Ilusi dan Ironi Membangun Kekuatan NBA dari Bawah

| Penulis : 

Niat untuk menjadi atau mempertahankan juara NBA itu tidak murah. Semua tahu. Banyak yang mampu. Demi menjaga agar tim-tim tidak jor-joran hambur duit, NBA memiliki serangkaian aturan ketat

Setiap tim boleh hambur-hambur duit demi mencoba memuaskan syahwat jadi juara. Namun ada konsekuensi dan pajaknya. NBA punya aturan yang bernama salary cap dan luxury tax. Silakan gali sendiri lebih dalam tentang dua istilah tersebut. Batas pengeluaran untuk bayaran pemain (salary cap) NBA 2022-2023 adalah 123,655 juta dolar. Ada konsekuensi bagi tim-tim yang melebihi angka tersebut. Ada sanksi pajak (luxury tax) bagi tim-tim yang kelebihannya mencapai level tertentu.

Untuk menjadi juara musim lalu, Golden State Warriors membayar luxury tax sebesar 170,3 juta dolar. Tahun ini, Warriors akan bayar 170,2 juta dolar. Angka tersebut adalah yang tertinggi di antara tim-tim NBA.

Setelah Jordan Poole sepakat dengan kontrak senilai 140 juta dolar dan Andrew Wiggins 109 juta dolar, keduanya selama empat tahun, menurut wartawan ESPN Bobby Marks, akumulasi gaji dan luxury tax yang harus dibayar Warriors pada musim depan (2023-2024) adalah 483 juta dolar. Yup, nyaris setengah miliar dolar. Los Angeles Clippers adalah tim kedua dengan pajak tertinggi. Musim ini Clippers harus bayar luxury tax sebesar 144,7 juta dolar. Disusul oleh Brooklyn Nets dengan angka 108 juta dolar. Perpanjangan kontrak Poole dan Wiggins membuat peluang bagi Draymond Green agar tetap bisa dibayar maksimum pada musim 2024-2025 nanti menjadi sangat sulit. Yup, Draymond Green adalah salah satu pemain Warriors dengan bayaran termahal.

Kenyataan ini jadi ironi atas apa yang dilakukan Warriors dalam membangun timnya. Yaitu lewat draft dan pengembangan pemain atau penyempurnaan. Tiga pemain pilar Warriors dalam meraih empat gelar juara sejak 2015 adalah Stephen Curry, Klay Thompson, dan Draymond Green. Semua hadir lewat NBA Draft. Salah satu pemain penting di musim lalu (dan juara tiga kali dengan Warriors) Kevon Looney juga hadir lewat draft. Begitu pula Jordan Poole. Setidaknya hanya Andre Iguodala, Kevin Durant, dan Andrew Wiggins yang diambil sebagai kunci pelengkap.

Menjadi juara membuat aset-aset murah Warriors berkembang jadi mahal dan malah membebani keuangan klub. Kenyataan ini bisa membuat kita berpikir, bahwa secara alami, pada satu titik, memang butuh anggaran besar untuk prestasi di kompetisi tertinggi. Warriors, selain jeli dan cakap dalam melihat dan memoles bakat, mereka beruntung bisa mengasah para pemainnya menjadi juara.

Mahalnya ongkos pemain bukanlah salah si pemain yang makin jago. Karena begitulah seharusnya. Makin jago, maka makin mahal. Ini adalah masalah aturan. Aturan-aturan NBA sangatlah keren dan rinci. Namun sekeren-kerennya aturan NBA, mereka selalu menemukan cela dan celah yang butuh direvisi. Setidaknya itulah sepertinya yang akan diajukan oleh Warriors pada tahun 2024 nanti, saat setiap aturan akan dievaluasi kembali dan bisa jadi ada yang direvisi.(*)

Foto: nba.com

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Pemain Bintang yang Cedera di Bulan Pertama NBA 2024-2025
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo