Dwyane Wade menjadi salah satu dari The Naismith Basketball Hall of Fame Class 2023. Wade merupakan bukti kejelian seorang Pat Riley, yang sukses membuat Miami Heat mendapatkan tiga gelar NBA. Meski sempat diremehkan, tapi Heat melihat ada yang istimewa dari seorang Dwyane Wade. Sampai akhirnya, dia layak dinobatkan sebagai anggota Hall of Fame.
Wade dipilih Miami Heat pada NBA draft 2003 sebagai urutan kelima. Itu sangat cocok dengan presiden tim Pat Riley yang membangun budaya di sekitar pemain chip-on-the-shoulder. Wade menjadi tim pertama Miami Heat yang semuanya ruki, dan jelas dia adalah bintang masa depan. Wade memenangkan NBA Finals MVP saat Heat mengalahkan Dallas Mavericks untuk gelar juara 2006. Wade juga memenangkan gelar juara NBA pada 2012 dan 2013 bersama LeBron James dan Chris Bosh. Selama 16 tahun kariernya di NBA, Wade terpilih 16 kali All-Star dan Top Skor pada tahun 2009.
"Ketika saya mengingatnya (perjalanan kariernya) kembali. Saya telah melakukan semua yang saya bisa," ucap Wade dalam sebuah wawancara di tahun 2019.
Dia melakukan cukup banyak hal dalam bola basket untuk mendapatkan kehormatan tertinggi. Dikenal dengan nama panggung D-Wade. Dia datang ke Miami pada waktu yang tepat, saat klub mulai mengalami kemunduran. Mereka berlari mengejar gelar selama bertahun-tahun dengan Alonzo Mourning atau Tim Hardaway. Pat Riley menjauh dari jalur pembinaan saat ini. Namun dia sadar kalau hal itu tidak membuat mereka juara, sehingga mendatangkan bintang baru.
Wade tidak mungkin menjadi superstar pada awalnya. Dia sangat bagus di sekolah menengah, tetapi tidak menarik bagi tim-tim NBA. Dia mengakhiri karier basket sekolah di Marquette, sekolah bola basket yang bagus tetapi bukan sekolah elit. Dia menempati posisi kelima secara keseluruhan di Draft NBA 2003, tentu saja cukup tinggi untuk menginspirasi harapan bagi Heat.
Wade memimpin Heat dalam mencetak poin, dan musim berikutnya, begitu Final NBA 2006 tiba, tidak diragukan lagi. Bola menjadi milik Wade. Dia adalah aktor utama. Dia memberikan gelar juara pertama untuk klub. "Ketika Shaq (Shaquille O'Neal) datang, itu benar-benar menambah tingkat kepercayaan diri saya, bahwa saya bisa menjadi salah satu yang terbaik," kata Wade. "Saya membutuhkan seseorang yang hebat untuk dapat menunjukkan kepada saya bagaimana rasanya menjadi hebat. Ketika Shaq berkata, Anda akan menjadi salah satu yang terhebat, saya tidak membutuhkan lebih dari itu."
Wade menjadi bagian dari gelombang bakat muda pasca-Michael Jordan di tahun 2000-an. Dan, pada musim ketiganya, dia sudah diangkat menjadi salah satu dari dua penjaga terbaik dalam permainan. Musim keenamnya pada 2008-09 adalah puncaknya dan, dengan mempertimbangkan semua hal, salah satu musim terbaik dalam beberapa dekade oleh pemain mana pun. Wade memimpin liga dalam mencetak skor 30,2 poin per gim, bersama dengan catatan asis tertinggi (7,5 apg), steal (2,2) dan blok (1.3).
Wade menempati posisi ketiga dalam pemungutan suara MVP musim itu. Namun memiliki rata-rata poin, asis, steal, dan blok tembakan yang lebih tinggi daripada MVP saat itu LeBron James, dan runner-up Kobe Bryant. Dwyane Wade dan LeBron James memenangkan gelar juara bersama Heat pada 2012 dan 2013.
"Dia adalah pemain yang selalu saya hormati, selalu ingin saya tiru," kata Jimmy Butler selama Final 2023. "Kehadirannya ada di mana-mana, khususnya di Miami, meski dia sudah pensiun. Dia bermain dengan cara yang benar, cara yang ingin saya mainkan. Sekarang, saya hanya ingin memenangkan kejuaraan seperti dia."
Wade menerima salah satu penghargaan tertinggi pada tahun 2022 ketika dia masuk sebagai 75 pemain terbaik sepanjang masa. Dan sekarang, dia akan menjadi Hall of Famer. (*)
Foto: nba.com