Dalam rangka perayaan 15 tahun sejak pertama kalinya SB Dunk dipasarkan, Nike memperkenalkan seri baru SB Dunk yang dirilis pada awal tahun 2017 dengan nama SB Dunk Low Elite. Desain sepatu ini dirancang agar lebih optimal dalam mendukung performa para atlet papan luncur, sehingga memiliki konstruksi yang lebih ringan. Lebih fleksibel, dan lebih mendukung penguapan, namun tetap mempertahankan bentuk original SB Dunk Low. Struktur bantalan sepatu ini menggunakan kantung Zoom pada dasar tumit yang berukuran lebih besar dari sepatu SB Dunk Low standar.

Sepatu SB Dunk Low Elite pertama yang dipasarkan adalah edisi “Sean Malto” yang menggunakan kombinasi warna biru gelap, hitam, dan putih pada bagian atas, dengan detail minor yang menggunakan warna merah dan emas, menggunakan sol tengah yang berwarna putih dan sol luar yang menggunakan translusen biru. Hal–hal yang unik pada edisi spesial ini adalah cetakan grafik samurai pada sol dalam dan terdapat jahitan benang merah pada logo Nike.

Sean Malto adalah seorang atlet papan luncur asal Amerika Serikat keturunan Filipina-Amerika, yang memulai karir profesionalnya pada tahun 2008 dan mendapatkan penghargaan “Rookie of The Year” dari majalah Transworld Skateboarding Magazine pada tahun 2009. Pada tahun kedua karir profesionalnya, Malto menjadi juara pada kompetisi CPH Pro tahun 2010, SLS seri California tahun 2010, dan SLS seri New jersey tahun 2011. Malto mengalami cedera pergelangan kaki parah pada tahun 2013 yang nyaris menamatkan karir papan luncurnya dan membutuhkan waktu tiga tahun untuk pemulihan cedera dan mengembalikan kondisi primanya. Pada tahun 2017 dengan menggunakan SB Dunk Low Elite, Malto berusaha keras untuk kembali berprestasi di berbagai kompetisi papan luncur profesional.

Bagian Atas

Konstruksi bagian atas sepatu ini menggunakan lapisan kulit sebagai pelapis luar dan menggunakan rajutan tekstil sirkular, berbeda dengan SB Dunk Low Pro yang umumnya menggunakan lapisan kulit pada seluruh bagian atas. Penggunaan lapisan tekstil yang berstruktur rajutan sirkular sebagai pengganti kulit, membuat sepatu ini menjadi lebih ringan, lebih fleksibel, dan lebih mendukung penguapan.

Bagian Bawah

Bantalan sepatu ini menggunakan phylon sebagai sol tengah dengan kantong Zoom yang berukuran besar pada area tumit. Kantong Zoom yang berukuran lebih besar dari SB Dunk Low Pro dapat menghasilkan pijakan yang lebih responsif.

Sol luar sepatu ini menggunakan bahan translusen dengan densitas yang lebih rendah dari SB Dunk Pro yang menggunakan karet solid. Selain itu sepatu ini memiliki alur-alur lekukan yang lebih banyak dengan tonjolan – tonjolan yang lebih tipis. Sehingga sol sepatu ini lebih mendukung fleksibilitas dari versi originalnya.

Kesimpulan

Nike SB Dunk Low Elite terkesan memiliki konstruksi yang lebih baik dalam mendukung performa atlet profesional. Konstruksi yang lebih ringan, lebih fleksibel, dan bantalan yang lebih responsif, berarti lebih efisien dalam mendukung pergerakan para atlet papan luncur. Walau demikian struktur SB Dunk Low Pro yang lebih solid tentu saja memiliki proteksi dan kekuatan yang lebih baik.

Apapun pilihan anda sebagai altet papan luncur, kedua seri SB Dunk Low ini (Pro dan Elite) memiliki konstruksi yang telah terbukti dapat mendukung performa para atlet papan luncur yang berprestasi di tingkat internasional, dan tidak terbukti adanya perbedaan yang dapat mempengaruhi performa secara bermakna. Pilihan tergantung selera Anda.

Populer

Hawks Kena Denda Karena Tidak Memainkan Trae Young
Lakers Dihajar Big 3! Lima Kekalahan Beruntun Suns Akhirnya Terhenti
Lithuania Menegaskan Tidak Naturalisasi D’Angelo Russell
Damian Lillard Kerja Keras, Bucks Naik Posisi Teratas Grup
Tujuh Tim Mengunci Tempat di FIBA Asia Cup 2025
Charles Barkley Kritik Kebijakan Lakers Soal Bronny James
Steve Kerr Disalahkan Atas Dua Kekalahan Beruntun Warriors
Timberwolves Kandas Lewat OT, Rockets ke Perempat Final NBA Cup
Pelatih Terkaya NBA Ternyata Bukan Pelatih Termahal Musim Ini
Sisa 2 Gim di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025, Bagaimana Peluang Indonesia?