Defense win championship mungkin adalah salah satu slogan yang paling sering kita dengar di basket. Di berbagi lini kelompok umur dan tingkatan permainan, ungkapan bahwa pertahanan adalah kunci untuk memenangkan pertandingan bahkan sebuah liga atau turnamen selalu dipegang teguh. Ungkapan klise ini tak salah, tapi tak sepenuhnya benar secara harfiah. Ada banyak hal lagi yang perlu dibuka atau dijabarkan lagi untuk menjelaskan bahwa pertahanan bisa membawa kemenangan. 

Ternyata pertahanan yang solid ini pula yang menghadirkan anomali di NBA musim ini, utamanya untuk klasemen Wilayah Barat. Jika Anda melihat klasemen sekarang, ada nama tidak familiar di puncak Wilayah Barat yakni Minnesota Timberwolves. Timberwolves ada di peringkat teratas dengan rekor menang-kalah (19-5). Rekor ini bahkan setara dengan Boston Celtics yang juga ada di puncak klasemen sementara Wilayah Timur. Dari sini, bisa dibilang Timberwolves adalah tim terbaik NBA. 

Melihat posisi mereka sekarang, saya pun menilik statistik NBA untuk melihat apa faktor utama Timberwolves berada di puncak klasemen. Menariknya, bukan faktor-faktor serangan yang membuat mereka jadi yang terdepan. Timberwolves bahkan ada di peringkat 23 untuk persentase turnover (TOV%) yang menunjukkan kecerobohan mereka dalam menyerang. Ternyata, usut punya usut, alasan utama Timberwolves di atas seluruh tim adalah pertahanan mereka. 

Tim asuhan Chris Finch ini ada di peringkat satu pertahanan terbaik dengan catatan Defensive Rating di angka 106,5. Catatan ini berjarak lumayan jauh dengan tim bertahan terbaik kedua, Houston Rockets dengan 107,8. Timberwolves tak mendapatkan angka ini secara cuma-cuma. Meski tak masuk sebagai tim yang menyulitkan lawan dalam melepaskan tembakan, namun Timberwolves tercatat sebagai tim yang paling berhasil menurunkan akurasi tembakan lawan di setiap penjagaan mereka. 

Ya, lawan-lawan Timberwolves rata-rata melepaskan 90,0 tembakan per gim. Jumlah ini menempatkan Timberwolves di peringkat 18, berjarak cukup jauh dari Orlando Magic yang ada di peringkat teratas. Lawan-lawan Magic rata-rata hanya melepaskan 84,3 tembakan per gim. Namun, hebatnya Timberwolves, lawan-lawan mereka hanya mampu memasukkan 43,2 persen tembakan mereka. Dari statistik ini, kita bisa melihat perbedaan pendekatan pertahanan dari Timberwolves dan Magic. 

Magic dari data di atas bisa kita simpulkan bertahan dengan solid, mematikan seluruh pemain, mencegah mereka mendapatkan ruang tembak. Oleh sebab itu, percobaan tembakan lawan sangat rendah. Ini berbanding balik dari Timberwolves. Mendapatkan ruang tembak bukanlah hal sulit untuk lawan-lawan mereka. Namun, melepaskan tembakan dengan tenang bukanlah hal mudah. Artinya, para pemain Timberwolves selalu berupaya keras untuk mengganggu tembakan lawan (contest). 

Konsistensi mengganggu lawan yang dilakukan Timberwolves tentu tak jadi begitu saja. Konsistensi ini tentunya datang dari personel mereka yang memang cukup mumpuni untuk melakukan itu. Jika Anda melihat daftar pemain Timberwolves musim ini, maka bisa Anda lihat mereka sedang mengarahkan skuad berdasarkan mahzab baru pengembangan pemain NBA. Timberwolves memang punya sembilan pemain yang memiliki tinggi di bawah rata-rata liga musim ini, namun hanya dua yang benar-benar berjarak jauh dari tinggi badan rata-rata. Rata-rata tinggi badan NBA musim ini adalah 6'7" sedangkan 7 dari 9 pemain Timberwolves di atas memiliki tinggi setidaknya 6'4". 

(Baca juga: Mahzab Baru Pengembangan Pemain NBA dan Dunia)

Situasi ini jelas memudahkan Chris Finch untuk memadu-padankan komposisi bertahannya. Jika melihat pada rataan menit, maka tim ini paling sering turun dengan komposisi Mike Conley, Nickeil-Alexander-Walker, Anthony Edwards, Karl-Anthony Towns, dan Rudy Gobert. Dalam situasi ini, hanya Mike yang dirasa memiliki kemampuan bertahan tidak spesial. Nickeil dan Ant (sapaan Edwards), terlepas dari tingginya yang di bawah rata-rata liga, memiliki kemampuan bertahan yang cukup mumpuni. Dua bigman tersisa sudah tak perlu dipertanyakan lagi kemampuannya. 

Tim-tim NBA, utamanya barisan garda, sejatinya sudah paham bagaimana mengatasi Rudy. Mayoritas tim akan coba membuat situasi di mana Rudy harus berganti menjaga garda lawan. Rudy tak punya kelincahan yang cukup untuk melawan pemain-pemain cepat ini dan kerap jadi sasaran empuk. Namun, dengan komposisi Timberwolves ini, Rudy punya banyak bantuan. Di bawah, KAT akan menunggu sedangkan di sayap-sayap, tiga pemain lain siap saling mengisi (rotasi bertahan). 

Selain lima nama di atas, Chris Finch juga masih punya Jaden McDaniels, Kyle Anderson, Naz Reid, Troy Brown Jr., dan Shake Milton sebagai bagian dari rotasi utama mereka. Bongkar pasang rotasi ini akan menyesuaikan komposisi lawan dan sekali lagi, Timberwolves bisa sangat fleksibel dengan 10 pemain ini. Ini yang membuat seolah tidak ada jarak saat barisan utama Timberwolves sedang ditarik keluar. Timberwolves seolah tanpa celah dengan komposisi pemain mereka musim ini. 

Bergeser ke sisi sebaliknya permainan, Timberwolves memang tidaklah istimewa. Pemain seperti Ant, Nickeil, Milton, Jaden, bukanlah sosok pemain yang memiliki serangan efektif secara konsisten. Efektivitas lebih erat dengan Mike, KAT, dan Rudy. Khusus untuk nama terakhir, sulit rasanya melihat ia tidak efektif dengan gaya bermain konvensional yang ia mainkan, senter yang menunggu di dunker spot. Namun, justru ini yang menurut saya membuat Timberwolves musim ini jadi semakin menarik. 

Jika di akhir masanya bersama Jazz Rudy kerap dihitung sebagai beban saat menyerang, Timberwolves justru memainkan peran yang cocok untuknya. Kemampuan KAT yang komplet membuat lawan kerap lebih fokus kepadanya. KAT pun memanfaatkan itu dengan memberikan asis kepada Rudy. Pun demikian dengan Ant yang kerap menarik lebih dari satu lawan untuk menjaganya yang berujung dengan terbukanya ruang untuk Rudy. Bisa dibilang, Rudy kini berada di situasi yang sangat tepat untuk kembali terlihat "berfungsi" untuk sebuah tim. 

Atas hal ini, selama barisan pemain utama Timberwolves tidak cedera, saya rasa Timberwolves akan menjadi tim yang sangat menyulitkan lawan-lawannya. Sampai saat ini, dari lima kekalahan yang mereka derita, hanya dua yang datang dari tim Wilayah Barat yakni Suns dan Pelicans. Menarik melihat bagaimana Timberwolves akan coba menggebrak Wilayah Barat musim ini. Pun jika nanti akhirnya mereka tak mampu melangkah jauh musim ini, masa depan terlihat cukup cerah untuk publik Minnesota! 

Foto: NBA/Getty Images

Populer

Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas