Bimasakti Nikko Steel Malang terjebak di tren performa buruk. Dalam 14 laga yang sudah dimainkan, Yanuar Dwi Priasmoro dan kawan-kawan hanya menang tiga kali. Tidak bermainnya Yanuar di beberapa laga terakhir membuat Bimasakti sulit menemukan jalan kembali ke jalur kemenangan.
Jalur kemenangan masih tertutup ketika Bimasakti bertemu Garuda Bandung. Bimasakti kalah telak 45-73.
Tertinggal hanya dua angka di kuarter pertama ternyata bukanlah pertanda yang cukup baik bagi Bimasakti. Karena pada kuarter berikutnya, Garuda memperlebar keunggulan menjadi 10 angka (38-28).
Akurasi Bimasakti sebenarnya membaik. Dari 29 persen di kuarter pertama menjadi 46 persen di kuarter kedua. Hanya saja, Garuda lebih agresif. Diftha Pratama dan kawan-kawan menambah jumlah peluru yang ditembakkan ke arah ring Bimasakti. Akurasinya pun mencapai angka 47 persen.
Kestabilan Garuda dengan mudah menaklukkan kecenderungan menurunnya performa Bimasakti. Bimasakti tidak lebih baik di dua kuarter akhir.
Raihan poin terbanyak Bimasakti diberikan oleh Made Indra yang mengumpulkan 12 poin. Sementara di Garuda, Sigit Harun memasukkan 21 poin dengan rata-rata field goals 80 persen.
Foto: Dokumentasi IBL.