dalam kondisi fit, rasanya Porzingis layak masuk ke barisan 10 besar pemain paint protector terbaik NBA. Satu nama lain yang membuat Celtics semakin komplet dalam bertahan adalah sosok Derrick White yang juga mumpuni dalam menjaga pemain kecil hingga besar. Tiga pemain ini membuat beban Jaylen Brown dan Jayson Tatum dalam bertahan berkurang drastis dan mereka bisa fokus dalam menyerang. 

Terakhir, kredit juga untuk barisan cadangan Celtics yang mampu menjawab banyak keraguan. Kuartet Payton Pritchard, Sam Hauser, Al Horford, dan Luke Kornet  memberikan waktu istirahat yang nyaman untuk barisan starter. Khusus dua nama pertama, akurasi mematikan keduanya dari tripoin layak mendapatkan kredit besar. Pritchard dan Hauser membuat Celtics seolah tak kehilangan ancaman dari tripoin saat Jrue dan White mengambil waktu istirahatnya. Khusus untuk Horford dan Kornet, rebound menjadi fokus utama. Mereka adalah kunci bertahan skuad cadangan supaya jarak keunggulan terus terjaga. 

Atas hal-hal ini, maka sudah selayaknya Celtics mendominasi musim reguler NBA 2023-2024. Pun demikian, saya rasa mereka akan terus berlari kencang sampai akhir musim reguler untuk "finish strong" menuju Playoff. Fokus selanjutnya adalah menguatkan mental mereka dan meramu rotasi terbaik guna menghadapi Playoff yang akan lebih mengerucut lagi. Jika dua hal ini berhasil mereka temukan dengan baik, Final NBA rasanya sudah mereka kunci. Gelar juara? Semuanya akan tergantung pada Denver Nuggets atau Los Angeles Clippers. 

Foto: NBA/Getty Images

Populer

Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Grizzlies Hajar Sixers, Pelatih Taylor Jenkins Pecahkan Rekor Waralaba
Russell Westbrook Pemain Pertama Dalam Sejarah dengan 200 Tripel-dobel!
Jayson Tatum & Patrick Mahomes Rebutan Ekspansi Tim WNBA