Perdebatan ini kembali mencuat ke publik, yaitu tentang kenapa tidak banyak pemain WNBA yang punya sepatu khas. Sejauh ini hanya pemain NBA atau liga laki-laki yang mendapatkan kontrak dari merek-merek olahraga ternama. Ternyata ada alasan kuat di balik masalah ini. 

Olahraga perempuan, dalam hal ini liga basket Amerika Serikat (WNBA) sering kali dijauhkan dari percakapan pernak-pernik, terutama sneaker. Padahal secara pasar, mereka dinilai sangat besar. Ketika Breanna Stewart menandatangani kontrak sneaker eksklusif dengan Puma pada tahun 2020, momen itu dianggap sebagai kemenangan bagi seluruh WNBA. Namun, ini juga menimbulkan pertanyaan, mengapa butuh waktu lama bagi salah satu pemain paling menarik dalam bola basket wanita untuk dikenali oleh sebuah merek sepatu.

Perbandingannya adalah ketika banyak pemain muda yang baru bermain di NBA sudah dilirik oleh merek olahraga seperti Nike, Adidas, Puma, dan lainnya. Sementara butuh waktu lama bagi pemain berbakat WNBA untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Sampai saat ini, hanya ada sepuluh pemain WNBA yang mendapatkan sepatu khas (signature sneaker). Mereka adalah Rebecca Lobo (Reebok), Sheryl Swoopes, Lisa Leslie, Dawn Staley, Cynthia Cooper, Chamique Holdsclaw, dan Diana Taurasi (Nike), Nikki McCray (Fila), Candace Parker (Adidas), dan Breanna Stewart (Puma). Padalah WNBA sudah ada sejak 1997. Sebaliknya di NBA sudah ada 18 pemain yang memiliki kontrak eksklusif dalam bentuk sepatu khas, dan jumlahnya bisa bertambah lagi. 

Jawaban pertama untuk pertanyaan itu, dan mungkin yang paling tidak memuaskan yaitu pemain perempuan menghasilkan keuntungan lebih sedikit dari pemain laki-laki. Oleh karenanya, merek-merek ternama tidak mau menggelontorkan dana untuk memberikan kontrak kepada pemain perempuan. Padahal secara kebutuhan, para pemain WNBA lebih membutuhkan dorongan agar mereka bisa mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

Kenyataannya, secara keseluruhan, bola basket profesional memiliki pendapatan lebih dari AS$8 miliar di Amerika Serikat yang dibagi untuk NBA dan WNBA. NBA menghasilkan sekitar AS$7,4 miliar, sedangkan WNBA menyumbang sekitar AS$60 juta. Tapi pada tahun 2019, gaji rata-rata atlet NBA adalah AS$8.3 juta, sementara untuk WNBA rata-ratanya sekitar AS$75 ribu. Kedatangan merek-merek ternama yang memberikan kontrak kepada pemain peremuan bisa membantu meningkatkan gaji mereka.

Tiffany Beers, desainer ikonik dari sepatu sneaker Mag Nike dan Air Yeezy pertama Kanye West, mengatakan bahwa produk wanita dinilai punya keterbatasan. Saat mendesain produk untuk atlet WNBA, seperti sneaker, maka ukuran dan modelnya sangat terbatas. Berbeda dengan Air Jordan yang bisa diterima secara luas baik laki-laki dan perempuan, serta bisa digunakan untuk fashion sehar-hari. 

"Semua sepatu Air Jordan adalah sepatu basket berperforma tinggi yang bisa dipakai orang setiap hari," ujarnya. "Tapi tidak ada yang pernah memakai sneaker wanita untuk kebutuhan sehari-hari."

Sementara itu, Jasmine Baker, pendiri @WeGotGame2, berpendapat bahwa merek-merek olahraga harus mendukung pemain WNBA. "Saat ini kita berada di era baru bola basket wanita dan pertanyaan saya adalah apakah merek siap untuk menggunakan ini atau tidak," katanya, dikutip dari Input Mag. 

Dengan dua pendapat tersebut maka kini keputusan ada di tangan perusahaan olahraga. Apakah mereka siap untuk memberikan kontrak untuk pemain WNBA. Karena kalau melihat situasi yang ada berkaitan dengan sorotan media, ternyata perusahaan olahraga punya alasan yang kuat. Hampir 40 persen atlet Amerika Serikat adalah perempuan, namun mereka hanya menyumbang dua hingga empat persen dari liputan media. 

"Liga olahraga laki-laki yang paling jarang dilihat penonton pun memiliki sponsor utama dan disiarkan di televisi," kata Erica Ayala, seorang jurnalis olahraga. "WNBA dan liga perempuan lainnya diharapkan melakukan pemasaran mereka sendiri dan mencapai tingkat pemasaran kompetitif tanpa sumber daya yang memadai. Akibatnya, tidak banyak investasi yang datang dari perusahaan olahraga."

Pemirsa olahraga perempuan jelas sulit ditingkatkan tanpa liputan media, elemen penting dalam sponsorship. Merek tidak menghasilkan banyak uang untuk produk atau pakaian, sehingga fokus perusahaan hanya membuat produk yang dinilai menguntungkan, yaitu dari olahraga pria. 

Bola basket adalah olahraga yang telah melahirkan beberapa tren dan tokoh paling berpengaruh dalam sejarah. Dari arena yang berkilauan hingga mode sisi lapangan hingga status selebritas para pemainnya, itu bergantung pada penayangan dan keterlibatan serta kinerja. Penanda budaya seperti waralaba Space Jam dan gaya eksperimental Dennis Rodman memperkuat warisan abadi bola basket di masyarakat. Namun, sebagian besar perhatian ditujukan untuk laki-laki. Meskipun WNBA dinilai sudah setara dengan NBA secara permainan, tapi ada perbedaan yang memengaruhi gaji, pemasaran, dan penjualan pernak-pernik. Termasuk juga transaksi sneaker di NBA semakin ramai, sebaliknya di WNBA hanya mendapatkan sisanya. (tor)

Foto: Puma Hoops

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Pemain Bintang yang Cedera di Bulan Pertama NBA 2024-2025
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025