Prediksi dan Peta Kekuatan Piala Dunia FIBA 2023!

| Penulis : 

Piala Dunia FIBA 2023 akan dimulai Jumat, 25 Agustus. Tiga arena akan menjadi tempat penyelenggaraan. Araneta Coliseum dan Mall of Asia Arena di Filipina akan menggelar laga untuk Grup A sampai D. Okinawa Arena mendapatkan jatah menggelar laga-laga dua grup yakni Grup E dan F. Terakhir, Indonesia Arena akan menggelar turnamen resmi perdananya dengan menjadi tuan rumah untuk Grup G serta Grup H. 
Tidak afdal rasanya jika ada turnamen sebesar ini dan tidak ada prediksi. Sederet pemain utama negara-negara peserta yang absen bisa sangat mempengaruhi kekuatan tim tersebut. Ambil contoh absennya Giannis Antetokounmpo untuk Yunani, Ricky Rubio di Spanyol, hingga Jamal Murray yang juga menepi dari Kanada. 
Tanpa berlama-lama lagi, mari kita ulas siapa yang akan lolos ke babak kedua. 

Grup A

Berisi tuan rumah Filipina, Angola, Republik Dominika, dan Italia, tidak ada yang memiliki keunggulan pasti selain Italia. Uniknya, Italia, Angola, dan Filipina, sama-sama terletak di grup yang sama pada gelaran Piala Dunia FIBA 2019 CIna. Di gelaran tersebut, Filipina finis di peringkat empat tanpa kemenangan. Angola berakhir dengan rekor (1-2), sedangkan Italia di peringkat dua dengan rekor (2-1). Filipina memang berhasil menambahkan Jordan Clarkson ke dalam skuad mereka, namun secara permainan, belum terlihat ada perubahan secara tim. 

Oleh karena itu, Italia akan menjadi tim yang paling tangguh di tim ini. Republik Dominika saya rasa akan muncul sebagai penggangu utama Italia. Mereka bahkan sangat mungkin menyalip Italia. Peringkat tiga akan menjadi duel imbang antara Angola dan Filipina. Filipina harus bekerja ekstra keras untuk mengamankan kemenangan di hadapan pendukung mereka. 

Grup B

Serbia di atas kertas mendapatkan keuntungan dengan berada di Grup B. Serbia hanya ditemani oleh Sudan Selatan, Cina, dan Puerto Riko. Absennya Nikola Jokic memang akan mengurangi kekuatan Serbia, namun tak berarti mereka akan lebih lemah dari tiga tim lainnya. Serbia masih akan mendominasi dengan pemain seperi Bogdan Bogdanovic dan Marko Guduric akan menjadi tumpuan. Pemain muda Miami Heat, Nikola Jovic, juga akan mendapatkan peran besar di gelaran kali ini. 

Di bawah Serbia, Puerto Riko adalah penantang sesungguhnya. Puerto Riko adalah negara urutan ke-20 dunia meski tak memiliki satupun pemain yang berstatus pemain NBA. Puerto Riko pada gelaran 2019 juga berhasil lolos ke babak kedua meskipun akhirnya babak belur di babak kedua tersebut. Tambahan Kyle Anderson untuk Cina mungkin akan mempebesar peluang mereka mencuri kemenangan, tapi Puerto Riko dengan kedalaman skuad mereka akan sulit ditaklukkan. Serbia, Puerto Riko, Cina, dan Sudan Selatan adalah urutannya. 

Grup C

Sulit rasanya tidak menempatkan Amerika Serikat sebagai unggulan grup bahkan unggulan utama turnamen di setiap keikutsertaan mereka. Apalagi, di gelaran kali ini, Amerika Serikat datang dengan skuad yang lebih menjanjikan. Ditambah perpaduan tim pelatih yang lebih segar, Amerika Serikat memang jauh lebih menakutkan ketimbang gelaran 2019. 

Yunani berada di posisi yang cukup sulit. Absennya Giannis bisa dibilang akan mengurangi 50 persen kekuatan dan peluang menang mereka. Posisi Yunani akan terancam langsung oleh dua semifinalis FIBA Asia Cup, Yordania dan Selandia Baru. Secara fakta, Selandia Baru bisa menang atas Yordania di perebutan tempat ketiga FIBA Asia Cup. Akan tetapi, kini Yordania membawa sosok Rondae Hollis-Jefferson untuk menambah kekuatan mereka dan bisa jadi mengejutkan lawan-lawannya. Yunani menjadi tim Eropa yang paling terancam di posisi ini. 

Grup D 

Satu lagi tim Eropa yang mendapatkan keuntungan secara pembagian grup adalah Lithuania. Mereka tergabung dengan Mesir, Meksiko, dan Montenegro. Di atas kertas, Lithuania harusnya menyapu bersih kemenangan di grup ini meski Domantas Sabonis tak bergabung dengan tim. Jonas Valanciunas dkk, rasanya masih terlalu tangguh untuk negara lain di Grup D ini. 

Tiga tim lainnya akan terlibat pertarungan terbuka. Montenegro dan Meksiko rasanya akan bersaing untuk peringkat dua. Pun demikian, Montenegro akan saya lebih unggulkan dengan materi yang mereka punya. Nikola Vucevic jelas akan jadi tumpuan utama. 

Grup E

Grup E adalah salah satu grup yang layak mendapatkan sebutan grup neraka. Bahkan, mungkin ini adalah grup paling neraka. Peringkat tiga dunia, Australia, menjadi unggulan utama grup ini. Namun, dipastikan perjalanan mereka tidak akan mudah. Jerman siap menghadang bersama dengan Finlandia dan tuan rumah, Jepang. Australia datang dengan susunan pemain yang unik dengan hanya membawa satu bigman konvensional. Ini mungkin akan menjadi era baru Australia yang berpusat pada Josh Giddey. 

Jerman juga tak bisa diremehkan begitu saj. Dennis Schroder ada di puncak performanya saat Franz Wagner siap menggebrak. Finlandia akan berpusat kepada Lauri Markkanen sedangkan Jepang akan melanjutkan mentalitas pantang menyerah dan semangat membanggakan publiknya sendiri. Sejauh ini, hanya Australia yang tampak memastikan satu tempat mereka di babak selanjutnya. 

Grup F

Piala Dunia 2023 berpeluang menjadi kesempatan Slovenia untuk melangkah jauh. Ini adalah penampilan keempat Slovenia di Piala Dunia. Di tiga penampilan sebelumnya, prestasi terbaik Slovenia adalah peringkat tujuh. Untuk gelaran kali ini, Slovenia tergabung dengan Tanjung Verde, Venezuela, dan Georgia. Bagi Tanjung Verde dan Georgia, ini adalah penampilan perdana mereka di Piala Dunia. Kekuatan mereka bisa dibilang tidak banyakl diketahui. Situasi ini bisa menjadi hal baik dan bisa menjadi hal buruk untuk mereka. 

Sebaliknya untuk Venezuela, ini akan jadi penampilan Piala Dunia kelima mereka. Venezuela akan jadi penantang terbesar Slovenia. Tentu, kunci untuk Tanjung Verde, Georgia, dan venezuela adalah mematikan semaksimal mungkin Luka Doncic. Semenjak Luka masuk ke tim senior Slovenia, ia selalu menjadi tumpuan utama serangan. 

Grup G

Bergeser ke Indonesia, dua grup yang tersaji siap menghadirkan persaingan sengit. Grup G menjadi tempat juara bertahan, Spanyol, memulai kampanye mempertahankan gelar juara mereka. Meski masih ada nama vetran seperti Rudy Fernandez, Segio Llull, dan Viktor Claver, sisa pemain yang ada adalah generasi baru perbasketan Spanyol. Pemimpin generasi baru ini adalah Hernangomez bersaudara, Willy dan Juancho. Mundurnya Ricky Rubio bisa dibilang  menjadi pukulan besar untuk Spanyol. Akan tetapi, dengan masih adanya Sergio Scariolo sebagai kepala pelatih, Spanyol tetaplah tim yang mengerikan. 

Brasil tentu jadi pesaing terberat Spanyol. Brasil turun dengan skuad terbaik mereka. Raul Neto, Cristian Felicio, Bruno Caboclo, hingga veteran Marcelo Huertas siap memimpin Brasil untuk kembali berjaya. Iran dan Pantai Gading akan menjadi dua tim yang berusaha mendobrak dua tim sebelumnya. Kekuatan Iran tak banyak berubah dari saat mereka di FIBA Asia Cup lalu. Mereka masih akan sangat fisikal dan cepat. Pantai Gading memadukan skuad muda dan veteran. Target realistis Iran dan Pantai Gading adalah tidak menutup turnamen tanpa kemenangan. 

Grup H

Prancis dan Kanada menjadi dua poros utama kekuatan serta perhatian publik di Grup H. Keduanya datang dengan kekuatan yang hampir penuh. Memang, sosok seperti Jamal Murray dan Andrew Wiggins absen untuk Kanada serta Frank Ntilikina menepi karena cedera, sementara Victor Wembanyama fokus ke NBA. Pun demikian, absennya pemain-pemain di atas rasanya tak akan berpengaruh kepada kekuatan mereka di gelaran ini. Pemenang gim pertemuan keduanya rasanya akan menutup babak grup sebagai juara. 

Untuk Latvia, ini akan jadi Piala Dunia perdana mereka. Bisa jadi mereka akan sangat semangat, atau sebaliknya, gugup dan panik. Absennya Kristaps Porzingis akan membuat Latvia bermain lebih lambat, namun bisa jadi lebih mematikan. Lebanon justru datang ke sini dengan situasi yang apik. Skuad mereka semua dalam kondisi sehat dan sangat termotivasi untuk meraih kemenangan. Jakarta juga jadi tempat yang memberikan kenangan manis untuk mereka tahun lalu di FIBA Asia Cup. Tambahan Omari Spellman di posisi bigman pun layak ditunggu. Apakah akan menambah variasi permainan Lebanon dan membuat mereka semakin mematikan atau tidak? 

Foto: FIBA

 

Populer

Juara NBA Cup 2024, Bucks Tidak Pesta Sampanye
Taurean Prince Mengumpulkan Rp16 Miliar Hanya dari NBA Cup
Dame Akan Bagi Bonus NBA Cup Dengan Karyawan Bucks
Milwaukee Bucks Juara Emirates NBA Cup 2024!
Darvin Ham Jadi “Jimat” Juara NBA Cup
De’Aaron Fox Ingin Melihat Keseriusan Kings Bersaing di NBA
Kekalahan di Final NBA Cup 2024 Jadi Pelajaran Berharga Bagi Thunder
KD dan Dame Kritik Format Baru NBA All-Star 2025
Nuggets Tertarik Mendatangkan Zach LaVine
Lima Kesepakatan Sepatu Termahal Sepanjang Masa di NBA