Bartajuk Big-Match IBL 2017-2018 Seri 1 Semarang, justru malah laga ini menampilkan pembantaian Stapac Jakarta oleh Pelita Jaya Basketball Jakarta. Laga terakhir di GOR Sahabat Semarang tersebut berakhir dengan kemenangan meyakinkan Pelita Jaya atas Stapac dengan skor 85-57, Minggu (10/12/2017) malam. Stapac benar-benar tak berdaya ditangan Pelita Jaya.
Awalnya, pertandingan ini berlangsung sengit. Kedua tim menampilkan akurasi tembakan tiga angka pemain-pemainnya. Lima menit pertama, kedua tim terlibat jual-beli serangan. Namun di lima menit terakhir kuarter pertama, Pelita Jaya mampu memimpin cukup jauh dengan skor 22-12. Di kuarter kedua, Stapac bermain sangat buruk. Mereka hanya mencetak lima poin di sepanjang kuarter ini. Sementara itu, Pelita Jaya bisa menambahkan 20 poin. Babak pertama berakhir dengan sko 43-17.
Pelita Jaya semakin nyaman memimpin di kuarter ketiga. Meski Stapac sudah bermain lebih baik, tapi tak mampu menyusul perolehan poin lawannya. Pelita Jaya menutup kuarter ketiga dengan keunggulan 69-38. Sedangkan di awal kuarter keempat, Pelita Jaya sempat memperlebar jarak menjadi 38 poin (78-40) lewat dua poin dari Chester Giles, memanfaatkan asis dari Xaverius Prawiro. Akhirnya, Stapac pun harus menerima kekalahan menyakitkan ini.
“Kami sebenarnya punya game plan, tapi tidak berjalan dengan baik di pertandingan ini. Pemain yang kami harapkan membongkar di area dua poin lawan, Nate Barfield, selalu di double-team. Dia kesulitan untuk mencetak poin. Sedangkan Dom, justru malah tidak mencetak poin. Sementara Pelita Jaya semakin nyaman bermain,” kata asisten pelatih Stapac, Antonius Ferry Rinaldo. “Free throw jadi bagian yang paling buruk dari tim kami malam ini.”
Bermian dalam tekanan memang membuat pemain Stapac semakin tidak tenang dalam penyelesaian akhir. Mereka seperti terburu-buru untuk mencetak poin. Hasilnya, beberapa tembakan justru melenceng dari sasaran. Kondisi tersebut semakin memperburuk offense Stapac.
“Karena kami kurang percaya diri di lapangan. Selebihnya sudah melakukan yang terbaik di lapangan. Tapi memang kami kurang beruntung saja. Tembakan-tembakan yang dilakukan jadi tidak tepat sasaran karena kurang percaya diri,” ungkap Oki Wira Sanjaya, kapten tim Stapac Jakarta.
Pembeda di laga ini adalah defense yang rapi serta ketenangan dalam bermain yang ditunjukkan Pelita Jaya. Hal tersebut diungkapkan oleh kepala pelatih Pelita Jaya, Johanis Winar. Menurutnya, permianan Pelita Jaya hari ini sangat bagus. Mereka bisa menutup pergerakan pemain Stapac dari segala penjuru. Pelita Jaya Basketball Jakarta Menang 28 Poin Atas Stapac Jakarta Nate Barfield dan Dom yang menjadi pendulang poin Stapac tak mampu bermain dengan leluasa.
“Pertandingan hari ini, defense itu sangat menentukan. Saya kasih kredit untuk Giles. Karena ini yang kami inginkan dari dia. Bukan sebagai pencetak poin, tapi sebagai ring protector,” kata Coach Ahang. “Saya juga beri kredit untuk Xaverius. Muncul dari bangku cadangan, dia menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang berpengalaman. Dia bisa membawa pemain lainnya untuk tetap tenang dan bermain luar biasa.”
Tampil selama 24 menit, Xaverius Prawiro bisa mencetak 18 poin, 4 rebound, 5 asis, dan 1 steal. Ius juga membuktikan dirinya masih tajam meski sudah pensiun dua tahun. Dia memasukkan tiga tembakan tripoin dari tujuh percobaan. Sementara itu mesin poin Pelita Jaya, Wayne Bradford malam ini menghasilkan 21 poin. Disusul berikutnya ada Valentino Wuwungan (16 poin) dan Daniel Timothy Wenas (10 poin). (*)
Foto: Hari Purwanto