Kesepakatan yang membawa Kevin Durant ke Phoenix Suns menghasilkan ekspektasi yang lebih tinggi untuk klub ini, setelah jeda NBA All-Star. Mereka diunggulkan menjadi juara NBA. Namun kalau gagal, ini dianggap sebagai kegagalan besar seorang KD sepanjang kariernya. Karena, sebelum KD bergabung Suns memiliki rekor terbaik ketiga di Wilayah barat dengan 32-28.
Sebagian besar penggemar NBA sudah tahu tetang KD. Bagaimana perjalanannya, dan gaya permainannya. Tetapi bagi Kellan Olson dari Arizona Sports, KD merupakan pemain dengan kemampuan adaptasi yang bagus. Ketika Durant bergabung dengan Golden State untuk membentuk tim super pada tahun 2016, ada cibiran tentang apakah dia cocok berada di tim dengan Stephen Curry, Klay Thompson, dan Draymond Green sebagai bintang utamanya. Tapi sistem ofensif Warriors, ketika ditambahkan dengan KD, bisa menciptakan bola basket ofensif terbaik yang pernah ada di era modern ini.
Durant dapat melakukan hampir semua hal di kedua ujung lapangan. Dia tahu cara memasukkan dirinya ke semua strategi dengan mulus. Kehebatannya lebih berkaitan kemampuan beadaptasi. Inilah yang dikatakan Durant pada konferensi pers pertamanya bersama Phoenix Suns.
"Saya membangun permainan dengan menjadi efisien, mengambil tembakan bagus, membuat permainan bagus di kedua ujung lapangan," katanya, dikutip dari Arizona Sports. "Saya suka mengambil tembakan di midrange, saya suka melakukan hal-hal kecil selama menyerang dan saya pikir itulah yang menggambarkan seorang pemain yang serba bisa dan dapat beradaptasi dengan strategi apa pun. Saya bisa mengatur jarak dan menggunakan keahlian saya untuk membantu pemain lain. Saya telah melakukan itu sepanjang karier saya."
Tetapi, justru seorang Gilbert Arenas memiliki pandangan berbeda. Mantan pemain yang pernah tiga kali terpilih sebagai All-Star tersebut, meyakini Durant bakal menghadapi lebih banyak tekanan dengan Suns, daripada apa yang sudah dilalui sepanjang kariernya. Pada acara "No Chill with Gilbert Arenas" dari Fubo Sports, Arenas menyebut jika Suns tidak memenangkan Final NBA 2023, maka akan menjadi kegagalan terbesar dalam karir Durant.
"Suns memiliki Durant dan Devin Booker yang mampu memberikan 50, 60, atau 70 poin. Keduanya pemain setengah lapangan. Mereka bisa melumat semua tim," kata Arenas.
Terlepas dari apa yang sekarang ada dalam roster Suns, Arenas tetap menyebut bhawa Durant memiliki cacat pada catatan kariernya. Seperti ketika Oklahoma City Thunder, yang kalah dari Warriors di Final Wilayah Barat tahun 2016, padahal sudah unggul 3-1. Pada tahun berikutnya, Durant malah bergabung dengan Warriors dan memenangkan sepasang cincin juara NBA. Setelah itu, dia pindah ke Brooklyn Nets, di mana dia bergabung dengan Kyrie Irving dan James Harden. Ternyata yang ada bukan gelar juara, melainkan kekacauan di Nets.
"Mereka kesulitan membuat rencana hanya untuk Devin Booker sendiri," tambah Arenas. "Sekarang mereka menambahkan pencetak poin terbaik dalam pertandingan (Kevin Durant), Lalu ada pula penjafa rasio assist-to-turnover terbaik dalam sejarah NBA, yaitu Chris Paul. Kombinasi Durant, Booker, dan Paul menghasilkan trio yang mengesankan, dan taruhannya jauh lebih tinggi untuk Suns. Tekanan berat ada di pundak Durant," jelas Arenas.
Suns saat ini duduk di belakang Celtics dan Bucks sebagai tim favorit untuk membawa pulang Trofi Larry O'Brien pada bulan Juni 2023. (*)
Foto: Sports Illustrated