Sebelumnya, media Taiwan mengabarkan bahwa DeMarcus Cousins akan segera menyusul Dwight Howard bermain di Liga T1. Mungkin ini jadi kabar baik, bahwa Cousins akan segera tampil. Namun di balik pindahnya Cousins ke Taiwan, ternyata pemain tersebut menyimpan pertanyaan yang menarik untuk dibahas. Dan, pertanyaan tersebut bisa dijawab oleh Bob Myers, presiden operasi bola basket sekaligus manajer umum Golden State Warriors.
Kisah ini ternyata muncul tidak sengaja. Pada tanggal 9 November 2022, Bob Myers tampil menjadi narasumber dalam acara "All The Smoke" yang dipandu Matt Barnes dan Stephen Jackson. Saat itu mereka membahas bagaimana hubungan pemain dan manajemen Warriors. Myers kemudian menceritakan bahwa dirinya masih berkomunikasi dengan DeMarcus Cousins meski sudah berpisah selama lebih dari tiga musim. Sampai pada cerita di mana Cousins mencurahkan isi hatinya tentang alasan tim-tim NBA tidak tertarik lagi padanya.
"DeMarcus pernah menelepon saya. Mungkin di bulan Oktober, dan dia berkata, 'Mengapa saya tidak masuk NBA? (tidak ada tim yang mau merekrutnya)'," kata Myers. "Dan, saya menjawab, 'Anda ingin jawaban (pertanyaan) itu?... Karena orang-orang (pemilik klub NBA) takut dengan sikap Anda. Apa pun alasannya, sikap dan perilaku sekarang diperhitungkan di NBA'".
Jawaban Myers ini menarik. Sebab, kita semua tentu berpikir bahwa seorang pemain hanya bisa masuk NBA kalau punya catatan statistik yang luar biasa. Baik itu dari sisi poin, akurasi tembakan, atau bahkan kelebihan lain, misalnya kemampuan bertahan. Tapi Myers mengatakan bahwa di NBA sekarang ada hal yang diperhitungkan oleh pemilik klub, yaitu sikap dan perilaku pemain tersebut. Baik di dalam, maupun di luar lapangan.
"Saya suka (permainan) DeMarcus. Kalian mungkin juga tahu dan mengenalnya. Tapi saya tidak bisa menyalahkan dia karena ada hal yang membuatnya sulit kembali ke NBA," kata Myers.
Foto: NBC Sports
Hal yang mengganjal tersebut dijelaskan oleh Tristi Rodriguez dari Yahoo!Sports, dalam sebuah artikel yang ditulisnya. Setelah kalah di Final NBA 2019 dari Toronto Raptors, DeMarcus Cousins meninggalkan Warriors dan pindah ke Los Angeles Lakers. Tetapi sebelum musim 2019-2020 dimulai, dia menderita cedera ACL lutut kiri dalam latihan pramusim. Cedera tersebut membuatnya parkir selama satu musim.
Di saat bersamaan, muncul berita soal penangkapan Cousins atas tuduhan kekerasan dalam rumah tangga, atau yang lazim disebut KDRT. Dalam surat tersebut memuat tuduhan bahwa Cousins mengancam akan menembak pacarnya dalam pertengkaran. Bukan hanya surat penangkapan saja yang muncul, bahkan saat itu TMZ juga membagikan rekaman audio saat kejadian. Dalam rekaman tersebut sangat jelas bagaimana sikap Cousins yang tidak mampu mengendalikan emosinya.
Memang, pada akhirnya dakwaan atas Cousin dibatalkan, seiring dengan kasus yang dilaporkan dianggap pelanggaran ringan. Tetapi kisah ini sudah mencoreng namanya sebagai pemain NBA, yang jadi panutan penggemar dari seluruh dunia. Sehingga bisa disimpulkan bahwa tim-tim tidak mau ambil risiko menjadi ejekan penggemar kalau memasukkan Cousins dalam rosternya.
"Saya katakan, inilah masalahnya," kata Myers. "Untuk kembali ke NBA, DeMarcus tidak hanya butuh rata-rata statistik. Dia harus bisa meyakinkan orang-orang kalau dirinya bisa bersikap baik. Memang tidak adil, tapi memang begitu cara untuk kembali ke NBA."
Kalau melihat catatan statistik saja, DeMarcus Cousins seharusnya sudah bisa masuk tim NBA lagi. Sebab, saat bermain di Denver Nuggets musim lalu, dia bisa mencetak rata-rata 8,9 poin, 5,5 rebound, dan 1,7 asis dalam 31 pertandingan. Tapi menurut Bob Myers, data saja tidak cukup. Cousins harus bisa membuat para petinggi klub yakin bahwa dirinya bisa mengendalikan emosi. (*)
Foto: Remove News