Pertaruhan Paling Masuk Akal Miami Heat

| Penulis : 

Miami Heat berhasil menang 111-108 atas Denver Nuggets di Gim 2 Final NBA. Terlepas dari hasil akhir yang tipis dan gim yang semakin ketat di menit-menit akhir, Heat berhasil dua kali membuka jarak sampai 12 poin atas Nuggets.

Keunggulan terakhir 12 poin mereka terjadi di sisa 3,5 menit pertandingan, sedangkan keunggulan 12 poin pertama mereka terjadi di awal laga. Nuggets dalam prosesnya sempat unggul 15 poin di pertengahan laga. 

Nuggets melaju (13-4) di sisa 3,5 menit gim. Namun, hampir semua poin Nuggets di dalam kurun waktu ini tercipta dari cara yang sama, second chance points. Di sini, bisa disimpulkan dua hal. Pertama, Heat memang kalah atas Nuggets secara rebound. Secara statistik selama Playoff pun terlihat jelas bahwa Nuggets unggul cukup jauh atas Heat. Kesimpulan kedua, Heat tidak cukup solid dalam mengatasi pergeseran posisi saat offensive rebound. Untuk hal ini, bisa jadi perkara memang tidak siap atau secara fisik sudah cukup lelah. 

Fisik yang lelah ini bukan tanpa alasan. Heat menggunakan pertahanan zona (zone defense) dengan solid di mayoritas gim ini. Utamanya di kuarter empat, Heat menggunakan pertahanan zona dengan lebih agresif.

Jika dilakukan dengan benar (plus dengan adanya 3 seconds defensive), maka pergerakan pemain harus sangat mobil. Pertahanan ini pula yang sebenarnya cukup berhasil untuk meminimalisir pegerakan bola Nuggets, utamanya permainan dua orang (two-man game), antara Jamal Murray dan Nikola Jokic. 

Ya, untuk saya, ini adalah sebuah pertaruhan paling masuk akal dari Heat untuk memenangkan gim. Lebih lagi memenangkan laga di kandang Denver. Untuk informasi, ini adalah kekalahan perdana Nuggets sepanjang Playoff. Bahkan, Nuggets sudah tak kalah di kandang sendiri sejak Maret. Jika lupa, sekarang adalah bulan Juni. Nuggets selalu menang di kandang selama tiga bulan!

Kembali ke pertaruhan Heat, perjalanan Playoff musim ini menunjukkan betapa dominan dan mematikannya two-man game antara Murray dan Jokic. Menggunakan pertahanan zona adalah hal yang tidak dilakukan oleh tim-tim lain di perjalanan Playoff Nuggets sebelumnya. Heat justru sebaliknya. Dalam kurun tiga tahun terakhir, Heat mungkin bersaing dengan Toronto Raptors sebagai dua tim paling sering menggunakan pertahanan zona di NBA. 

Pertahanan zona ini bukannya tanpa celah. Jika melihat Gim 2, celahnya bahkan sangat jelas. Kelemahannya adalah penjagaan terhadap Jokic. Akan tetapi, saya melihat bahwa Erik Spoelstra memang bertaruh untuk ini. Rasanya ia tidak akan masalah jika Jokic mencetak 50+ poin selama pemain-pemain lain tidak mencetak lebih dari 20 poin.

Oleh karena itu, zona 1-2-2 yang bisa bergeser menjadi 2-3 ini membuat Heat bisa menjangkau seluruh area lapangan dengan lebih masuk akal. Tidak ada tembakan mudah untuk Michael Porter Jr., dan Kentavious Caldwell-Pope, dua penembak terbaik Nuggets. Aaron Gordon jadi faktor yang cukup berani mereka korbankan di area tripoin.

MPJ dan KCP memang adalah dua kepingan penting dalam perjalanan Playoff musim ini. Keduanya menembak dengan akurasi lebih dari 40 persen di belakang garis tripoin. MPJ di angka 41,9 persen sedangkan KCP 42,4 persen dalam situasi catch and shoot. Situasi catch and shoot bukan didapatkan secara kebetulan.

Ini semua hasil pengembangan permainan yang berpusat kepada Murray dan Jokic. Terutama KCP, menurut saya bergabungnya KCP adalah salah satu alasan terbesar Nuggets sampai ke sini. KCP memberikan pertahanan perimeter yang tidak dipunya Nuggets di musim-musim sebelumnya. 

Jika Heat bertahan dengan zona ini. Kemungkinan besar di Gim 3, Gordon akan jadi pencetak angka terbanyak kedua atau ketiga untuk Nuggets. Gordon rasanya akan diminta lebih aktif, utamanya dalam mengisi ruang di bawah ring (dunker spot).

Permainan high-low rasanya akan jadi cara terbaik Nuggets untuk memecahkan pertahanan zona. Akan tetapi, masih sangat mungkin Heat memang akan melepaskan Gordon, Lebih baik kebobolan dua poin ketimbang tiga poin dari Murray, MPJ, atau KCP. 

Di sisi lain, faktor pembeda yang mungkin terjadi di Gim 3 adalah Bruce Brown. Jika Gordon buntu, Michael Malone masih punya Brown untuk menjadi opsi lain. Brown memang tidak setajam Gordon secara akurasi tembakan jarak jauh, namun Brown punya kecepatan dan kemampuan untuk melantun bola (dribble) dengan baik.

Sepanjang musim ini, di musim reguler, Brown adalah top skor keenam Nuggets, atau bisa dibilang Sixthman Nuggets, bergantian dengan Jeff Green. Catatan poin Brown justru meningkat di Playoff. Ia adalah top skor kelima tim, melompati KCP. 

Gim 3 memang akan menyajikan pertarungan yang lebih sengit. Adu strategi kedua tim akan menjadi daya tarik utama. Untuk sekarang, Heat sebaiknya bertahan dengan strategi yang mereka pakai di Gim 2. Satu hal yang perlu mereka mereka jaga adalah disiplin serta fisik mereka.

Sebaliknya untuk Nuggets, mencari jalan agar Jokic dan Murray lebih leluasa dalam menyerang adalah opsi pertama, Opsi kedua adalah menemukan terobosan lain, pembawa bola ketiga untuk membuyarkan pertahanan zona Heat. 

Foto: NBA

Populer

Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas