CLS Knights Indonesia tak perlu waktu lama untuk mendapatkan pengganti Willard Vincent "Duke" Crews Jr.. Mereka sudah mendaftarkan Evan Brock sebagai pemain asing dunia (World Import) sementara, yang akan tampil di ASEAN Basketball League 2017-2018. Brock mulai bermain dengan CLS Knights saat mereka bertandang ke markas Singapore Slingers.

Evan Brock bukan nama yang asing di basket Asia Tenggara, bahkan Indonesia. Pemain berkebangsaan Amerika Serikat tersebut pernah bermain untuk tim Indonesia Warriors di ABL 2012. Di musim tersebut, ia sukses mengantarkan Warriors juara ABL.

Brock boleh dibilang pemain yang penampilannya konsisten. Pada final ABL 2012 yang menggunakan format Best-of-Three, Brock bisa mencetak 24 poin di pertandingan pertama antara Indonesia Warriors melawan San Miguel Beermen (Filipina). Tapi torehan poinnya belum mampu membawa Warriors menang, justru saat itu mereka kalah 83-86.

Keadaan berbalik di laga kedua yang berlangsung di Britama Arena Jakarta. Warriors menang 81-61 atas Beermen. Brock saat itu mencetak 26 poin dan 16 rebound. Di laga ketiga yang berlangsung di markas Beermen, Ynares Sports Arena, Manila, Brock juga mencetak double-double (15 poin dan 16 rebound). Warriors menang 78-76 sekaligus unggul 2-1 atas Beermen. Berkat penampilannya itu, ia berhak menyandang gelar Most Valuable Player (MVP) Final ABL 2012 sekaligus menjadi juara ABL.

Kehadiran pemain Georgia, 19 April 1984 itu sangat dibutuhkan CLS Knights. Sebab tim asuhan Koko Heru Setyo Nugroho memang cukup bergantung pada Duke Crews. Lihat saja di laga perdana melawan Formosa Dreamers. Crews tidak hanya menjadi pengumpul poin dan rebound terbanyak (16 poin, 10 rebound), tapi dia juga menjadi tandem sempurna bagi Brian Williams di bawah ring. Crews juga mengirimkan empat asis dan membuat satu blok penting di laga tersebut, sebelum ia ditarik keluar karena cedera di kuarter ketiga.

Memang kondisinya saat ini berbeda. Brock sudah tidak muda lagi, dan juga tak punya cukup waktu untuk beradaptasi dengan tim CLS Knights. Karena mereka akan bertanding melawan Singapore Slingers pada 26 November 2017. Tapi, apa boleh buat, CLS Knights harus memainkannya bila tak ingin mendapatkan denda dari penyelenggara liga. Tentunya, veteran klub NBA Atlanta Hawks itu punya kemampuan lebih cepat untuk beradaptasi dengan tim CLS Knights.

Lebih jauh tentang Brock, ia merupakan lulusan University of Alabama dan bermain untuk NCAA. Brock bergabung di World Basketball Association (WBA) membela klub lokal dari Gwinnett di negara bagian Georgia, Gwinnett Ravia Rebels. Ia mencatat rataan 25 poin dan 8,5 rebound per pertandingan. Brock mendapatkan penghargaan sebagai Rookie of the Year dan All-WBA First Team Honors pada tahun 2007.

Brock berkelana keliling dunia setelah itu. Ia pernah bermain di Korea Selatan dan beberapa negara Amerika Latin. Brock bermain untuk klub Los Cocolos yang tampil di Liga Nacional de Baloncesto (LNB) Republik Dominika musim 2011. Ia bisa mengantarkan klub tersebut tampil di final. Sayangnya Los Cocolos kalah oleh tim Leones di final yang menggunakan sistem Best-of-Seven tersebut. Leones menang 4-2. Di pertandingan keenam, Brock mencetak 14 poin dan sembilan rebound. Tapi performa menawannya tak mampu membuat Cocolos menang dari Leones.

Setahun kemudian ia bergabung dengan Indonesia Warriors yang berkompetisi di ABL 2012. Ia bermain bersama Mario Wuysang yang kini ada di tim CLS Knights Indonesia. Salah satu rekannya di Indonesia Warriors, Steven Demon Thomas, saat ini tampil bersama Stapac Jakarta di Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2017. Terakhir, forward dengan tinggi 2,04 meter itu bermain untuk klub San Lazaro di Republik Dominika pada musim kompetisi 2017. (*)

Foto: dominicanosenbasket.com

Komentar