Ali Budimansyah tak banyak beraksi dari pinggir lapangan. Kepala Pelatih Siliwangi Bandung ini hanya mengikuti saja dengan tenang permainan timnya. Asisten Pelatih Lucky Pinontoan dan Paul Mario Sangor bahkan terlihat lebih aktif daripada Coach Ali. Coach Ali seperti tengah memikirkan sesuatu. Sesuatu yang tengah terjadi dengan timnya.
Menghadapi Pelita Jaya Jakarta di Britama Arena, Sabtu kemarin (6/1/18), Siliwangi tertatih-tatih. Setiap kali para pemain Pelita Jaya mencetak angka, para penonton bersorak suka ria. Barangkali, barangkali mereka menikmati penampilan keren para idola mereka. Namun bagi mereka yang datang untuk menemukan pertandingan yang seru, laga antara Pelita Jaya melawan Siliwangi kemarin, jauh dari kata itu. Pelita Jaya membantai Siliwangi 80-29. Semoga bukan skor terendah dalam satu pertandingan, tapi jelas jadi salah satu yang paling rendah dalam sejarah IBL.
Memasuki musim IBL 2017-2018, wajah Siliwangi memang nyaris berubah total. Delapan pemain dari IBL 2016-2017 yang dianggap bersalah karena terlibat kasus pengaturan pertandingan dicoret. Siliwangi kemudian mendatangkan pemain-pemain baru. Sebelumnya, manajemen dan tim pelatih Siliwangi juga sudah mengalami suksesi.
Nama-nama pemain Siliwangi yang keluar dari tim memang tidak bisa diremehkan. Mereka adalah Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Herlusdityo, Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Nolland dan Robertus Riza. Namun, mereka yang datang menggantikan pun boleh jadi memiliki kemampuan yang kurang lebih sama. Ada Fadlan Minallah, Dian Heriyadi, Rizky Liandra, Azzaryan Pradhitya, Benny Wijaya dan beberapa pemain tahun pertama berbakat seperti Kevin Moses.
Di tengah jalannya kompetisi, Siliwangi mendapat beberapa tantangan yang tak mudah. Beberapa pemain mengalami cedera. Dan cedera terkrusial adalah cederanya salah satu pemain asing yang nota bene adalah tumpuan kekuatan tim.
Di awal musim, Siliwangi mendatangkan pemain asing Donnovan Hastings dan Darnell Brown. Seiring berjalannya beberapa seri awal, Coach Ali menyampaikan bahwa Donnovan Hastings tidak begitu sesuai dengan ekspektasinya. Pemain yang berposisi sebagai bigman tersebut lebih sering bermain di luar. Padahal ia menginginkan seorang pemain yang lincah beroperasi di dalam.
Hastings pun diganti oleh Joel Every Clarke. Inilah satu-satunya pergantian pemain asing yang boleh dilakukan Siliwangi. IBL menyaratkan bahwa pergantian pemain asing hanya boleh dilakukan satu kali saja.
Bak “untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak”, belum lagi benar-benar menikmati kinerja Clarke –yang mencetak 13 poin saat melawan Stapac Jakarta di hari pertama Seri 4 Jakarta, dan hanya 4 poin saat melawan Pelita Jaya, Siliwangi harus mengistirahatkan Brown yang cedera, dan tak ada kepastian kapan bisa pulih kembali.
Seusai laga melawan Pelita Jaya, Coach Ali memasuki ruang konferensi pers tanpa ditemani oleh seorang pemain. Biasanya, pemain dan pelatih memang harus hadir dalam konferensi pers di setiap akhir laga.
Tak ditemani seorang pemain, suasana ruang konferensi pers justru lebih segar. Coach Ali duduk menerima pertanyaan para wartawan didamping putra-putri kecilnya.
Tak ada jawaban-jawaban singkat. Coach Ali seolah mengeluarkan uneg-unegnya atas kondisi tim yang sedang ia tangani. Di satu sisi ia menerima tantangan yang ada, di sisi lain ia sulit menerima kekalahan melawan Pelita Jaya dengan margin yang demikian mencolok.
“Di seri-seri kemarin, biarpun kami kalah, saya masih ada rasa bangga kepada pemain-pemain saya, karena mereka fight. Di seri Jakarta, dengan dua hasil ini, jadi tanda tanya buat saya. Ada apa? Evaluasi itu, buat saya, bukan hanya masalah teknis, tapi psikologis mereka juga. Ada apa? Percuma teknis bagus kalau psikologis tidak bagus, sama juga bohong. Dua situasi yang sama-sama penting.
Kalau masalah pemain asing, saya tidak bisa apa-apa. Tidak ada solusi. Karena memang dari peraturan IBL, kami sudah ganti pemain asing dan sekarang pemain asing yang satunya lagi cedera dan belum tahu kapan bisa main lagi, untuk mencari pengganti kami tidak bisa.
Saya sudah sepakat dengan manajemen dan para pelatih, kami nikmati saja. Tapi bukan berarti kami jadi santai-santai saja, nikmati kalah, tidak. Bukan itu. Tetap kami harus menyiapkan setiap pertandingan dengan baik. Setiap tim yang akan kami hadapi itu penanganannya akan bereda. Lawan Aspac (Stapac) beda, lawan Satria Muda juga akan beda. Apalagi kami sudah tidak ada (satu) pemain asing lagi.
Yang paling menonjol kan jam terbang pemain-pemain saya. Dibilang kami menyerah, kami tidak menyerah. Dibilang realistis, ya saya katakan saya akan menikmati musim yang sedang kami jalani ini. Karena persiapan tim Siliwangi hanya 10 hari. Kami akan –kalau ibaratnya pesawat itu- lepas landas di musim depan. Buat menjejali pemain muda ini dengan ini-itu, tidak adil. Saya juga pernah jadi pemain. Tidak adil dengan persiapan singkat ini saya jejali mereka dengan pola dan program macam-macam, tidak adil. Dan mereka pemain juga sudah tahu. Saya ini pelatih yang terbuka. Saya transparan. Apa yang saya mau, mereka tahu.
Saya bukan pelatih yang mampu menyulap sebuah tim langsung bagus, saya rasa tidak ada yang seperti itu. Menyulap sebuah tim dalam sepuluh hari menjadi tim yang bagus, ya tidak ada. Fadlan di pertandingan tadi sebenarnya juga sedang dalam proses penyembuhan, Dian Heriyadi cedera.
Itu dia, saya hanya bisa menikmati. Kami okey kalah, tapi kekalahan itu harus jadi pelajaran. Nah, di Jakarta ini, itu tidak terlihat. Hari ini, dengan situasi penonton yang banyak, lawan tim yang besar, kembali ke mental. Saya tidak mau lihat statistik, ini masalah mental mereka. Mereka gugup. Saya juga pernah mengalami kok, saya paham. Makanya di belakang saya kasih semangat, bukan saya marahi. Kami punya waktu dua minggu. Kami akan berbenah. Bukan berarti harus menang, tetapi membenahi setiap kekurangan agar naik di seri-seri berikutnya.”
Menghadapi Pelita Jaya, akurasi tembakan Siliwangi sangat rendah. Fadlan dan kawan-kawan hanya memasukkan 11 dari 68 tembakan. Total rebound hanya 34 (Pelita Jaya 61 rebound). Poin terbanyak datang dari Rizky Liyandra yang mencetak delapan poin dan akurasi 37 persen, alias terbaik di dalam tim.
Johanis Winar, Kepala Pelatih Pelita Jaya pada saat konferensi pers sangat memahami kondisi Siliwangi. Oleh karena itu, pada saat konferensi pers, Coach Ahang –sapaannya- tak terlalu banyak mengatur dan mengarahkan para pemainnya. Ia juga banyak menurunkan para pemain cadangan. “Saat akan memberi instruksi kepada para pemain, saya sedikit kaget karena para pemain malah berdiskusi sendiri, saling mengingatkan dan memberi motivasi kepada rekan-rekannya. Saya senang, pekerjaan saya jadi agak ringan, sekaligus inilah yang saya mau, para pemain berkomunikasi dengan baik,” kata Coach Ahang.(*)
Fot: Alex Anggriawan