Permainan seru dan menarik ditampilkan Pelita Jaya EMP Jakarta saat berduel dengan Aspac Jakarta. Walau sempat sama-sama dominan, Pelita Jaya mampu menguasai tempo di akhir laga. Pelita Jaya menang 66-56.
Pelita Jaya dan Aspac adalah dua tim dengan rata-rata serangan terbaik hingga Seri 1 IBL. Aspac dan Pelita Jaya masing-masing memiliki offensive rating di atas 100.
Data ini dimanfaatkan dengan jeli oleh Benjamin Alvarez, kepala pelatih Pelita Jaya. "Offensive rating Aspac sangat tinggi. Oleh karena itu, yang paling pertama harus saya perhatikan adalah pertahanan," jelasnya seusai laga.
Walau tidak terlalu terlihat di awal, pertahanan Pelita Jaya mulai menunjukkan ketebalannya di kuarter ketiga. Hebatnya, hal ini juga disokong dengan akurasi yang menajam.
Di kuarter ketiga, Aspac hanya mampu mencetak sembilan poin. Terendah dibanding tiga kuarter lainnya. Sementara Pelita Jaya mampu menambah 19 angka.
Situasi ini membuat pola serangan Aspac menjadi tidak beraturan. Pada kuarter empat, Aspac lebih banyak bertumpu kepada Andakara Prastawa.
Prastawa memasukkan 12 dari total 18 poin Aspac di kuarter akhir. Point guard yang masuk sebagai pemain pengganti ini kemudian menjadi pengumpul angka terbanyak bagi Aspac dengan total 20 poin.
Pada saat menyerang, Adhi Pratama dan Ponsianus "Komink" Indrawan sangat dominan. Keduanya mencetak double-double. Adhi dengan 17 poin dan 13 rebound, Komink dengan 10 poin dan 10 rebound.
Tentang tajamnya serangan Pelita Jaya dengan akurasi mencapai 40 persen, Benjamin tetap menganggap kemenangannya adalah buah kedisiplinan pemain saat bertahan.
"Saya tahu bahwa pertahanan yang kuat akan membawa kita menjadi juara. Hal itu pula yang membawa kami menang malam ini," tegasnya. (*)
Foto: Dokumentasi IBL.