Nike tampaknya ingin memperbaiki hubungan mereka dengan Devin Booker. Karena hubungan tersebut sempat retak lantaran salah paham terkait peluncuran sepatu baru bintang Phoenix Suns tersebut. Sebagai gantinya, Nike akan meluncurkan Book 1 "Mirage" pada 17 Februari, dan langsung dipromosikan Booker di NBA All-Star 2024, yang berlangsung di Indianapolis, 18 Februari.
Perpaduan warna abu-abu dan krem muncul di bagian atas, yang terlihat menggunakan kombinasi nubuck, kulit, dan mesh. Warna oranye muncul di sol dalam, sementara sol tengah berwarna putih berada di atas sol luar berwarna putih transparan. Tidak seperti banyak warna yang dikenakan Booker di lapangan musim ini, "Mirage" tidak memiliki padanan yang jelas dengan semua sepatu basket yang pernah dibuat Nike.
Menurut Nike, warna Book 1 "Mirage" ini terinspirasi dari gerakan Booker yang seperti pesulap, dan meninggalkan kabut putih saat dia bergerak. Nike Book 1 "Mirage" akan dirilis 17 Februari melalui aplikasi SNKRS dengan harga retail yang ditetapkan Nike sebesar 140 dolar Amerika.
Seperti yang dibahas sebelumnya, bahwa Nike dan Devin Booker sempat tidak sepaham dengan strategi pemasaran Book 1. Sepatu ini pertama kali diumumkan pada bulan September 2023 dan diluncurkan dalam warna oranye pada bulan Desember, tetapi hanya 500 pasang yang tersedia di Miami bertepatan dengan Art Basel. Masalah muncul di bulan Januari 2024, ketika Booker mengeluh tentang sepatu barunya.
Booker diam-diam menyetujui keluhan tentang peluncuran sepatu ketsnya dalam komentar Instagram dua minggu lalu. Di bawah postingan dari Complex Shoes dengan teks, "Apakah Nike gagal dalam peluncuran D Book 1?" Bintang Phoenix Suns itu berkata, "Banyak orang merasakan hal yang sama," disertai emoji wajah dengan setetes air mata.
Keluhan terhadap Book 1 diperkirakan ada dua hal, dan tidak jelas yang mana di antara kedua Booker yang setuju. Pertama adalah bahwa desain sepatu tersebut terlalu derivatif, mengambil bentuk Air Force 1 dan Blazer dan juga meminjam jalur warna dari sneaker ikonik, dibandingkan menciptakan modelnya sendiri.
Karena tampilannya yang lebih mirip dengan sepatu basket dari lebih dari 40 tahun yang lalu, para sneakerhead juga meragukan performanya. Namun, ada beberapa disonansi kognitif dengan pemikiran tersebut, seiring dengan sentimen yang sudah lama ada bahwa sepatu basket kontemporer cenderung memiliki sedikit daya tarik dalam bidang gaya hidup.
Keluhan kedua adalah bahwa Nike terlalu lambat, membuat para penggemar menunggu lima bulan untuk membeli sepatu tersebut. Kecuali mereka kebetulan berada di Miami, karena sepatu tersebut dirilis di sana. Masalahnya adalah tempat tersebut jauh dari basis penggemar Devin Booker berada. Karena Booker bermain untuk Phoenix Suns. (*)
Foto: Sports Illustrated