Kristaps Porzingis mencetak 41 poin, yang jadi catatan tertinggi dalam karirnya, saat Washington Wizards menang 142-127 atas Minnesota Timberwoves, Selasa, 29 November 2022, waktu Indonesia. Dari total 41 poin ini, sebanyak 29 poin dicetak selama babak pertama. Tapi bukan itu ini pembahasan kali ini. Performa menawan Porzingis memberikan bukti bahwa menara kembar atau "twin tower" yang dimilik Wolves bermasalah. Rudy Gobert sekarang jadi kambing hitam atas penurunan permainan mereka.
Timberwolves sudah kalah tiga kali berturut-turut setelah lima kemenangan beruntun. Menurut John Wilmes dari RealGM, Wolves terlalu dini untuk merelakan lima tiket draft dan empat pemain penting mereka di musim 2021-2022, hanya untuk mendapatkan Rudy Gobert. Serangan mereka di bawah rata-rata tim NBA dengan pemain berlabel frontcourt terbaik di liga. Gobert dan Karl-Anthony Towns yang dianggap mampu memberi warna baru, justru sulit berkembang. Skenario menara kembar tampaknya sulit terwujud di tahun ini.
Dalam pertandingan melawan Wizards, pasukan Timberwolves seperti ditampar kenyataan. Rudy Gobert ternyata tidak punya pertahanan yang bagus. Buktinya Kristaps Porzingis bisa lolos dan mencetak 41 poin. Sementara Karl-Anthony Towns seperti berjuang sendiri, dan puncaknya mendapatkan cedera tanpa adanya kontak dengan pemain lain. Para pendukung mulai kecewa dengan keputusan tim yang terlalu gegabah mendatangkan Rudy Gobert.
Cedera Anthony Towns menjadi berita terburuk bagi Timberwolves. Dia jatuh sendiri sambil memegangi lutut kanannya. Seringkali di NBA cedera non-kontak justru berakibat serius pada pemain. Namun hingga sekarang belum ada kabar dari pihak Timberwolves tentang perkembangan cedera Towns.
Kembali ke persoalan Rudy Gobert. Sejak kedatangan pemain asal Prancis tersebut beberapa bulan lalu, banyak pendukung Timberwolves yang ragu dengan langkah yang diambil manajemen. Dia memang pemain yang bagus, punya naluri bertahan yang luar biasa. Tapi pertanyaannya, bisakah Gobert bermain bersama Karl-Anthony Twons? Sampai akhirnya, pertanyaan ini terjawab lebih cepat, dengan rekor pertandingan 10-11 di awal musim ini. Gobert tidak menemukan tempat yang tepat dalam sistem permainan Timberwolves.
Skenario awalnya, Karl-Anthony Towns dan Anthony Edwards menjadi kunci dalam alur serangan Timberwolves. Masuknya Gobert digunakan sebagai akselerator mereka berdua. Tetapi dengan rencana besar ini mengalami kegagalan. Kepala pelatih Chris Finch, menjadi orang yang dibebani tugas oleh manajemen untuk memecahkan kebuntuan ini. Namun bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Timberwolves tidak punya banyak waktu, mereka harus bisa bangkit dengan roster yang ada. Atau, kalau sudah tidak ada cara lagi, maka melepaskan Rudy Gobert bisa jadi jalan terbaik. (*)
Foto: Sportsnet