The system is lazy. It focuses on the things that are easy to measure: How fast can you type, what was your score on the test, how many followers do you have?

One way to move forward is to learn discernment. You can discover overlooked value by measuring things that are difficult to measure.

And finding the energy and commitment to do things that others might not easily measure in the short run is the best way to make a difference.

Begitu kata Seth Godin dalam salah satu tulisannya. Judulnya The Easy Measurements. Dalam tulisan di bawah, gw hanya mencoba menafsirkannya dari sudut pandang subyektif gw.

Kita mungkin memang terbiasa hidup di sistem yang malas. Sangat fokus pada hal-hal yang mudah pengukurannya (jadi ingat buku "Problem Produk Domestik Bruto" tulisan Lorenzo Fioramonti). Kalau kata Seth Godin di atas: Seberapa cepat lu bisa mengetik, berapa nilai ujianmu, berapa banyak pengikutmu (followers) di media sosial.

Gw ingin menambahkan contoh versi gw: Berapa tinggi badanmu, yang kemudian seolah-olah menjadi patokan itulah yang akan menentukan apakah tim basketmu akan menang dalam setiap pertandingan.

Mari belajar mengamati suatu hal dengan seksama. Kemudian temukan dugaan-dugaan yang tingkat akurasinya tinggi. Dengan cara itu, kita mungkin akan menemukan hal-hal penting yang terlewat. Menemukan hal-hal yang sulit terukur tetapi sebenarnya punya dampak signifikan terhadap hasil akhir yang diinginkan, bila ditera dengan tepat.

Basket bukan sekadar masalah tinggi badan. Bahkan dalam tingkat ekstrim, gw meyakini basket bukan masalah tinggi badan. Basket bukan pula masalah bisa lantun bola (dribble), oper (passing), menembak (shooting), atau triple-threat. Basket masa kini adalah masalah melantun bola yang benar, mengoper bola yang benar, menembak bola yang benar, dan hal-hal lain yang benar. Faktor “yang benar” adalah hal-hal yang patokan ukurannya tidak mudah. Harus teliti dalam menemukan angka yang pas.

Mencurahkan energi dan komitmen untuk urusan-urusan yang kelihatannya sepele padahal justru sangat penting adalah cara terbaik untuk menjadi beda. Beda yang lebih baik pastinya. Dan, hey, kemampuan untuk melihat hal-hal yang kelihatannya sepele padahal sangat penting ini pun tidak mudah. Ia adalah hasil dari komitmen dan energi besar dalam mencintai sebuah ladang tertentu. Tanpa mengetahui cara melantun yang benar, tanpa mengetahui cara oper bola yang benar, tanpa tahu cara menembak yang benar, maka setiap lantunan, operan, dan tembakan, apalagi dilakukan di ranah liga profesional akan terlihat seolah-olah sudah benar. Padahal jelas belum tentu. Mustahil bisa lihat bedanya bila tak ada ilmunya. Tetapi kenapa masih ada yang mandek hanya melihat gampangnya saja? Ya seperti Seth Godin di atas: “The system is lazy”.

Tadi malam, 14 Maret, setelah kemenangan NSH Mountain Gold Timika, 67-53 atas Evos Thunder Bogor di lanjutan IBL 2022, gw berkesempatan menanyakan satu hal kepada Anthony Garbelotto, Kepala Pelatih NSH.

Pada saat pertama melatih NSH, apa yang Anda lihat dan apa yang segera ingin Anda ubah?

"Saat pertama kali saya melihat para pemain (NSH), saya tahu mereka punya bakat. Namun juga banyak sekali kekurangan dan hal yang harus dibenahi. Jadi saya mengambil pendekatan struktural. Pertama, saya harus meningkatkan kemampuan teknik bermain para pemain. Pada minggu pertama, saya lihat para pemain tidak melakukan operan bola (passing) dengan benar. Jadi pada minggu pertama, kami harus membenarkan cara passing terlebih dahulu dan semua hal yang terkait dengan kemampuan fundamental. Lantun bola (dribble), semuanya. Semua hal-hal yang dasar (fundamental). Kemudian selanjutnya, kami harus meningkatkan kemampuan kami saat bertahan (defense). Sesuatu yang harus terus kami pegang kuat selama proses ini. Lalu kemudian 'conditioning'. Inilah hal yang sejak hari pertama, selalu saya tekankan bahwa kami harus menjadi tim dengan 'conditioning' terbaik (di IBL). Kami tidak punya pemain nasional. Kami tidak punya pemain-pemain terbaik. Jadi, saya rasa, itulah proses pertamanya (di NSH)," jawab Anthony Garbelotto.

Bagi gw, jawaban Anthony Garbelotto menunjukkan bahwa ia fokus pada hal-hal yang ukurannya tidak mudah. Namun sejauh ini, rasanya mudah mengatakan bahwa proses yang dilakukan Anthony Garbelotto di NSH cukup berhasil. NSH per hari ini ada di puncak klasemen Divisi Putih dengan 11 kemenangan dari 13 laga. Walau kemudian ia menegaskan belum bisa tenang selama NSH belum memastikan diri lolos ke playoff atau mengalahkan tim-tim kuat seperti Prawira, Pelita Jaya, RANS (yup, ia menyebut RANS), dan Satria Muda.(*)

Foto: Hari Purwanto

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Pemain Bintang yang Cedera di Bulan Pertama NBA 2024-2025
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!