Srikandi Cup 2018 Seri 2 Surabaya akan digelar pada 29 Januari hingga 4 Februari mendatang. Delapan kontestan sudah bersiap mengarungi kompetisi jilid kedua yang rencananya berlangsung di GOR Kertajaya Surabaya tersebut. Tak terkecuali tuan rumah, Surabaya Fever. Mereka masih merasa bahwa Merpati Bali jadi salah satu tim yang patut diwaspadai.
Di sela-sela persiapan Srikandi Cup, Fever menjalani laga uji coba dengan tim putri Honda DBL All-Star 2018 di DBL Arena Surabaya (9/1/2018). Mereka bisa menang 78-43 dari tim yang terpilih dari pemain-pemain terbaik Honda DBL seluruh Indonesia tersebut. Fever memang tampil dengan kekuatan penuh, karena mereka juga ingin memanaskan mesin sebelum berlaga di kompetisi profesional.
"Kalau dari persiapan, masih kurang bagus. Karena beberapa pemain masih menjalani seleksi timnas. Kami berharap mereka bisa balik, tapi tidak tahu juga kebijakan dari PP Perbasi kan suka mendadak," kata kepala pelatih Surabaya Fever, Wellyanto Pribadi.
Empat pemain Fever menjalani pemusatan latihan timnas putri proyeksi Asian Games 2018. Di 3x3 ada Lea Elvensia Wolobubo Kahol dan Jovita Elizabeth Simon. Sedangkan di basket ada Rohtriastari, annisa Widyarni, Nathania Claresta Orville dan Clarita Antonio. Coach Welly berharap para pemainnya bisa kembali sebelum Srikandi Cup dan bisa tampil bersama tim.
Penampilan Fever di Seri 1 Makassar bulan November 2017 lalu memang cukup menawan. Mereka kembali tak terkalahkan hingga merebut gelar juara. Soal persaingan musim ini, Coach Welly menilai bahwa Merpati Bali masih jadi lawan berat. Mereka bisa saja mengancam dominasi Fever.
"Mungkin yang seru sama Merpati, karena tahun ini Sahabat Semarang menurun sekali. Tapi saya rasa Merah Putih Samator Jakarta kok belum turun dengan kekuatan penuh di Makassar. Beberapa pemain belum turun juga," ucapnya. "Kalau di bawah Fever dan Merpati saya rasa persaingannya seru juga."
Jelang berlaga di rumah sendiri, justru membuat Coach Welly sedikit cemas. Sebab beberapa kali justru Fever hampir kalah saat tampil di hadapan pendukungnya sendiri. Coach Welly menilai bahwa pemainnya justru tidak fokus bila bermain di Surabaya. Ini bisa jadi kelemahan yang membahayakan permainan Fever.
"Saya justru senang main di luar kota. Saat mereka main di kandang sendiri, malah kurang bagus. Mungkin ditonton orang-orang terdekat. Takut kelihatan jelek, malah mainnya jelek," kata Coach Welly. (*)
Foto: Mei Linda